Brother Shit! (3)

76K 4.8K 244
                                    

Yuhuuu... Komen yang rameee... Bab ending 1 lagi yes!

***

Rian memasuki rumah dan melihat ibunya menangis sesenggukan dipelukan ayahnya. Rahang pria itu mengeras saat menatap sang adik yang duduk di depan kedua orangtuanya. Rian mendekat, lalu tanpa bisa ditahan lagi, kepalan keras tangannya menghantam wajah Rio.

Rio terkejut? Jelas. Apalagi kedua orangtuanya yang langsung menatap bingung pada kedua putranya. Dania sampai berhenti menangis dan mendekati Rian yang hendak kembali menyerang adiknya.

"Ada apa ini? Bang, kamu kenapa mukul adekmu?" Dania memegang lengan Rian. Wajah pria itu merah padam menatap Rio.

"Masalah lo apa anjing?!" Rio jelas tidak terima. Abangnya mungkin sudah gila. Baru datang dan langsung menyerangnya.

"Lo binatang!" teriak Rian penuh amarah. Rian sudah tahu semuanya. Rian melihat dengan matanya sendiri rekaman yang ada di luar toilet karyawan di mana Rio menyeret Dinda.

Orang waras mana yang tidak akan salah paham pada keduanya? Rio membawa Dinda ke dalam toilet dan tidak keluar setelah satu jam berlalu. Rian ingin menyusul saat itu. Ingin membuktikan kalau prasangkanya salah. Tapi Rian masih berakal sehat. Mereka masih di jam kantor dan jelas itu rawan. Bagaimana kalau Rian lepas kendali dan membuat keributan? Lalu merusak image kedua adiknya?

"Yang lo mainin itu Dinda! Adik kita!" Rian berteriak nyaring di depan wajah Rio yang mendadak pucat.

Dania semakin bingung. "Maksud kamu apa, Bang? Bicara yang jelas. Bicara sama Mama," Dania menarik kedua lengan Rian agar menatapnya.

Rian berkaca-kaca menatap sang ibu. Kenapa masalah keluarga mereka jadi seperti ini? Rian menyayangi Rio. Rian juga menyayangi Dinda. Keduanya sama-sama adiknya.

"Rio.... Ngerusak Dinda," lirih Rian dengan air mata yang seketika luruh.

Dania menggeleng tidak percaya pada kata-kata putra sulungnya. "Gak, gak mungkin. Yo, kamu bicara sama Mama. Yang Abangmu bilang itu bohong, kan, Yo? Iya, kan?!"

Rio tidak bisa membalas apa pun. Pria itu hanya menunduk dan kedua tangannya terkepal. Benar. Dia memang merusak Dinda. Adiknya. Tapi Rio melakukan itu karena dia sangat mencintai Dinda. Rio tidak mau pria lain yang mendapatkan wanita itu.

"K-kamu...." Dania seketika tumbang dan Rian serta ayahnya berseru panik.

"Ma! Mama!" Rian sesenggukan.

"Sayang...." Rizal, suami Dania, menepuk-nepuk pipi istrinya.

"Bawa ke kamar, Bang, biar Papa telpon dokter," suruh Rizal pada putra sulungnya.

Rio mendekat untuk membantu sang mama, tapi Rian menepis kasar tangannya sambil menatap tajam pada sang adik.

"Jangan sentuh Mama dengan tangan kotor lo!"

Rio terdiam. Matanya hanya mampu menatap kepergian Rian dengan Dania di dalam gendongannya. Sementara Rizal sudah pergi sejak beberapa saat lalu.

"Sial!" maki Rio sambil kembali duduk di sofa.

Rio harus mencari Dinda. Sepulangnya bekerja, Rio tidak langsung bisa menemui Dinda karena ibunya menelpon untuk segera pulang. Ternyata ada kabar baik untuk Rio. Pesawat yang ditumpangi pria yang akan dijodohkan dengan Dinda hilang kontak. Dania menangis karena hal itu. Dania masih tidak percaya. Apalagi keluarga Linda, merupakan kerabat dekatnya.

"Rian bangsat!" makinya lagi karena abangnya itu masalah lain timbul.

Rio meninggalkan rumah kedua orangtuanya dan melajukan mobilnya menuju apartemen Dinda. Setelah sampai di unit yang dia tuju, Rio langsung masuk. Langkah kakinya langsung membawanya ke dalam kamar Dinda.

SHORT STORY 2017 - 2021 (END)Where stories live. Discover now