22. Permohonan

36.5K 4.4K 252
                                    

NIH, PART ISTIMEWA BUAT KALIAN YANG NGOMONG GUS AMAR NAFSUAN TERUS.

NIH, PART ISTIMEWA BUAT KALIAN YANG NGOMONG GUS AMAR NAFSUAN TERUS

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

===

"Beneran harus sekarang ya, Mah?" tanya Afifah saat Ummah Asiyah menyuruhnya untuk packing baju subuh-subuh sebab hari ini ia akan pulang ke Albasyari bersama Gus Amar.

"Iya dong. Sekalian aja gitu, Nduk," jawab Ummah Asiyah. Ia menyambungnya. "Udah sana kamu siap-siap dulu, Ummah mau siapin bekal sama bingkisan buat Ummi Nadira." Wanita beranak 8 itu yang hanya Gus Zain, Ning Elsa, Ning Rohman, dan Afifah saja yang terekspos kemudian pergi ke dapur yang sudah ada abdi ndalem.

Dengan helaan napas berat, Afifah berjalan menuju lemarinya untuk memasukkan barang dan pakaiannya yang telah bertambah banyak ke dalam koper.

"Ambil sisi positifnya aja ya Fah, nanti di sana kan kamu pasti bakal di jauhi Gus Amar karena pria itu kembali ke aktivitasnya. Juga di sana kamu pasti bisa main sama Amin lagi. Udah kangen kan sama dia?" tuturnya berusaha mengembalikan mood baiknya kembali setelah tadi malam harus merasakan kekesalan dalam mengguyur diri dengan dinginnya air mandi taubat ulah Gus satu itu yang sangat ingin ia hilangkan dari sekitarnya karena terlalu membawa dampak buruk bagi perasaan yang terus merasakan segala perasaan jelek.

Afifah juga tak lupa mengemasi pakaian baru dan memplastiki beberapa jenis jajan lebaran yang akan dihadiahkan ke Amin. Teman tersayang yang telah menemani kisah-kisah panjangnya.

Setelah selesai dengan aktivitasnya, Afifah mendongak ke arah jam dinding yang sudah menunjukan pukul 7 pagi. Ia menarik napas panjang sambil mengembangkan senyum untuk mengawali pagi ini dengan sedikit keceriaan agar di waktu-waktu selanjutnya moodnya akan terus membaik dengan sendirinya.

Ia pun kemudian keluar dari kamar dan yang dilihatnya pertama kali adalah Gus Amar tengah mengobrol dengan Abinya di ruang tamu.

Ingatan tadi malam yang ingin segera ia hapuskan dalam pikiran malah datang yang tentu membuatnya merasa malu dan jijik secara bersamaan. Kedua perasaan itu mendorongnya untuk masuk kembali dan memakai masker agar wajahnya tak bisa Gus itu pandang secara mentah-mentah.

"Nduk Afifah! Nduk!" panggil Abi Utsman dari ruang tamu.

Sebagai bentuk hormatnya sebagai anak dan juga orang yang tak memiliki banyak ilmu, Afifah langsung keluar setelah mendapatkan panggilan itu yang untungnya ia sudah selesai memakai masker.

"Dalem, Bi," Afifah menekuk kedua kakinya di jarak 5 meter lalu berjalan dengan lututnya lebih mendekat ke Abinya sampai 2 meter ke depan.

"Udah sarapan?" tanya Abi Utsman basa-basi.

"Belum, Bi,"

"Mau sarapan sekarang atau nanti?"

"Nanti aja,"

Abi Utsman kemudian mengangguk dan tak langsung mengatakan tujuannya memanggil putrinya ke sini.

"Fifah udah tau kan kalo Gus Amar dan kamu udah menikah?" tanya Abi Utsman 1 menit kemudian.

Ning Kecilku √ (Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang