09 ─ weird

698 146 5
                                    

Hari ini adalah akhir pekan, semua orang sedang asyik berada rumah. Jeno dan Chenle berada di beranda rumah, mereka tengah menyeruput teh hangat sambil duduk di kursi.

"Chenle, kau tahu? Aku ingin sekali menanam beberapa tanaman. Namun aku tak memiliki cukup waktu untuk merawat nya."

"Aku kini berada disini, aku bisa membantu mu!"

"Benarkah? Apakah kau tak keberatan?"

"Tentu, Kak. Aku akan dengan senang hati merawat tanaman yang kau miliki."

"Baiklah, sore ini aku akan membeli beberapa tanaman. Kau akan ikut?"

"Tidak, aku di rumah saja."

Di luar dugaan, ternyata setelah Chenle tinggal bersama nya dan Jisung, Jeno merasa rumah ini menjadi hangat. Ia juga tak merasa di repotkan oleh keberadaan Chenle disini, karena Chenle anak yang baik.

"Chenle, ini pukul sembilan namun Jisung belum juga terbangun. Bisa kah kau membangun kan Jisung?"

"Tentu." Chenle langsung bangkit dan pergi ke dalam; menemui Jisung.

Saat telah sampai di depan kamar tidur Jisung, ia mengetuk beberapa kali pintu tersebut. Namun tak ada jawaban.

"Jisung, bangun. Kak Jeno memerintahkan mu untuk bangun." chenle sedikit berteriak, karena ia merasa kesal saat Jisung tak kunjung bersuara.

Karena kesabaran Chenle se tipis kertas, ia langsung masuk ke dalam kamar Jisung. "Jisung, bangun!"

Jisung tak kunjung membuka kedua mata nya, ia justru semakin terlelap saat Chenle bersuara. Entah sengaja atau pun tidak.

Chenle kemudian menghela nafas nya kasar, kemudian duduk di tepi kasur Jisung. Ia hanya diam, memandang Jisung yang masih asyik terlelap.

"Semakin di lihat, wajah mu tampan juga ya, Jisung." ucap Chenle, ia lalu terkekeh.

Chenle secara tiba-tiba mendaratkan telapak tangan nya tepat di pipi Jisung. Ia tidak berniat untuk menampar nya, hanya meraba.

Jisung yang menyadari ketika sesuatu berada di wajah nya, kemudian membuka kedua mata. Ia semakin terkejut di kala ia melihat lengan Chenle lah yang berada di pipi nya.

"Apa yang kau lakukan?!" Jisung terlihat kesal, ia juga melepaskan lengan Chenle dari wajah nya.

"Tidak sedang melakukan apapun. Hanya menyentuh wajah mu, memang nya tidak boleh?!"ucap Chenle, wajah nya terlihat sangat menjengkelkan bagi Jisung.

"Memangnya kau tidak mempunyai rasa malu menyentuh wajah seseorang tanpa izin?!" mereka berdebat.

"Maka dari itu, berilah aku izin!"

"Apa? Kau benar-benar gila. Keluar dari kamar ku Chenle. Aku sudah bangun."

Tanpa ucapan apapun, Chenle keluar dari kamar Jisung dan menutup nya. Tak lama kemudian, ia membuka kembali pintu kamar Jisung, menampakkan setengah dari wajah nya saja.

"Omong omong, kau tampan!" Chenle terkekeh dan langsung menutup pintu kamar Jisung.

Jisung yang melihat nya hanya terpaku, "aneh, apakah Chenle tak waras? Ada apa dengan nya?"

➽───────────────❥

Jeno masih duduk di beranda rumah, ia kemudian mendengar ponsel nya berbunyi, dengan cepat ia langsung mengangkat nya, dikala nama yang terpampang adalah Jaemin.

"Ada apa, Jaemin?"

"Kau pasti sudah menghasut Jisung untuk tak menerima cinta ku, benarkan?"

"Apa maksud mu? Aku tak mengerti."

"Jangan bersikap seolah kau tak mengetahui semua, Lee Jeno. Kau tahu aku mencintai Jisung, dan cinta mu pada ku tak terbalas. Sehingga kau menghasut Jisung agar ia tak mau bersama ku. Kau cemburu, Lee Jeno."

"Aku memang mencintai mu Jaemin. Namun aku tak pernah mengatakan apapun pada Jisung tentang perasaan ku pada mu, juga aku tak pernah menghasut Jisung."

"Aku tahu kau berbohong. Kau cemburu, kau berlaku tak adil pada Jisung."

"Apa yang sebenar nya kau katakan? Aku benar-benar tak melakukan apapun."

"Namun mengapa Jisung tak menerima ku?! Aku yakin ini semua penyebabnya adalah dirimu."

"Itu semua karena hati, ini artinya Jisung tak mencintai mu. Aku tahu hati mu hancur, Jaem. Aku tahu rasa nya sakit saat mengalami cinta sepihak. Aku tahu ini semua menyakitkan. Aku harap hati mu akan segera pulih dari rasa sakit setelah ini."

Jeno terdiam, ia mematikan ponsel nya. Rasa nya hancur saat melihat orang yang ia cintai harus mengalami patah hati. Jika saja ia yang mendapatkan hati Jaemin, ia tak akan membuat hati Jaemin kesakitan seperti ini.


To be continue ...



music box | chenjiWhere stories live. Discover now