YELL

84 8 0
                                    

'Selamat tinggal' betapa aku masih mengingat kata tersebut. Kata-kata terakhir yang dia ucapkan padaku. Awalnya, kata tersebut seperti membunuhku, walaupun pada akhirnya malah menjadi kekuatan yang justru mampu membantuku hidup sampai sekarang.

Ku pikir, kata selamat tinggal tidaklah seburuk itu. Bahkan kata tersebut tak lagi terdengar menyedihkan. Berkat dua kata tersebut, aku mampu meraih mimpiku. Masa lalu yang pernah kulalui dengannya kini ku dekap dengan erat di dalam hatiku. Sekarang aku mampu terbang menuju langitku sendiri. Tentu saja dengan senyuman yang selalu menghiasi wajahku dan hidupku yang kembali bercahaya.

Dulu setelah dia meninggalkanku, aku selalu bertanya-tanya pada diriku sendiri. Siapa aku, dimanahkah aku kini, bagaimana mungkin aku masih bisa hidup dengan tak ada dirinya disisiku. Selalu mengurung diri dan menyesali segala yang telah kulakukan yang mungkin menjadi alasannya meninggalkanku. Meskipun mampu bangkit, aku hampir saja dengan keputusanku untuk meninggalkan dunia yang indah ini.

Beruntung aku masih memiliki orang-orang yang peduli padaku dan beruntung aku mampu mengingat hal-hal baik yang pernah kami lalui bersama. Lalu aku memutuskan tekadku untuk bangkit, takkan lagi berpacu pada masa lalu. Karena masa depanku, aku sendiri yang akan menentukannya.

Hari-hari yang pernah kami lalui bersama, hari-hari cerah yang pernah kami jalani bersama. Tawa yang pernah kami keluarkan, semua itu menjadi kenangan yang sangat berharga untukku. Membuatku mampu melanjutkan dan menata kembali kehidupanku. Mimpi-mimpi yang pernah ku inginkan mulai ku coba raih satu-persatu. Aku meninggalkan diriku yang bodoh dan terbang menuju duniaku yang baru.

Pernah sekali saat aku terpuruk, aku bertemu dengannya. Menuntut tanya dan jawaban keluar dari mulutnya, dan tanpa sadar malah menyakitinya kembali dengan egoku. Lalu jawaban yang dia berikan padaku benar-benar membuatku mampu membuka mataku dan mengetahui arti selamat tinggal yang dia ucapkan dulu.

"Jati diri, mengapa semua orang hanya memikirkan tentang tangisan mereka, jika masih ada senyum sejati di sana? Mencari jati diri juga bagian dari hidup. Hidup seperti apa yang sedang kau jalani?"

Walaupun pada awalnya jawaban tersebut tak memuaskanku, pada akhirnya aku hanya menghindar dan ragu-ragu. Hanya karena ucapan orang lain yang membuatku meragukannya.

Lalu aku mulai menyadari saat orang-orang di sekitarku mengulurkan tangan mereka kepadaku. Ah, aku masih mampu menghadapi dan memulai hari esok. Arti dari tangisan yang dia katakan adalah rasa sakit yang hanya aku pikirkan tanpa melihat betapa orang-orang di sekitarku mencoba menghiburku.

Jati diriku yang ku tanggalkan saat mengenalnya, mimpi-mimpi yang kulupakan ketika bertemu dengannya. Dia ingin aku kembali mencoba meraih mimpi-mimpiku. Dia tak meninggalkanku, melainkan membuatku sadar. Betapa bodohnya diriku, meninggalkan segala hal demi hal yang semu.

Sekarang aku berbeda dari aku yang dulu. Aku yang sekarang sudah mampu berhadapan dengannya dengan bangga dan menunjukkan hasil usahaku selama ini.

...

Terlihat dua insan muda yang saling berhadapan dari kejauhan, saling menatap penuh arti. Bahkan tak menghiraukan lalu lalang yang ada di sekitar mereka, dalam mata mereka tersimpan sejuta cerita yang ingin masing-masing katakan. Cerita mimpi-mimpi yang mampu mereka raih dan pernah mereka perjuangkan. Tentang senyum, tawa, dan tangis yang pernah mereka keluarkan.

....

Bila mengucapkan selamat tinggal pada seseorang, apakah kita bisa menjadi kuat? Walaupun kami melalui jalan masing-masing untuk meraih mimpi, tapi kenangan yang pernah kami lalui akan ku simpan rapat dalam hatiku.

Sejak aku menyadari bahwa tak ada yang abadi, tawa, senyum, dan hari-hari yang kami lalui akan berakhir, hal tersebut terus membekas dalam hatiku. Aku mencoba mengucapkan selamat tinggal padanya. Dengan segala berat yang mengganjal dalam hati.

Tentu aku tahu apa yang dia alami, tapi aku tak mungkin bertahan disisinya jika terus begini keadaanku. Setidaknya aku harus berjuang lebih besar lagi. Karena itulah mengapa kau, mengapa kita harus memulai meraih mimpi yang pernah kita tinggalkan. Bukan pada orang lain, aku tak akan pernah kalah demi mimpiku, demi menjadi seseorang yang pantas untukmu.

Itulah saat terakhir kita bertemu dan aku mengucapkan selamat tinggal padamu. Memintamu berjanji padaku, memintamu untuk berjuang dan terus berjuang. Dan masing-masing dari kita bisa memilih jalan untuk meraih mimpi-mimpi yang sempat terlupakan.

Selamat tinggal bukanlah kata-kata yang menyedihkan. Tapi teriakan kita adalah penghubung dengan mimpi. Hingga suatu hari kita bisa bertemu kembali. Takkan kulupakan kebanggaanku dan cintaku.

Kita memiliki kata-kata yang kita bagi bersama. Kata selamat tinggal yang kita teriakkan menjadi penghubung hati. Akan ku genggam dirimu kembali suatu saat lagi, itulah yang ada dalam pikiranku ketika aku memilih jalanku sendiri.

....

Mereka mulai melangkah semakin mendekat satu sama lain, hingga pada akhirnya mereka bisa berdiri di hadapan masing-masing dengan senyuman kebanggaan yang terus terukir dengan manis pada wajah.

~~end~~

Kumpulan Ff Sasuhina (One Shoot)Where stories live. Discover now