Part 24.3 - Something About Proposal

Mulai dari awal
                                    

"Kuda?" tanya Kaytlin, lalu menyimpulkan sesuatu. "Mungkinkah Lord Anthony akan memberikanku mahar hewan ternak?"

Mereka berdua saling bertatapan penuh tanda tanya.

"Mungkin saja," sahut Lisette mengernyit, tapi selanjutnya ia menggeleng. "Tidak, ia tidak mungkin sekonyol itu. Aku tidak bisa membayangkan dirimu dikenal sebagai debutan dengan mahar seekor sapi!"

Kaytin tertawa. "Tetap saja aku merasa sungkan padanya entah apa pun yang ia keluarkan. Apalagi mengingat ia memiliki empat adik yang harus ia tanggung. Tiga di antaranya akan menjadi debutan nanti dan Anthony juga harus menyediakan mahar."

"Benar, aku juga menghargai niat baik seseorang, hanya saja aku masih belum sepenuhnya percaya." Lisette mendesah lelah.

***

Akhir-akhir ini Raphael sangat sering melihat neneknya duduk di ruang santai biru di mana setiap kali menuju ke ruang kerja, Raphael harus melewati ruangan tersebut. Seperti saat ini. Raphael sebenarnya sedang enggan untuk bertemu neneknya itu setelah insiden dengan Malton.

"My Lady." Tapi Raphael tetap menyapanya demi kesopanan. Ia tidak mungkin  berpura-pura tidak melihat.

Neneknya hanya membalas dengan anggukan, meski Raphael merasa wanita itu memperhatikan setiap langkahnya saat melintasi ruangan. Tepat saat Raphael sudah akan mencapai pintu penghubung, neneknya terdengar berkata, "Aku tidak mengerti mengapa kau menolak tawaran sponsor Malton."

Ingin rasanya Raphael mengerang, tapi ia menoleh dengan tenang. "Aku tidak menolaknya. Aku masih mempertimbangkannya."

"Aku yakin kau akan menolaknya."

"Tampaknya kau sangat ingin Kaytlin menjadi debutan, My Lady," ujar Raphael langsung ke tujuan.

Tidak ingin kalah, neneknya juga langsung membalas Raphael tanpa berbelit-belit. "Awalnya seperti itu. Tapi kurasa apa pun keputusanmu aku tidak peduli sekarang. Jika kau menolak tawaran sponsor Malton maka ia akan melamar Kaytlin. Pilihan kedua juga ternyata tidak buruk, bahkan lebih baik."

Entah apa tujuannya, Raphael harus mengakui neneknya berhasil membuatnya kebingungan sekarang. Tapi ia tidak akan memperlihatkannya. Malton memang menyusun segalanya dengan sangat sempurna.

"Kurasa aku memang harus menolak tawaran sponsor itu dan membuat Malton mengajukan lamaran jika ingin membuatmu senang, bukan? Untuk apa berbelit-belit lagi dengan menjadi debutan?" sindirnya.

"Sayangnya Kaytlin tidak mau Malton melamarnya," ungkap neneknya dengan nada kecewa.  "Kaytlin mengatakan Malton tidak mencintainya. Sangat mirip ibunya, tipikal wanita yang rentan melakukan kesalahan. Andai saja ia bisa berpikir lebih realistis."

Andai situasi tidak seperti ini, Raphael mungkin sependapat dengan neneknya. Baru pertama kali ini ia merasa senang atas kebodohan Kaytlin. Lalu sedetik kemudian ia merasa kesal mengapa ia harus senang dengan itu. 

"Aku ingin mengabarkan bahwa besok Maximillian akan ke London untuk melihat perkembangan kantornya. Aku tentu saja akan ikut serta, My Lady." Raphael menutup pembicaraan.

Neneknya menoleh. "Beruntung sekali. Dengan beritaku tadi setidaknya kau bisa ke London dengan tenang."

"Sejak awal aku hanya keberatan dengan masalah tabloid gosip itu. Sekarang karena hal itu sudah jelas, tentu saja aku merasa tenang. Aku akan memberikan kabar gembira untukmu sesegera mungkin. Sampai jumpa saat makan malam, My Lady," pamit Raphael.

***

Kaytlin mengira Lord Blackmere akan membicarakan tentang Anthony dengannya, tetapi tidak. Pria itu biasa saja saat makan malam dan tidak terlihat akan memulai pembicaraan apa pun yang menyangkut Kaytlin. Entah Kaytlin harus merasa lega ataukah sedih dengan semua itu.

Something About YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang