The Things You Do

623 65 28
                                    

Sepertinya mulai dari sekarang Anta tidak akan percaya begitu saja ketika Bobby berkata sekali lagi, karena pada kenyataannya bahkan pelukan mereka kian erat dibandingkan tadi.

Bukan Anta menyesal menuruti apa mau laki-laki itu, hanya saja sebentar lagi mungkin dirinya lah yang akan menyerah.
Sungguh...

Bobby benar-benar suka sekali berciuman, sepertinya.

Mungkin karena ini pengalaman pertama untuk Bobby, atau mungkin karena yang dihadapannya sekarang adalah Anta, laki-laki yang ia cintai.

Sekarang kedua tangannya benar-benar erat memeluk tubuh Anta yang sedikit menindih tubuhnya, merasakan beban tubuh laki-laki yang kian bergerak gelisah.
Gelisah, tapi juga tidak cukup gelisah untuk berusaha lepas dan menghentikan segala kegiatan mereka mulai dari hampir setengah jam yang lalu.

Setengah jam?

Keduanya bahkan yakin sekali bahwa bibir mereka sudah sangat tebal sekarang.

Akhirnya Anta berhasil melepaskan tautan bibir mereka.

Dadanya naik-turun, kedua matanya yang sayu menatap mata Bobby yang masih memandanginya dengan sangat lapar.

Bobby mendekat lagi, kali ini menyusuri permukaan leher Anta menggunakan ujung hidungnya. Menghirup harum yang selalu membuatnya menggila.
Dari belakang telinga...
Kemudian turun... 

Genggaman kedua tangan Anta kemudian meremat baju Bobby ringkih, menahan agar lenguhan tidak keluar dari bibirnya yang terbuka, kalau tidak, dapat dipastikan apa yang akan terjadi setelah itu.
Karena dihadapannya kini bukanlah sekedar sosok Bobby yang biasa, ada singa yang tengah kelaparan yang bersemayam di dalam tubuh laki-laki itu.

Dan Anta tidak ingin berakhir menjadi santapan singa itu malam ini.

Bukan malam ini...

Ada waktunya nanti...

"Wangi..." Bobby masih menikmati aroma tubuh Anta, kepalanya terangkat, "maaf ya... Aku kelepasan lagi..."

Anta membulatkan kedua matanya, tidak percaya bahwa barusan Bobby meminta maaf, untuk apa yang mereka lakukan atas dasar suka sama suka.

"Jangan marah ya, Mas..." pintanya.

Anta mengelus pipi Bobby dengan lembut, sebelum akhirnya ia mengecupnya hangat, masih dengan kedua bibirnya yang lembab, "sabar, ya..." kata Anta setelahnya.

Bobby mengangguk pelan, wajahnya memelas sekali.

Kuat, kok... Si Agus doang kadang yang susah diajak ngobrol...

"Mas..." masih ada yang ingin Bobby utarakan, "aku juga minta maaf udah ketrigger sama Bagus," kedua lengannya yang tadi sempat mengendur, kini kembali memeluk tubuh Anta, "takut kamu nanti luluh, terus aku sama siapa?"

Dan Anta... Hatinya kemudian sedikit mencelos... Mendapati seorang laki-laki muda seperti Bobby seolah takut sekali kehilangan dirinya.

Di satu sisi ia bahagia, disisi yang lain ketakutannya bahwa perasaan Bobby mungkin tidak akan seawet yang ia inginkan.

Bukan Anta minder atau terlalu overthinking, tapi bahkan laki-laki dihadapannya ini belum memulai dunia kerja yang sesungguhnya.
Boleh jadi kini yang ada di kepala Bobby hanya dirinya seorang.
Tapi siapa tau kelak Bobby akan bertemu dengan yang lain lagi?

Seperti Bagus...

Namun Anta memilih tidak menjawab apapun.

Bobby tentu tahu, mereka pernah mengobrolkan itu secara kasual ketika awal-awal pendekatan dulu, maka Bobby kemudian meyakinkan dalam hatinya bawah tidak akan ada orang lain lagi di dalam hubungan mereka.

Can We Talk? - Koo Junhoe & Kim Jiwon [END]Where stories live. Discover now