The Game of Shazad (3)

Start from the beginning
                                    

"Sharen..."

Sharen menoleh. Tubuhnya langsung membeku. Matanya bahkan tidak mengerjap sedikitpun. Perasaan mendadak aneh. Ini pasti mimpi.

"Sharen... Nak..."

Seorang wanita berlari cepat menuju tempat Sharen berbaring. Tangisnya pecah. Sharen masih belum mengerti apa yang terjadi. Tapi ia bisa merasakan kalau saat ini semuanya terasa nyata.

"Sharen..." Isak tangis pilu yang memenuhi kamar itu membuat Shazad memilih keluar untuk memberikan waktu kepada tiga orang di dalamnya.

"Sharen..."

Seorang pria mendekati mereka dan tangisnya ikut pecah. Mata Sharen menatap lama pada wajah tua tersebut hingga penglihatannya memburam karena genangan air mata.

"Ayah... Bunda..."

Anggukan kuat dari wanita yang memeluk tubuhnya membuat Sharen seketika sesenggukan. Matanya terpejam dengan air yang menetes deras.

"Bunda..."

"Iya, Nak. Ini Bunda..."

"Ayah..." Pria di sana ikut memeluk kedua wanita di atas kasur. Dada Sharen sesak. Begitu banyak yang ingin ia utarakan tapi tidak bisa dikeluarkan.

Sharen takut kalau ini hanya halusinasinya saja. Ketika ia membuka, maka semuanya menghilang begitu saja.

"Maafkan, Ayah... Maafkan Ayah, Nak," bisik si pria yang Sharen panggil ayah.

"Ayah... Ini..."

"Sharen aman, Nak. Sharen sama Ayah."

Entah berapa lama waktu yang berlalu untuk ketiganya melepas rindu yang sudah membengkak.

Di luar kamar, Shazad mengusap wajahnya. Andai saja waktu itu ia tidak egois, mungkin Sharen akan baik-baik saja sekarang. Mungkin wanita cantik itu tidak akan mengalami trauma seperti tadi malam.

"Shazad, ikut saya."

Shazad menoleh dan segera menegakkan kembali posisi tubuhnya. Ia berjalan mengikuti langkah pria di depannya menuju sebuah ruangan.

"Kamu ingin membunuh putri saya?"

Shazad menunduk. Ia tidak berani menatap lawan bicaranya.

"Sudah saya tegaskan berulang kali, permainan kamu yang saya sepakati tidak pernah melibatkan orang-orang terdekat. Tapi kamu malah ingin melibatkan Sharen. Putri saya."

"Maaf, Pak."

"Dua tahun lalu, kesalahan kamu saya maafkan karena Sharen tidak terluka. Dan kemarin malam, kamu kembali ingin mengulangi kesalahan yang sama dengan menjadikan Sharen bahan percobaan kamu menjebak pria tua cabul itu."

Shazad mengutuk dirinya sendiri. Ambisinya yang begitu kuat membuat ia hampir mencelakai Sharen.

"Panggil dokter kepercayaan saya. Sharen harus ditangani dengan cepat agar traumanya tidak menjadi momok bagi masa depannya."

"Satu lagi, akhiri semuanya dengan cepat. Saya ingin orang-orang itu tahu di mana tempat mereka yang sebenarnya. Atur juga waktu yang pas untuk saya kembali."

Shazad mengangguk dan beranjak kala ia menangkap kode yang diberikan oleh orang di depannya.

Sedangkan di dalam kamar Sharen, wanita itu memeluk manja tubuh ibunya. Keduanya duduk bersebelahan dengan ibu Sharen yang menyandar di kepala ranjang.

"Jadi, semuanya kebohongan belaka? Ayah dan Bunda gak kecelakaan. Perusahaan Ayah gak bangkrut. Intinya semua ini permaianan Ayah sama Shazad?"

"Sejak kapan panggilannya berubah?"

Sharen mencebikkan bibir. Rasanya memang janggal menyebut Shazad tanpa embel-embel 'Bang' seperti 2 tahun lalu.

"Sharen, Bunda gak mau banyak menuntut kamu. Bunda tahu selama ini kamu harus hidup menahan diri dan tertekan di dalam rumah itu. Tapi, Bunda juga gak bisa berbuat banyak, Nak. Itu semua demi keselamatan kamu. Shazad berjuang sendiri di luar sana untuk mengumpulkan bukti atas pengkhianatan yang dilakukan istri kedua Ayah. Shazad memastikan orang-orang itu tidak mencelakai kamu. Shazad memang cuek dan terkadang ia lalai, tapi bukan karena Shazad tidak peduli. Dia hanya ingin semuanya berjalan sesuai keinginan Ayah."

"Shazad... Hm, Bang Shazad orang kepercayaan Ayah?"

Ibu Sharen mengangguk. "Kalau bukan karena Shazad, mungkin Ayah dan Bunda benar-benar sudah mati saat ini. Ibu tiri kamu itu orang yang menakutkan. Bunda gak tahu kalau menjadikan dia istri kedua Ayah bakal mencelakai keluarga kita. Bahkan ia ingin membunuh Ayah yang jelas suaminya sendiri demi harta."

"Malam itu... Sharen hampir diperkosa, Bun..."

Ibu Sharen mendekapnya dengan erat saat Sharen mulai bercerita tentang malam menakutkan 2 tahun lalu. Sharen tidak tahu saja kalau saat itu ibunya sampai tidak ingin berbicara dengan suaminya karena merasa sedih dan kecewa. Putri mereka hampir saja dilecehkan tapi mereka tidak bisa melindungi apalagi memeluknya.

"Shazad mengawasi kamu dari jauh. Walaupun bukan dia sendiri yang menyelamatkan kamu, tapi dia di sana."

"Dan Erga..." Sharen tidak bisa melanjutkan kalimatnya karena ia kembali terisak.

Erga mengkhianatinya. Laki-laki yang ia anggap sahabat baik itu ternyata keponakan jauh ibu tirinya. Dan insiden malam itu juga rencana mereka agar Sharen semakin mempercayai Erga karena sudah menyelamatkannya.

"Sharen takut, Bun..."

"Semuanya akan kembali seperti dulu, Sayang. Kita ikuti permainan Ayah sama Shazad, ya."

Sharen tidak membalas. Wanita itu hanya berusaha untuk menghentikan tangisnya.

"Bang Shazad... Udah nikah."

Kalimat tiba-tiba itu membuat ibu Sharen mengerjap. Ia melepaskan Sharen dan menatap serius pada putrinya.

"Dan kamu masih menyukai Shazad?"

Sharen menggeleng. "Sharen gak punya kepercayaan diri setinggi itu, Bun. Sharen tahu siapa yang jadi istrinya. Waktu itu Fia udah bilang."

"Udah. Gak apa-apa. Masih banyak pria tampan yang ngantri jadi mantu Bunda."

Tubuh Sharen kembali didekap erat oleh ibunya dan dihadiahi kecupan-kecupan penuh kasih sayang.

'Tapi kenapa hati Sharen sakit pas ingat hal itu, Bun?!'

Sharen menjerit di dalam hati. Membayangkan jika kini Shazad sudah menikah dan menjadi suami orang, Sharen seolah tidak terima.

"Setelah orang-orang itu tertangkap, kita balik ke rumah lama. Ayah balik kerja lagi. Kamu bisa kejar impian jadi chef. Dan sebulan sekali kita akan jenguk Adek di London."

Sharen mengangguk.

"Kamu makan, ya. Bunda mau ke bawah dulu. Kayaknya Shazad kena amukan Ayah karena hampir bikin kamu jadi sasaran empuk kamar 9009."

"Bun..."

"Tapi Shazad pantas dapetin itu. Dia nekat. Persis kayak Ayah kamu waktu muda."

'Sayangnya Shazad gak seperti Ayah yang nekat juga bawa Bunda kawin lari.'

***









Makin aneh dan bingung?
Kasihan.

Promo PDF SS 25%-70% masih berlaku sampai akhir Juli 2021 yes!

Cek ke Highlight Instagram @devimarlizaa untuk harga dan judulnya.

SHORT STORY 2017 - 2021 (END)Where stories live. Discover now