19

1.9K 258 1
                                    

"Apa kau yakin ingin melanjutkan kesana?" tanya Alby menatap lorong labirin dengan ragu.

Sudah hampir setengah hari mereka berlari mencari lorong enam, kini mereka sudah menemukannya. tak disangka lorong itu sangat berbeda jauh dengan ekspetasi, dia begitu gelap karena cahaya matahari yang terhalang oleh tembok labirin. namun jauh dari sini terdapat ruas ruas labirin yang terbuka hingga cahaya matahari masuk dengan bebas. hanya lorong enam lah cara untuk mereka lewati.

Karena habis lorong enam terdapat lorong tujuh disana, Minho sudah sangat yakin jika lorong itu adalah kunci untuk keluar dari sini.

"Hanya jalan ini satu satunya untuk ke lorong tujuh." jawab Minho sambil memasukan botol minumnya yang tinggal setengah.

"Aku yakin sekali jika aku menjadi grievers, pasti aku akan disana." Newt ikut bicara memandang lorong didepannya.

Minho menghela nafas. "Aku tau, tetapi kita sudah sampai sini, kita akan sia sia jika balik lagi nanti."

"Aku setuju dengan Minho, tetapi apa yang dibilang Newt benar. kita hanya berempat, bagaimana jika disana lebih banyak lagi?" ucap Ben memandang tiga temannya.

Alby menggaruk rahangnya berpikir, "Oke baiklah, kita akan kesana. tetapi jangan memaksakan diri, jika Grievers itu muncul kita akan kembali ke glade."

Minho mengangguk setuju.

"Aku tidak yakin kita akan selamat," gumam Ben pelan.

Newt tersenyum miring, memegang bahu Ben meyakinkan. "Kita akan selamat mate, percayalah."

Pria itu mengangguk, walau begitu Ben tetap mengkhawatirkan nya.

"Alright perhatikan. jika kalian melihat sesuatu beri aba aba untuk lari, karena kita tidak melawan. oke?" ucap Alby.

Mereka mengangguk kompak. "Minho, kau dan aku berjaga didepan, sisanya kalian menjaga dibelakang."

"Oke, let's go!"

****

Clara duduk dengan gusar. berkali kali ia menatap pintu labirin didepan sana yang masih terbuka lebar tanpa tanda tanda kembalinya mereka. padahal, matahari sudah mau hampir terbenam, dan mereka belum juga kembali.

Dia sangat khawatir jika mereka akan bertemu dengan grievers disana, Clara juga sangat yakin mereka akan kalah jumlah dengan binatang itu.

"Tidak bisa kah kita kesana? sekarang sudah hampir gelap, dan mereka belum kembali." Sudah tiga kalinya Clara mengucapkan kata kata yang sama.

"tida--"

"Itu melanggar aturan,"

Clara dan Frypan kompak menoleh mendapati Gally yang baru saja datang, pria itu menatap labirin dengan tangan yang terlipat di dada. "Mereka akan segera kembali."

"But look, aku bahkan sudah menunggunya hampir empat jam. matahari juga sudah mulai gelap, kau tidak memikirkan bagaimana nasib mereka di dalam sana?"

Gally menghela nafas kasar, "Jika kita masuk ke dalam sana, kita bisa lebih membahayakan lagi."

Clara mengernyit tak mengerti, "Kita bisa mencari mereka dan membantunya keluar."

"Sudah greenie, ikuti saja aturannya. lagi pula mereka pasti akan selamat."

Frypan menghampiri Clara dan mengusap bahu terbuka gadis itu. "Mereka pasti akan kembali, Clara."

Clara menepis tangan Frypan dan melangkah gusar mendekati pintu labirin. dia terlalu jengah mendengar larangan mereka, Clara akan pergi sendiri jika mereka belum juga memberi izin dia untuk masuk ke labirin.

"Clara! tunggu!" Gally mencengkaram lengan Clara yang berusaha melepaskannya, "Dengarkan aku! kami ini diperintahkan untuk menjagamu, tentu saja aku tidak mengizinkan mu pergi kesana!"

"Kalau begitu panggil pelari yang lain untuk masuk kesana," ucap Clara tegas, dia melepaskan paksa tangannya dari Gally.

"Aku tidak bisa setenang kalian mengkhawatirkan teman teman yang berada didalan sana, aku takut mereka bertemu dengan grievers dan melawannya. bisakah kalian mengerti?"

Gally dan Frypan saling pandang. "Oke baiklah, aku akan mengirim beberapa pelari untuk mencari mereka. tapi ingat, kau akan disini untuk menunggu."

"Ya."

Gally mendengkus dan melangkah pergi untuk memanggil anggota runners.

"Aku mengkhawatirkan mereka," gumam Clara memijat pangkal hidungnya.

Frypan diam tak membalas, menatapi wajah khawatir Clara yang benar benar tulus. "Bahkan firasat ku tidak enak, fry." lanjut gadis itu seraya menghapus air matanya.

"Clara.. aku juga merasakan yang sama, tapi tenangkan dulu dirimu dulu oke? kau bahkan tidak makan siang tadi, kau bisa sakit." ucap Frypan.

"Aku tidak peduli, yang terpenting ini mereka seharusnya sudah keluar."

Frypan menunduk tak tau harus menjawab apa. dia kembali menatap ke depan, ke dalam labirin dengan raut wajah yang seketika berubah seriang mungkin. "Clara, lihat!"

Clara langsung mendongakan kepalanya dengan mata membulat sempurna kala mendapati mereka berhasil kembali.

Bernafas lega karena mendapati mereka yang berhasil kembali dari labirin.

Namun raut wajah senang gadis itu dengan cepat kembali berubah yang berganti menjadi raut terkejut.

"Newt!?"

THE MAZE RUNNER GIRL CRUSH Where stories live. Discover now