18. Fighter

11 0 0
                                    

.

.

Jane's POV, 30 menit yang lalu...

Lee Jane, bangun! Ayo kamu harus bangun, kamu dilarang lemah!

Aku terkesiap lantaran sesuatu yang basah menampar wajah, guru-guru di hadapanku tertawa puas; memperlakukan seseorang yang berbeda secara bengis adalah tradisi di masing-masing Distrik.

Aku terkesiap lantaran sesuatu yang basah menampar wajah, guru-guru di hadapanku tertawa puas; memperlakukan seseorang yang berbeda secara bengis adalah tradisi di masing-masing Distrik

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"gila juga ya, bisa-bisanya saya sebagai wali kelas kamu ngga tau kalo kamu golongan mereka yang ngga punya hak untuk hidup." Ujar mr. Rie, "gimana rasanya berhasil nipu satu sekolah?"

Mulutku bungkam, tak sanggup menyangkal atau memberontak. Situasi ini sudah lama sekali tidak kualami... terakhir kali aku berlatih dengan Ayah pun jauh sebelum usiaku menginjak remaja.

PLAK! Mr. Im menamparku dengan santai, tatapan ramah yang biasa ia tebarkan pada siswi-siswi di sekolah benar-benar sirna. Hanya ada tatapan pembunuh yang ambisius.

 Hanya ada tatapan pembunuh yang ambisius

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"kaum jahanam." Makinya. "kalian itu hasil hubungan terlarang antar kaum, kamu tau? Berharap tidak ada sekat-sekat antar manusia? Itu cuman angan-angan jaman nenek moyang. Seharusnya kalian ngga ada di---"

"seharusnya ngga ada peraturan yang misah-misahin manusia, mister." Sergahku tak sabar mendengar cercaan mr. Im, "udah waktunya manusia bergabung jadi satu kesatuan, bukan kayak binatang yang dibedain antara herbivora dan karnivora."

"diem kamu!" sentak mr. Im yang lagi-lagi menamparku.

"saya dibesarin orangtua saya buat ngomong kalo diperlukan." Balasku, "contohnya... bicara buat numpas omong kosong mister."

Naik pitam, Mr. Im nyaris menghajarku dengan mistar kayu di dekat meja kerjanya tapi mr. Rie dengan cepat menahan. "simpen tenaga Bapak, biar Deputy yang beresin dia... sebentar lagi mereka sampe."

"gue mau keluar, lama-lama emosi." Cetus mr. Im seraya keluar ruangan, aku menerawang ke sekitar memikirkan cara untuk kabur dari sini sembari tanganku diikat di kursi kayu. Oh iya... baru ingat kalo aku punya 'senjata' di tangan kanan, baiklah... aku akan menggunakannya dengan efisien.

Dengan susah payah aku mencari kesempatan untuk menggores tali yang mengikat jemari dengan kuku ku agar tidak ketahuan oleh mr. Rie, selang dua puluh menit berlalu tiba-tiba terdengar alarm pemadam berbunyi lantang.

"Kebakaran di lantai atas, semuanya turun!!" seru guru lain ditambah dengan kericuhan dari para siswa yang berebut melewati ruang guru. Disela keributan muncul dua sosok bertopeng mendobrak ruangan tempatku disekap, mereka datang membawa senjata api.

"siapa kalian??" seru mr. Rie dengan panik membuka laci meja dan mengeluarkan pistol. "apa mau kalian?? Heh jawab!"

Dengan timing yang sesuai, salah satu sosok bertopeng melemahkan tangan mr. Rie sementara sosok yang lain menodong dengan pisau seraya sosok bertopeng lain muncul melepaskan ikatan dan menyentuh tangan kananku.

"I--" aku terkesiap menyadari sosok bertopeng itu namun ia mengatupkan telunjuk di depan bibirnya, seraya kami keluar dari ruangan.... Aku menatap mr. Rie yang tatapannya berubah memelas.

"Ampunin saya..." ucapnya gemetar, "saya cuman... saya cuman suruhan Turunan Deputy Jane, sumpah saya ngga bermaksud buat--"

"Ayah saya mati gara-gara kalian dan kalian harus bayar semuanya!" kurampas pisau dari salah satu sosok bertopeng dan mengiris pergelangan tangan mr. Rie yang lama kelamaan menjerit kesakitan.

"ampuuuun!! Ampunin sayaaaa!" serunya berulang ulang, aku nyaris membelah pergelangan tangannya namun sesuatu menghantam kepala membuatku tak sadarkan diri.

.

Author's POV

Kyu dan Jongho terkesiap saat Jane jatuh dihantam gagang pistol oleh Ino. "kenapa pada bengong sih?" tanyanya ketus. "kita itu komunitas yang merjuangin hak, bukan komunitas pembunuh."

"so—sorry, gue ngga nyangka Jane se nekad itu." Cicit Kyu. "asli... dia mau motong... itu mr. Rie loh, guru kita."

"udah bang gausah kagetan gitu, cepet angkat Jane keluar dari sini." Ajak Jongho seraya keluar dari kepulan asap buatan mereka dengan susah payah.

"team Deputy udah di depan gerbang, kalian dimana??" panggil Jihyo dari in-ear yang Ino gunakan. "cepet keluar, Hwasa bawa pasukan banyak banget!"

"kenapa?" tanya Kyu merasa ada yang tidak beres.

"Pasukan dah masuk gedung, cepetan!" teriak Jihyo, "Ino! Lo denger gue kan??"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Pasukan dah masuk gedung, cepetan!" teriak Jihyo, "Ino! Lo denger gue kan??"

Ino melihat ke sekitar dan menyadari bahwa letak ruang guru berdekatan dengan mobil JB yang ia parkir di belakang gedung. "Jihyo, siapin anggota yang lain... gue mau lempar Jane dari ruang guru."

"anjir gila lu bang? Bisa mati anak orang!" Jongho melongok ke bawah dan melihat ratusan manusia berseragam navy melempar gas air mata menuju jendela-jendela yang terbuka.

"pasukan! Bunuh kaum Ambidex dan siapapun yang terlibat!" titah Hwasa dari megaphone, "tidak ada ampun buat mereka pendukung kaum jahanam!!"

perlahan Jane tersadar dan berucap, "gue... gue harus bertarung, demi Ayah... para Deputy sialan itu harus mati."

.

.

.

pekan depan SEASON 1 COMPLETE gaes~

give author much love and support ya :D

Friday, 6th Aug 2021

M.D.X • SKZ Lee Know SEASON 1 ✓Where stories live. Discover now