35

1.2K 88 20
                                    

Keesokan harinya Prilly sudah di perbolehkan untuk pulang, hari ini Prilly dan Ali berencana untuk bertemu dengan Abang Prilly tetapi sebelum itu mereka ke apartment ali dulu karena ali membersihkan tubuhnya..
Sesampainya di apartment, Ali pun membersihkan tubuhnya sedangkan Prilly berjalan mengelilingi apartment Ali.
15 menit kemudian..
Ali sudah selesai mandi Ali keluar dari kamar mandi dengan handuk yang menutupi bagian bawahnya sedangkan bagian atasnya tidak di tutupi apa-apa.
Dia berjalan mendekat kearah Prilly yang sedang menatap dari arah jendela..
Degh ..
Prilly menegang dan jantungnya berdetak kencang kala Ali memeluknya dari belakang
Ali meletakkan dagunya di bahu Prilly
"Li..pake baju dulu" ujar Prilly kesal sambil berusaha melepas tangan Ali yang melingkar di pinggangnya.
"Pakein dong" rengek Ali seperti anak kecil..
"Ihh..apaan sih Li kek anak kecil tau gak" jawab Prilly.
Ali melepaskan pelukannya dan berjalan mengambil kaus putih dan celana jeans berwarna hitam, lalu berjalan lagi kearah Prilly dan menyodorkan pakaiannya kepada Prilly..
"Pakein dong sayang" rengek Ali..
Ali melipat kedua tangannya dan menggelengkan kepalanya.
"Punya tangankan...pake sendiri!"...

Ali berkacak pinggang dan menatap Prilly dengan sengit...
"Kalo kamu gak mau pakein baju maka..." Ali menghentikan ucapannya Sehingga membuat Prilly penasaran..
"Maka..apa" tanya Prilly perasaannya mulai tidak enak. Dia yakin bahwa Ali akan membuat hal yang aneh.
"Aku bakalan buka handuk aku disini"..
Tangan Ali mulai memegang handuk yang menutupi bagian bawahnya.
"Kalo dalam hitungan ketiga kamu gak mau, aku bakalan buka" ancam Ali.
"Ali! Kamu kenapa tambah gila gini sih!!" Ujar Prilly tersirat nada kekhawatiran didalamnya.
"Satu..."
Ali mulai menghitung sambil mulai berjalan mendekat ke arah Prilly..
"Kamu Gilak tau gak" teriak Prilly
"Dua"..
Tangan Ali mulai bergerak membuka handuknya.
"Ti..."

"Oke-oke aku pakein" ujar Prilly pasrah.
Prilly dengan terpaksa mengambil pakaian Ali.
Karena tinggi Prilly hanya sebatas dada Ali, Ali pun duduk di kasur.
Selama Prilly memasang baju Ali, tatapan Ali tidak pernah lepas dari Prilly.
"Ngapain liat-liat aku kekgitu?" Tanya Prilly ketika Ali terus menatapnya.
"Kamu cantik" jawab Ali santai.
Blush..
Pipi Prilly langsung memerah kala Ali menyatakan dia cantik.
"Uuu...pipinyaa merah" ejek Ali dengan tangan mencubit kedua pipi Prilly.
"Apaansih"....

"Udah siap" ujar Prilly kala dia selesai memakaikan baju Ali..

"Sayang pakein celananya juga dong" rengek Ali sambil menggoyangkan kedua bahunya.
Dengan kesal Prilly mengambil celana Prilly dan
Bruk...
"Pake sendiri" ujar Prilly setelah melemparkan celana Ali ke wajah tampan ali.

Setelah terjadinya drama Korea antara Ali dan Prilly, mereka pun memutuskan untuk pergi ke rumah Abangnya Prilly. Dan saat ini mereka sedang berada di dalam mobil.
"Kamu udah hubungin digo kalo kamu udah ketemu sama aku?" Tanya Prilly pada Ali yang sedang menyetir.
Ali memutuskan untuk menyetir sendiri karena jika dia menggunakan supir maka waktu berduaan dengan Prilly akan hilang. Memang Gilak si Ali.
"Belum pril, nanti pasti anak itu merengek pengen kesini" Jawab Ali.
"Nanti setelah ketemu sama Abang kamu, kita langsung pulang ke Jakarta" lanjut Ali.

Setelah menempuh perjalanan mereka pun sampai di mansion Brayen.
Ali melihat mansion Brayen yang tampak megah dan luas.
"Mansion Abang kamu oke juga" puji Ali.
"Iya dong" jawab Prilly bangga.
"Tapi lebih mewah mansion punya aku sih" lanjut Ali..
Prilly memutar bola matanya, dari dulu memang sifat sombong ali tidak pernah hilang.
"Iya..iya mansion kamu memang paling mewah di jagat raya ini"....
"Yaudah Ayok masuk" ajak Prilly.
Prilly heran karena biasanya di depan mansion abangnya ini pasti ada pengawal yang menjaga tetapi kenapa sekarang tidak ada.
Tidak mau pusing memikirkannya Prilly pun bergerak untuk membuka pintu.
Akan tetapi pintu sudah terlebih dulu terbuka dari dalam dan menampakkan abangnya dan beberapa bodyguard di sekeliling abangnya.
  Prilly tersenyum ke arah kakak laki-lakinya itu, akan tetapi senyum Prilly hanya sebentar kala abangnya hanya melihatnya dengan wajah yang datar.
  Pandangan Brayen berpindah kepada Ali yang ada di belakang Prilly, tatapan itu berubah menjadi tajam, tangan Brayen juga di kepal kala dia melihat Ali.
  Ali tak kalah jauh dengan Brayen, Ali menatap Brayen dengan tajam dan tangan mengepal.
Ntah mengapa Prilly merasa suasana sedang buruk kala melihat dua pria itu bertatapan dengan mata elang masing-masing.
  "Kita bertemu lagi Aliando Syarief" desis Brayen.
"Ngapain Lo disini" tanya Ali tajam
Brayen maju beberapa langkah kedekat Ali, lebih tepatnya di samping Prilly.
"Gue kakaknya Prilly" jawabannya dengan senyum smirknya.
Urat di tangan Ali mulai terlihat dengan tangan yang kian di kepal dengan erat.
  Brayen kembali tersenyum devil kala melihat Ali yang mulai emosi, kemudian salah satutanganya  bergerak untuk memeluk bahu Prilly.
"Kenapa? Gak terima" ujar Brayen.
Ali berusaha menahan emosinya dengan menarik nafas dan mengeluarkannya beberapa kali.
"Kalian ini kenapa sih? Kalian udah saling kenal?" Tanya Prilly.
"Kak, Ali, jawab dong jangan cuman diam" desak Prilly karena mereka berdua tidak menjawab pertanyaannya.
Brayen yang tadinya tersenyum devil, kembali ke wajah datar dan tatapan yang tajam. Dia melepas tangannya dari bahu Prilly.
"Masuk ke kamar kamu pril" titah Brayen dingin.
"Gak mau" bantah Prilly.
"Kakak ceritain dulu apa yang terjadi antara kalian berdua"...

Bugh...
Prilly terkejut kala melihat kakaknya Yang secara tiba-tiba melayangkan pukulan kepada Ali, lebih tepatnya di wajahnya.
Karena Ali yang tidak siap dengan serangan Brayen, dia pun tersungkur  dengan bibir yang berdarah.
Saat Prilly ingin menolong Ali, dua bodyguard Brayen maju dan mencegah Prilly untuk mendekat kearah Ali.
"Masuk ke kamar kamu pril..atau kamu akan liat mayatnya saat ini juga" ujar Brayen dengan suara yang mulai meninggi.
"Masuk aja pril..kamu tenang aja aku gak papa kok" ujar Ali.
Prilly menghela nafasnya "awas aja kalo kakak mukul Ali lagi, aku gak bakalan mau maafin kakak" ujar Prilly.
Prilly pun berjalan ke arah kamarnya dengan di kawal oleh 2 bodyguard
Brayen.

Setelah Prilly pergi, Brayen kembali menatap Ali tajam.
"Loe kan...pria brengsek yang pernah nyakitin adek gue" desis Brayen.
Ali tersenyum remeh sambil mengusap sedikit darah yang keluar dari bibirnya..
"Loe juga brengsek kali" jawab Ali diiringi kekehan ringan.
Emosi Brayen mulai terpancing..
"Lo gak pantes buat adek gue karena Lo taunya cuman nyakitin wanita" ujar Brayen dengan nada suara yang mulai meninggi.
"Gimana dengan Lo, Lo pantes dibilang Abang? Loe ninggalin adek Lo sendiri"..
"Loe juga pernah nyakitin cewek,dan itu isteri Lo sendiri" desis Ali.
  Bodyguard Brayen ingin bergerak menghajar Ali tetapi dilarang oleh Brayen..
"GUE GAK PERNAH NYAKITIN WANITA ITU!"
Suara Brayen sudah meninggi..
"Pergi loe dari sini bangsat!!" Usir Brayen.
"Oke gue pergi, tetapi bukan berarti gue ngelepasin Prilly begitu aja." Jawab Ali dingin.
"Gue gak peduli loe kakaknya atau bukan, karna itu gak akan mengurangi rasa cinta gue sama Prilly"...
"Dan satu lagi gak ada yang boleh ngelarang gue buat jatuhin Prilly, siapapun yang menjadi penghalang bakalan gue singkirin" lanjut Ali.
Ali pun keluar dari mansion itu.

Sedangkan di kamar Prilly merasa gelisah, dia takut terjadi sesuatu antara kakaknya dan Ali.
  Beberapa saat kemudian Brayen pun masuk ke dalam kamar Prilly. Brayen dapat melihat raut wajah Prilly yang khawatir.
"Kak ini sebenernya ada apa sih antara kakak sama Ali? Trus Ali dah dimana sekarang? dia gak papa kan? kakak gak tonjok dia lagi kan?" Ujar Prilly dengan pertanyaan yang bertubi-tubi.
Brayen menghela nafas kala Prilly mengkhawatirkan pria brengsek itu.
Brayen memegang kedua bahu Prilly dan menatap adiknya itu..
"Princes..kakak minta sama kamu buat jauhin Ali, lupain dia" pinta Brayen.
  Prilly menepis tangan Brayen yang ada di bahunya. Dia menatap Brayen dengan kecewa.
"Maksud kakak apasih"..
"Princess kamu gak ingat dulu Ali pernah nyakitin kamu, ninggalin kamu. Kakak gak mau kalo sampe itu terjadi lagi"...

Prilly memalingkan wajahnya dan tersenyum kecut
"Kakak dulu juga pernah ninggalin aku, tapi aku mau ngasih maaf ke kakak. Aku juga berhak buat kasih maaf sama Ali" jawab Prilly dengan suara yang mulai meninggi.
"Semua orang berhak dapat kesempatan kedua" lanjutnya...
" Ali itu jahat prill..dia bukan pria baik-baik" ujar Brayen dengan kesal.
"Kamu gak tau rasa sakit yang di berikan Ali sama kakak" lirih Brayen.
"Makanya kakak cerita sama aku, biar aku tau" desak Prilly.
Brayen tau adiknya akan terus membela Ali.
"Kamu kenal stela? Sekretaris ali" Tanya brayen.
Prilly menganggukkan kepalanya, dia mulai penasaran dengan kakaknya yang tiba-tiba membicarakan tentang stela.
"Dia mantan istri kakak, mama kandungnya Leon"...
Fakta yang sangat mengejutkan bagi Prilly. Dia hanya bisa terpaku kala wajah kakaknya yang terlihat sedih.
"Kakak dan stela bercerai karena"...
Prilly menunggu kakaknya melanjutkan ucapannya.
"Dia selingkuh dengan Ali"...

Keknya ceritanya ntar lagi bakalan ending🤗🥰

Vote 70 and coment 30, langsung di next

KEMBALILAH PADAKU (END)Where stories live. Discover now