XI. Telah Lalu

1.4K 82 44
                                    

Throwback

"Jatuh cinta tuh rasanya gimana?"

Berry terbatuk-batuk. Kuah bakso yang tadi dia beri enam penuh sendok makan sambal serasa masuk ke hidung lalu ke tenggorokan dan paru-paru. Nggak sih, Berry berlebihan aja.

"Sehat, yan?"

Rian mendelik. "Lo yang sakit, sakit jiwa."

"Oalah asu." maki Berry. Dia meminum es tehnya sebelum siap mendengar curhatan temannya ini yang tumben-tumbennya bahas tentang cinta. Mending bahas Rangga.

Abis nonton cinta fitroh kayaknya, Berry yakin.

"Sama siapa lo?"

Rian mengernyit. "Apanya?"

"Dikuburnya." sahut Berry sewot.

"Astaga." Rian agaknya tobat.

Berry memutar matanya jengah.

"Serius bro, gue capek banget ngomong sama lo." ucap Berry yang kayaknya memang udah capek beneran.

Rian nyengir lalu menggaruk tengkuknya. "Masih gue rahasiain."

"Halah tai, paling sama cewek anak IPA 1 kan? Yang pake kacamata itu?"

"Ya nggak lah." sanggah Rian dengan santai. "Gue aja ga kenal, dia aja yang ngejar-ngejar gue."

Berry iyain aja, capek hati dia. Rasa-rasanya tersakiti karena dia dan Rian kayaknya ga beda-beda banget, tapi kok Rian mulu yang dikejar-kejar cewek? Berry merasa dunia ga adil, padahal dia juga ganteng. Kata ibunya sih.

Duh, kan jadi panas hati dia. Berry menyeruput dengan tidak santai es tehnya untuk mendinginkan batin, jiwa, dan raganya.

"Ya sama pacar gue lah."

Berry kembali tersedak part kesekian.

Berry memelototkan matanya pada Rian. "Lo udah punya pacar, yan? Buset gile kok gue ga tau."

Rian yang duduk dihadapannya dengan sekotak sari kacang hijau, menaikkan bahunya. "Ya karena gue ga kasih tau?"

Sambil sedikit memaki, Berry berusaha tabah dan tawakal.

"Lo serius tanya gue?" tanya Berry dongkol.

"Ya nggak sih." Rian menjawab enteng.

"Asu."

Sabar Ber, nanti gantengnya hilang.

"Gue cuma bingung, apa yang gue rasain ini sebenarnya sih."

Temannya itu tiba-tiba saja sudah mendaratkan jidatnya di meja kang bakso yang agaknya berminyak jarang di bersihkan. Untung bakso Berry telah kandas hanya tersisa sedikit kuah yang kini tumpah kemana-mana karena efek getaran seismik dari jidat Rian.

Dengan telaten, Berry membersihkan kuah baksonya yang tumpah dengan kain seadanya di sana. Kayaknya sih baju partai punya kang baksonya.

"Rasanya kayak, apa ya? Lo ga mau jauh-jauh dari dia, kepikiran terus sampe liat lo aja nih Ber, kepikiran dia." tutur Rian yang sudah beraura madesu.

"Pasti pacar lo cantik ya ampe kalo liat gue inget dia." kata Berry percaya diri.

Rian berkedip-kedip sepertinya sih lagi mikir. Ia lalu menggeleng dan berkata, "nggak, dia ganteng."

Kalau yang ini Berry ga bisa tersedak. Dia lagi ga makan sih, tapi tetap acara jadi Inem pelayan seksi mendadak berhenti. Dia segera memasang tampang 'sumpeh lo?!' pada Rian. Yang ini entah untuk tanpa sadar Rian bilang dia ganteng atau fakta bahwa pacar Rian itu ganteng.

SplashWhere stories live. Discover now