4. Pengorbanan Pahlawan? (1)

4K 584 66
                                    

Empat orang memasuki aula pertemuan.

Para bangsawan berdiri dari kursinya sambil menunduk hormat sebagai salam.

Hening.

Aula itu hening saat orang-orang paling berpengarus di Benua Barat berkumpul bersama di dalam aula pertemuan yang mewah.

Putra Mahkota Alberu terlihat mewah dan secerah biasanya, tidak heran jika setiap orang yang melihatnya akan selalu terpikirkan kata 'Matahari Kerajaan.'

Cale Henituse dengan pakaian Formal yang sederhana namun elegan dengan gaya aristokrat, Choi Han dengan setelan kesatria hitamnnya, dan Rosalyn yang tetap indah bahkan dengan jubah penyihir.

Raon? Dia secara alami menggunakan sihir tembus pandang dan sudah terbang di dalam aula.

"Mereka selalu terlihat luar biasa."

Salah seorang bangsawan tanpa sadar bergumam.

Alberu yang telah duduk di tempatnya, mempersilahkan setiap tamu yang ada untuk duduk kembali, Choi Han ada di dekatnya sebagai instruktur Putra Mahkota.

"Kalian semua pasti sudah tahu alasanku memanggil kalian semua le tempat ini."

Alberu tersenyum cerah seperti bunga mawar yang mekar.

Itu senyum yang bahkan bisa membuat Elf malu.

Tapi semua orang yang hadir tahu, itu bukan senyum polos Putra Mahkota yang biasa.

Itu artinya keadaan saat ini benar-benar berbeda dari kata 'biasa'.

"Sebelum itu aku akan menyampaikan beberapa informasi penting."

Choi Han yang ada di sampingnya mengeluarkan beberapa dokumen dan menyerahkannya kepada Alberu.

Ya, itu adalah dokumen yang berisi semua hal yang telah mereka diskusikan lebih dulu sebelumnya.

"Semua orang yang ada disini pasti sudah mendengar soal 'wahyu' dan ya, itu benar dan bukan hanya rumor belaka."

Semua orang yang hadir disana tersentak, mereka sudah menduganya tapi itu tetap mengejutkan saat mendengarnya langsung dari Putra Mahkota.

"Jadi Yang Mulia, apa ada yang harus kami lakukan? Silahkan memberi perintah."

Countess Popelina Ubar, yang biasanya akan menyerahkan sebagian besar hal eksternal pada penerusnya bahkan datang langsung hari ini.

Dia duduk di meja wilayah timur laut tepat di sebelah Cale, dan di sebelahnya lagi ada penerusnya Amiru Ubar yang duduk di dekat Gilbert Chetter.

"Terima kasih sudah bertanya Countess."

Alberu menghentikan kata-katanya.

Ruangan hening.

Alberu bertatapan mata dengan Cale dan kemudian sedikit mengangguk.

"Kami mungkin harus meninggalkan dunia ini."

Hening.

Semua yang hadir nampak masih memproses apa yang dikatakan Putra Mahkota.

Dan kemudian.

"Apa?!"

"Yang Mulia!"

"Tidak mungkin?!"

Kericuhan terjadi.

----------

Ini yang terjadi beberapa saat sebelum rombongan Putra Mahkota memasuki aula pertemuan.

When Transmigrate To Star Stream || TCF x ORV ||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang