Dan ada yang aneh, 2 lelaki sedang bermain sepak bola dalam kelas. Seperti tidak ada lapangan saja, bukan?

Jika di sekolah, Kaled pribadi jarang sekali bermain handphone. Lagi pula untuk apa buka handphone kalau tidak ada notifikasi yang di tunggu. Benar kan?

"Kal tadi gue liat Yudha ngasih lo sesuatu ya?" Itu teman Kaled, yaitu Echa. Echa duduk di depan Kaled dan Rara, Echa duduk bersama Lea, tapi kini Lea tidak masuk dan Echa pun duduk sendiri.

"Oh itu, iya."

"Lo suka sama, Yudha?" Pertanyaan itu membuat Kaled membulatkan matanya.

"Engga, ngasal lo." Kaled menghentikan nyemilnya sejenak.

"Masa sih? Gue denger lo deket tau sama Yudha, banyak yang tau juga sih Kal" sindir Echa. Entah lah, bahkan Kaled engga ada rasa sama sekali sama Yudha.

Tidak heran jika ada skandal seperti itu sebenarnya, karna Kaled dan Yudha memang terkadang terlihat seperti orang yang sedang pacaran.

Seperti tadi saja. Yudha suka tiba-tiba membawakan makanan dan minuman untuk Kaled. Lagi, di lapangan. Banyak sorot mata yang melihat, bukan?

Dan lagi, Yudha banyak sekali yang suka. Entah angkatan atas atau angkatan bawah.

"Kaled udah punya cowo kali, Cha." Rara merasa risih mendengar pertanyaan yang seperti memaksa dari Echa untuk Kaled.

Echa mengernyitkan alisnya, "Oh gitu, gue kira yang mereka omongan lo pacaran sama Yudha bener, Kal. Soalnya rame sih yang ngomongin itu." Tatapan mata Echa seperti orang yang tidak suka saat mengatakan itu.

"Kok gue ga pernah denger ya, Cha?"

"Lo ga pernah denger? Masa sih?"

Kaled mengangguk.

"Eh iya sih Kal, waktu itu pas gue mau ke kantin, ada yang ngomongin lo sama Yudha. Katanya lo sama dia udah pacaran." Rara mengingat lagi kejadian itu, saat pagi-pagi ia mau ke kantin, dan ada beberapa murid yang seangkatan dengan nya sedang jajan juga. Tapi entah kenapa di selanya, mereka ngomongin Kaled yang katanya sudah pacaran sama Yudha.

"Ga mungkin lo ga pernah denger kali Kal. Lagi lo juga kaya orang pacaran, kalo gitu lo gausah terlalu deket, Kal" entah itu saran atau perintah.

"Lo ga usah ngurusin kali, Cha. Selagi hubungan nya baik kenapa engga. Urusin aja urusan lo." Rara menatap malas wajah Echa yang berada di depan nya, Echa pun menatap sinis ke arah Rara.

"Kok marah? Kan gue ngasih tau Kaled." Nada suara Echa meninggi. Dengan tubuh sedikit menegak.

Rara muak dengan Echa yang selalu mengurusi urusan orang. Alih-alih menjawab ucapan Echa, Rara memilih untuk menarik earphone yang tergeletak di atas meja, dan memakainya.

"Udah Cha, lupain." gumamnya hambar.

•••

Bel pulang sekolah sudah berbunyi. Semua murid di dalam kelas sedang merapihkan buku untuk masuk ke dalam tas mereka dan bersiap-siap untuk pulang.

Kaled memasukan bukunya satu per satu. Setelah itu Kaled mengaca di layar handphone nya, melihat rambutnya yang amat berantakan. Sudah biasa, ketika selesai pelajaran IPA atau Matematika, rambut Kaled selalu berantakan.

"Lo jadi balik bareng, Yudha?" Rara sudah selesai memasukan bukunya, dan sedang ingin menggendong tas nya.

"Jadi." Kaled menjawab tanpa menegok dan masih sibuk merapihkan rambut dan seragamnya yang berantakan.

"Yaudah, gue duluan ya." Tanpa mendengar jawaban dari Kaled, Rara sudah berjalan ingin meninggalkan kelas.

"Iya hati-hati."

Rara keluar kelas di barengi oleh Echa yang berada di depan nya.

"Eh ngapain lo, Yud?" saat mau keluar Echa melihat Yudha yang berada di depan pintu kelas nya.

"Nunggu Kaled."

Yudha mencekat tangan Rara, "Kaled mana,"

"Di dalem, masuk aja. Tadi lagi beresin seragam dia." Rara langsung jalan meninggalkan kelas.

Tidak lama, Kaled keluar bersama beberapa murid yang juga ingin keluar kelas.

"Yuk, Kal?" suara Yudha, membuat Kaled terkejut. Kirain Yudha bakalan telat lagi seperti waktu itu saat pulang bareng sebelumnya.

"Gue kira lo bakalan telat, Yud. Makanya gue lamain masukin buku nya tadi."

"Engga dong," Yudha tersenyum manis.

"Cha, gue duluan ya" sapa Kaled yang melihat Echa masih berdiri di depan pintu. Setelah itu Kaled dan Yudha berjalan meninggalkan ruangan kelas dan menulusuri koridor yang panjang untuk menuju parkiran.

Mereka pulang menggunakan motor milik Yudha, vesmet abu-abu. Sama seperti warna nya, namanya adalah Abu.

Lucu ga sih? Haha.

"Yud, kenapa nama vespa lo Abu?" Kaled selalu mengulang pertanyaan itu. Udah puluhan kali Kaled mengulang pertanyaan yang sama.

Saat ini mereka sedang berada di atas motor, menuju rumah Kaled. Yudha membawa motornya pelan, tidak cepat. Mungkin kecepatan nya pas 40, "Yakan lo udah tau, Kal. Nanya mulu deh"

"Ya lagi lo, kenapa namanya ga yang lain?"

"Lo ada ide nama emang? Kalo ada terus bagus boleh deh ganti nama si abu"

"Engga ada sih" Kaled tertawa.

Yudha terdiam, "Namanya kalbu aja?"

"Kok kalbu?" Kaled bingung. Kalbu sambungan dari mana?

Yudha tertawa, "Kaled Abu"

Kaled memukul bahu Yudha pelan, "Ih ga jelas lo, kok ada nama gue nya sih"

"Ya emang kenapa? Kan lo yang protes namanya abu doang"

"Y-ya tapi ken-"

"Udah nama motor gue sekarang Kalbu. No comment!" selaknya.

•••
Fynotes

Mari kita lihat castnya Yudha, hihi. Siapa yaaa.

 Siapa yaaa

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Oke! Haha. Ngasal banget emang nih.

𝐧𝐞𝐯𝐞𝐫 𝐭𝐡𝐨𝐮𝐠𝐡𝐭 || 𝐩𝐚𝐫𝐤 𝐬𝐮𝐧𝐠𝐡𝐨𝐨𝐧 • 𝐄𝐍𝐇𝐘𝐏𝐄𝐍 •Where stories live. Discover now