Sebuah otak 🦂

174 24 8
                                    

Halo dan aku ucapkan selamat buat kalian yang menemukan cerita ini.

Jadi, sebelum kita mulai cerita singkat ini. Di harapkan untuk absen.

Sudah? Lets goo! Go.. Go..




Awalan yang aneh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Awalan yang aneh

*
*







Aku meminum jus itu, sambil menatap lelaki yang duduk di hadapan ku. Tangan nya fokus dengan game di ponsel.

Di pojok sana, sepasang kekasih sedang berbincang ria. Entah apa yang mereka bicarakan tapi menurut ku itu asik.

Pojok kiri, manusia seusia ku lebih dari 5 berkumpul. Persahabatan yang seru. Pikir ku.

Kembali lagi di hadapan lelaki itu, sudah setengah jam berlalu. Tidak ada dari kami yang memulai perbincangan.

Apa harus aku yang mulai? Baiklah. 

"Sudah hampir 3 bulan." ucap ku sambil menatap luar jendela yang di iringi hujan deras. Dia, masih tetap fokus dengan permainan nya itu.

"Dar, capek gak sih?" ucap ku pelan. Lihat! Lelaki itu langsung menoleh.

"Capek kenapa? Tumben banget lu."

"Gue capek, kita pacaran selama ini. Terus, cuma gini gini aja." aku bertumpu tangan menatap dia.

"Lah, emang mau nya gimana? Jalan gitu? Ciuman? Pelukan? Pegangan tangan? Ce. Jangan kekanak-kanakan deh. Aneh banget lu."

lihat bukan! Aku hanya tersenyum masam. Ya ga gitu juga konsep nya.

"Maksud nya tuh, kayak orang-orang gitu. Pacaran beneran."

Dia menaruh ponsel nya, "emang kita pacaran bohongan gitu?"

"Iya." sahut ku.

Dia menyerit lalu aku kembali menyahut, "ini palsu, Dar. Gue gak punya perasaan ke lo, dan lo. Lo gak ada perasaan juga kan ke gue?"

Dia menghela nafas sebentar lalu mengambil bill untuk membayar. Seperti ini lagi kan ending nya.

Kami sepasang kekasih, tetapi tidak memiliki perasaan apapun. Tidak tahu ujung berhenti nya akan sampai mana.

Darga yang terlalu santai, dan aku. Cea terlalu cuek untuk membuka lembaran.

***

"Woi! Belok kiri!" teriak Yuna, tepat di samping telinga ku.

Aku memelankan laju motor saat tiba di depan kedai es. "Lo mah, kalo mau teriak jangan di samping telinga gue."

Yuna terkekeh, "lagian lo bawa motor bengong, nanti kalo jatuh, malu ege. Bukan sakit." Aku berdecih lalu memesan dua es capcin.

"Btw nih ya, Ce. Lo masih sama doi?" tanya Yuna setelah kami menemukan tempat duduk yang kosong. Aku berdehem.

Yuna menggeleng, "gini nih, definisi bego dari jaman zigot."

"Sial lo!"

"Lagian nih ya, cuy. Ngapain di pertahanin?"

Aku berdecak sebal, "ya gimana ya. Dia belum minta putus."

Pesanan kami tiba, Yuna mengucapkan terimakasih lalu kembali menatap ku, "kenapa gak lo yang minta sih? Tolol banget!"

Aku melotot, heran. Dari tadi di katain mulu, sahabat apaan tuh! "Mulut lu ya, terus ngatain terus! Lagian nih ya, Yun. Gue gak enak anjir minta putus duluan."

Yuna menyerit, bingung kan lo! "Ngapain gak enak anjir. Kalo begini terus kapan putus nya?"

"Lo ngebet bet pen gue putus. Jangan-jangan lo suka sama gue. Astagfirullah Yun, lo cewek. gue cewek jingan."

Yuna menggeplak kepala ku, "najis! Amit-amit."

"Ya gimana gak enakan anjir, lo tau kan gue pacaran sama dia karna apa." gumam ku sambil minum es itu.

"Bego di pelihara sih gini. Pacaran karena gabut, tolol tolol."

To Be Continue

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

To Be Continue

















❤ 💬 ↗Disukai oleh blm_ dan 139

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

❤ 💬 ↗
Disukai oleh blm_ dan 139.4687 lainnya
Drgh_yo  by @cealyn_

Komentar dinonaktifkan

NEVEREND | Series ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang