08─ got rejected

720 151 2
                                    

Jaemin tiba di kediaman Jisung, sedari tadi ia tak hentinya menatap wajah Chenle. Namun, wajah Jaemin terlihat sangat tak bersahabat.

"Kak Jaemin?"itu Jisung, ia baru saja tiba dari luar.

"Kau dari mana, Jisung?"tanya Jaemin.

"Aku baru saja kembali dari toko buku."

"Mengapa kau tak mengajak ku?!"Jaemin kembali menekuk wajah nya.

"Aku hanya ingin sendirian..."

Jaemin hanya merotasikan bola mata nya, lalu menatap ke arah Chenle, "ia siapa?"

"Nama nya Chenle, teman Kak Jeno." Jisung lebih memilih untuk tak menceritakan semuanya pada Jaemin. Ia dan Jeno sudah berjanji untuk tak membahas tentang Chenle pada siapa pun.

"Lalu? Mengapa ia berada disini?"

"Kak Jeno mengatakan bahwa Chenle akan tinggal bersama kami."

"Jeno tak berada di rumah, sehingga kini kalian hanya berdua saja?!"

"Memang nya salah?" Jisung mulai merasa risih, Jaemin terlalu berlebihan menurut nya.

"Salah! Aku tak mengizinkan kalian untuk berduaan disini. Jisung, sebaik nya aku disini ya selama Jeno belum pulang?"

"Kak Jaemin, ku rasa tidak perlu. Aku hanya ingin sendirian."

"Tapi Chenle ada disini! Aku takut terjadi sesuatu pada kalian."

Chenle sedari tadi hanya diam di sofa, sesekali melirik kedua insan yang sedang berbincang saat nama nya terdengar di sebut-sebut. Namun ia tak begitu menghiraukan.

➽───────────────❥

Kini Jisung dan Jaemin sedang berada di sebuah restoran cepat saji, mereka berniat untuk makan malam bersama.

"Jisung, apakah ada yang ingin kau katakan?"

"Tidak, Kak."

"Baiklah jika tak ada hal yang ingin kau katakan, ini saat nya aku mengatakan sesuatu."

"Katakan lah."

"Jisung, jawab pertanyaan ku dengan jujur. Kau menyukai ku?"

"Aku menyukai mu, Kak Jaemin."

"Benarkah?"

"Tentu! Aku sudah menganggap mu sebagai kakak ku sendiri, aku menyukai mu karena kau adalah seorang kakak yang baik."

"Jisung..." lirih Jaemin.

"Ada apa?"

"Itu saja?"

"Tunggu, aku tak mengerti."

"Kau menyukai ku hanya sebatas seorang adik dan kakak?"

Jisung mengangguk mantap, "benar."

"Tapi aku ingin lebih!"

"Kak Jaemin, jangan melewati batas." Jisung terlihat serius sekarang.

Jaemin perlahan menggenggam kedua lengan Jisung, ia menaruh lengan Jisung di dada nya. "Dengarkan detak jantung ku, setiap berada di dekat mu aku merasa nyaman. Aku mencintai mu, Jisung. Bukan sebagai kakak, namun sebagai seorang yang benar-benar mencintai mu."

"Maaf, Kak. Kau telah melewati batas. Selama ini aku tak pernah mempunyai rasa cinta untuk mu, aku tak mencintai mu."

"Jisung, cinta akan datang seiring berjalan nya waktu, maka dari itu, mari berkencan sebagai seorang pasangan."

"Aku tak bisa."

"Mengapa?! Kau menyukai orang lain?!"

"Tidak, entahlah. Aku tak tahu."

"Apa semua ini karena Chenle?!"

Jisung merasa kesal, pasal nya Jaemin terlalu berlebihan. Ia tak bisa begitu saja menyalahkan seseorang, apalagi seseorang yang baru saja mereka kenal. Mana mungkin Jisung mencintai seseorang yang baru ia kenal, sehingga semua ini tak ada kaitan nya dengan Chenle.

"Tidak."

"Aku tahu kau akan mencintai ku seiring berjalan nya waktu, Jisung. Maka dari itu, kita bisa menjadi sepasang kekasih, bukan?"

"Aku tidak bisa, bahkan tak akan bisa sampai kapanpun. Temukan lah cinta yang lain, Kak."

Setelah perasaan nya di tolak oleh Jisung, Jaemin terlihat sangat kecewa. Ia bangkit dari duduk nya, "aku pergi, permisi."

➽───────────────❥

Jisung sampai di kediaman nya, ia menemukan Chenle yang sedang memandang kotak musik milik Jeno; tempat dimana arwah nya terkurung saat itu.

"Kau pulang, Jisung?"

Jisung tak menjawab, ia hanya mengangguk. "Dimana Kak Jeno?"

"Ia belum kembali ke rumah."

Dengan acuh, Jisung masuk ke kamar nya. Chenle hanya mengangkat bahu nya dan terpampang raut wajah Chenle yang terlihat kebingungan.


To be continue....

music box | chenjiWhere stories live. Discover now