i - f o r e s t || i

47 9 1
                                    

Yuhayu, dark mode-nya boleh dong di aktifin, wkwk. Bab ini nggak sepanjang sebelumnya.

Semoga kalian suka yah, selamat membaca <3!

-o0o-

Bab 2 : Selatan dan Kunci

..

.

(1)

"Hutan ini bukan sembarang hutan yang bisa di masuki oleh kalian wahai bocah-bocah. Sedang apa sebenarnya kalian di hutan tak bernama ini?"

"Kak ...." Taki beringsut mundur ke belakang punggung Kei. Ni-Ki yang kala itu berdiri di sebelah Taki ikut mundur selangkah.

Kei melangkah maju untuk melindungi kedua adik sepupunya itu. "Maaf, Kek, kami tersesat. Sejak tadi kami sudah berusaha mencari jalan keluar hutan, tapi tidak ketemu juga."

"Ah," sang Kakek manggut-manggut. "Begitu rupanya."

Di pertengahan jalan mencari jalan untuk keluar dari hutan itu Kei, Ni-Ki dan Taki bertemu dengan seorang kakek-kakek tua.

"Maaf Kek, lancang, kalau boleh saya tau, Kakek juga sedang apa di sini?"

Kakek berwajah keriput itu tersenyum samar. "Saya adalah pengembara. Berjalan dari hutan ke hutan lainnya."

"Kalau gitu Kakek tau dong jalan keluar dari hutan ini?" sembur Ni-Ki cepat setelah kakek itu selesai bicara. Kei sempat menyenggol bahu Ni-Ki, menegur anak itu.

Ni-Ki menaikkan bahunya tak peduli.

Kakek tua yang memegang tongkat kayu itu terkekeh. "Tak pernah ada dan tidak akan ada jalan keluar yang kamu maksud anak muda. Semua tergantung pada keputusan kalian."

"Hah? Kakek ngomong apaan sih?" Ni-Ki mulai sewot. Dia kesal mendengar penjelasan yang kakek itu berikan. "Tidak bisa di mengerti dan tidak akan pernah bisa di mengerti!"

"Hush, Ni-Ki, sopan!" tegur Kei lagi. "Maaf, Kek, emang gini anaknya suka asal nyetus," Kei membungkuk meminta maaf. "Jadi, Kek, keputusan apa yang Kakek maksud untuk kami ambil?"

"Loh? Bukankah itu keputusan kalian, kenapa nanya sama saya? Jelas kalian yang harus putuskan."

Ni-Ki menepuk jidat, dia berpikir kalau kakek ini gila. Di tanya apa, jawabnya apa. Nggak nyambung. Maksud Kei 'kan dia minta di beri tahukan opsi apa saja yang ada. Anak kecil umur lima tahun saja pasti mengerti pertanyaan Kei.

Taki cuma mengerjap-ngerjap memperhatikan interaksi para orang dewasa itu.

"Bukan-bukan, hah ... maksud saya ... saya tidak mengerti. Bisa Kakek beri kami sebuah petunjuk?" tanya Kei akhirnya. Setidaknya dari pada tidak mendapatkan apa-apa di bisa mendapat petunjuk, itu pun kalau kakek ini nyambung sama pertanyaannya.

Kakek hanya diam. Raut wajahnya juga berubah menjadi datar, Ni-Ki dan Taki jadi seram lihatnya. Tongkat Kakek terangkat ke udara, dia menunjuk sebuah arah. "Pergilah ke arah selatan dan kalian akan menemukan kuncinya. Ingat pesan saya, setiap hutan selalu terhubung."

Tiga pemuda itu menatap ke arah yang di tunjuk, kemudian beralih kembali pada Kakek. Namun di tempat terakhir kakek itu berdiri mereka tidak menemukannya.

"Kak, Kakeknya kemana?" tanya Taki.

"Wah, ajaib. Kaya hantu," imbuh Ni-Ki. "Sekarang gimana, Kak?"

𝑰-𝑭𝑶𝑹𝑬𝑺𝑻 |#1| 𝑰-𝑳𝑨𝑵𝑫Where stories live. Discover now