14. pt-1

1.6K 223 97
                                    

Harry merasa hancur. Satu-satunya keluarga yang dia punya sudah tidak ada. Dan dia tidak bisa membunuh pembunuhnya. Itu adalah pukulan telak baginya.

Malam itu saat dia ingin membunuh Bellatrix, dia tidak bisa. Dia melihat wajah Hermione di wajah Bellatrix. Kendati kutukan sudah di ujung bibirnya, dia membiarkan Bellatrix lolos.

Dia tidak bisa membunuh Bellatrix dengan wajah Hermione.

Lalu saat dia bertarung dengan Voldemort, Harry melihat cara pria ular itu memandang Hermione. Itu sesuatu yang tampak serakah dan obsesif. Harry yang merasa hancur bertambah menjadi ketakutan, marah, dan frustasi.

Kembalinya dari Departemen Misteri, dia mengurung diri. Jiwanya terasa kosong. Adapun Neville, Ron, dan teman sekamarnya yang lain menghiburnya. Kemudian saat dia ke Grimmauld Place, dia ke kamar Sirius. Dia melihat poster-poster sexy wanita muggle, miniatur, dan barang-barang muggle lainnya. Dia juga melihat foto Sirius dan kedua orang tuanya.

Lalu saat tatapannya beralih, dia melihat wajah yang familiar. Seorang balita yang sedang tertawa riang di halaman luas.

Itu Hermione.

Ada catatan di belakangnya.

Aku akan memperkenalkan Harry kepadamu.

Tapi itu tidak pernah terjadi.

Matanya berkabung. Dia keluar dari kamar Sirius. Sekarang dia berdiri di depan Pohon Keluarga Black. Tatapannya mengarah ke lukisan Bellatrix Black dengan pandangan membunuh.

Bagaimana mungkin Hermione yang baik harus memiliki wajah seperti dia? Wanita itu jahat, gila, psikopat, maniak.

Harry tersenyum sedih. Walaupun memiliki wajah cantik yang sama. Mereka berdua berbeda. Hermione adalah sahabatnya, saudara perempuannya. Gadis yang selalu membelanya, mendukungnya, berdiri di sisinya, dan tidak pernah meninggalkannya.

Kenapa gadis seperti Hermione harus memiliki orang tua kejam seperti Rodolphus dan Bellatrix?

***

Hermione sama hancurnya dengan Harry. Dia tampak kurus dan pucat. Matanya kosong dan terdapat lingkar hitam di bawah matanya.

Setelah dari Departemen Misteri, Narcissa mengiriminya surat. Bahwa dia turut berduka atas kematian Sirius. Bahwa dia tidak boleh pulang ke Manor. Bahwa Lucius dihukum oleh Voldemort karena gagal melaksanakan tugasnya dan dikirim ke Azkaban oleh Auror. Bahwa sekarang Malfoy Manor menjadi Markas Pelahap Maut atas kegagalan Keluarga Malfoy.

Dia tidak memiliki tempat tinggal lagi. Dia tidak tahu harus kemana. Mungkin Profesor Dumbledore akan mengizinkannya tinggal di kastil sampai usianya legal.

Tetapi, Molly Weasley menawarinya tempat tinggal di Burrow. Awalnya Hermione menolaknya. Setelah berdebat panas akhirnya dia setuju. Tinggal bersama Weasley's dan sekamar dengan Ginny.

Itu menyenangkan. Sesuatu yang belum pernah dialami Hermione. Seperti bertukar tawa sebelum tidur, berebut kamar mandi dengan si kembar, membantu Molly memasak, berbicara dengan Ron saat makan, berburu dengan Arthur, dan masih banyak lagi.

Sampai Ron mengajaknya untuk menjemput Harry. Awalnya Hermione menolak, dia belum siap bertemu dengan Harry. Setelah dipaksa dan diyakinkan akhirnya Hermione mau.

***

"Hai," sapa Hermione ramah pada pemuda asing yang membuka pintu rumah Harry.

Pemuda itu menatap Hermione dengan mulut menganga lebar.

Ya Tuhan, gadis ini sangat cantik.

Gadis ini jelas bukan sembarang gadis. Dia memakai gaun dengan kain mahal. Aksesoris jepitan di rambutnya menegaskan siapa dia.

la viéWhere stories live. Discover now