Neighbor - 5

1.9K 376 32
                                    


"Loh, ayah mau kemana?." Jeongwoo baru keluar kamar terus ngeliat ayah june megang koper.

"Biasa nak bisnis, kamu lanjut sekolah ya. Ibuk mau ngantar ayah ke bandara dulu." Rose ngecup dahi jeongwoo begitu juga june.

"Hati-hati buk, yah."

Saat kedua orang tuanya sudah pergi dari halaman rumah , jeongwoo masuk ke dalam dan ngambil tas nya. 10 menit lagi jam masuk. Pas lagi manasin honda, pintu rumah sebelah ke buka dan nampilin wanita cantik. Jennie.

Jeongwoo dan Jennie yang tak sengaja melempar tatap saling adu senyum,

"Pagi Tante." Sapa jeongwoo dari atas motornya.

"Pagi nak." Ramah Jennie lalu masuk ke mobilnya dan berlalu pergi.

Selang berapa detik pintu rumah Bu Jennie terbuka lagi, nampilin haruto yang nenteng helm full face nya dan nyandang tas di bahu kirinya. Haruto ngeluarin Honda dan,

"Eoh , itukan Honda yang hampir nabrak aku di parkiran." Batin jeongwoo inget kejadian beberapa hari lalu.

Haruto juga lagi manasin Honda, jeongwoo pengen nyapa cuma takut buat haruto gak nyaman, atau emang buat haruto ga nyaman?

Setelahnya haruto tancap gas dan pergi. Jeongwoo Hela nafas doang, dia nurunin kaca helm nya dan pergi.

Tapi baru keluar dari halaman rumah jeongwoo berhenti karna ngeliat Asahi tetangga depan rumahnya keluar. Diliat dari baju seragam sekolah mereka sama.

"Kak asa!" Panggil jeongwoo, Asahi noleh dan lempar senyum.

"Nebeng ga?." Tawar jeongwoo dan langsung di angguki Asahi. Dia tadi mau mesen grab karna ayahnya gak bisa nganter.

Walau mereka satu tingkat jeongwoo tetep kekeuh manggil Asahi pakai embel 'kak', biar dia nyaman katanya. Asahi sih fine-fine aja.



"Pagi." Sapa jeongwoo sewaktu masuk ke kelasnya. Di dalam udah ramai cuma mata jeongwoo nuju ke satu bangku yang cuma ada tas tapi gak ada orangnya. Temen sebangkunya.

"Pagi woo." Sahut beberapa, yang dekat sama dia.

Jeongwoo kadang suka mikir, dia ada salah apa sama haruto sampai haruto menghindar segitunya?

"Woo." Panggil Yuna.

"Kenapa Yun?."

"Nanti jam istirahat temenin gua ke koperasi bentar ya, tip-X tempel sama pena gua mau habis." Pinta Yuna sambil nunjukin penanya.

"Ayo, aku juga mau beli pena." Angguk jeongwoo.

Haruto sama temen-temen nya masuk ke kelas, jeongwoo berusaha bersikap biasa dan gak mau banyak tingkah. Takut haruto makin ilfiel sama dia. Dan, kaya biasa. Setiap detiknya gak ada percakapan antara dia dan haruto. Padahal sejujurnya dia pengen dekat sama haruto. Udah tetanggaan, semeja pula. Tapi kayanya gak bisa.

Haruto, dibilang gak nyaman dekat sama jeongwoo engga juga. Dibilang benci apalagi, ya engga lah Emang tu anak salah apa sampe di benci. Dia takut, takut sama perasaanya sendiri. Pertama kali natap jeongwoo, jeongwoo itu punya kharismanya sendiri bagi haruto. Haruto ragu, ragu pengen kenal sama jeongwoo. Karna itu dia berusaha sebaik mungkin buat jauhin jeongwoo.  Kasian anak orang.

Kaya yang di bilang tadi, jeongwoo udah nemenin Yuna ke koperasi terus dia juga udah beli penanya.

"Eum...woo."

"Eug?."

'gemes na...aku akan menjadi seme mu.' -yuna

"Lu udah tau haruto lebih dalem belum?." Pertanyaan Yuna yang tiba-tiba itu sontak bikin jeongwoo nunduk. Kan Yuna jadi merasa bersalah.

Neighbor - HajeongwooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang