8

1.2K 164 16
                                    

Kesebelas orang itu kini berada di ruang bawah tanah. Masih banyak pertanyaan yang belum mereka utarakan sejak tadi. Sedangkan kedua lelaki itu masih menampilkan senyum seperti orang bodoh. Terlebih lelaki yang memakai kostum tadi, ia terus menjahili Jisoo yang sejak tadi mengeluarkan aura menyeramkan.

"Sekarang bisa kalian jelasin maksud dari semua ini?" Wendy sangat ingin menendang bokong mereka berdua keluar dari rumah ini. Saat itu ia pikir kegilaan mereka tidak seperti ini, tapi kenyataannya malah lebih mengerikan.

" Sooman nyuruh kita bekerja sama dengan kedua orang ini." Jawab Irene yang membuat ketujuh adiknya terkejut. Selama bertahun-tahun menjadi agen rahasia, mereka tak pernah sekalipun menjalani kerja sama, bahkan dengan unit elit di perusahaan. Bagi mereka ini sebuah penghinaan besar, apa lelaki tua itu meremehkan mereka sekarang.

Brakk

Yeri dan Lisa berdiri dengan mata yang menunjukkan emosi. Mereka tidak bisa menerima jenis pelecehan seperti ini. Lebih baik mereka hiatus beberapa tahun daripada bekerja sama dengan orang lain. Mereka berdua berniat meninggalkan ruangan dan mungkin akan langsung menuju kantor.

"Duduk"

"Tapi kak!"

"DUDUK!"

Bentakan Jisoo membuat kedua gadis itu mau tak mau kembali ke kursinya. Anggota Blackvelvet yang lain juga masih bungkam, enggan menambah percikan api saat ini. Lain halnya dengan kedua lelaki itu, mereka hanya bisa diam sambil menelan ludah karena merasakan aura membunuh yang jelas ditujukan untuk mereka. Percayalah, jantung mereka berdegup dua kali lebih cepat sekarang ini bahkan lebih menyeramkan daripada inspeksi yang sering dilakukan di kepolisian.

"Ini permintaan langsung dari klien. Dalam peraturan perusahaan, kita hanya menolak mencuri ataupun membunuh. Ini memang sedikit memuakkan, tapi kita harus patuh pada aturan." Jabar Irene, tampaknya amarahnya sudah sedikit reda. Ia juga harus memikirkan anggota yang lain. Irene tak ingin meletakkan teman-temannya ke posisi sulit.

" Hufft, mau gimana lagi. Daripada bertele-tele lebih baik sekarang kita bagi tugas lagi. Gue dapat informasi tentang rumah sakit tempat Sowon dirawat. Kita juga dapat panggilan untuk kak Irene sebagai saksi."

"Oke, jadi nanti gue sama Seulgi bakalan ke kantor polisi. Joy dan Rose kalian gue tugasin ke rumah sakit. Lisa dan Jennie kalian balik ke hotel, cari semua bukti yang tertinggal. Wendy dan Yeri coba cari tau keberadaan JYP setelah insiden itu. Dan coba pantau rumah JYP, pastiin kalian dapat sesuatu yang berguna. Untuk Jisoo lo tetep dirumah, lo udah ketemu polisi jadi sebisa mungkin kita buat seolah lo masih trauma dengan kejadian kemarin."

"Terus kita berdua ngapain?"

"Lo ikut kita ke kantor polisi. Lo kenal banyak orang di sana kan. Cari berkas penting dan pastiin kak Irene gak terlibat jauh dengan hal ini." Ucap Seulgi yang masih menatap malas kedua orang itu. Apalagi yang berambut putih, Seulgi benar-benar benci penampilan lelaki yang sangat tidak rapi seperti itu.

Taehyung mengangkat tangan tapi ia sedikit gugup saat semua orang mulai menatapnya. Terlebih Jisoo yang sekarang memicingkan matanya tajam. Oh, apakah para wanita ini memang punya aura mengerikan seperti ini, wajah polosnya saat pesta benar-benar menipu. Berusaha untuk tetap keren ia pun bertanya dengan nada datar.

"Gue gimana?"

"Waktu itu lo pura-pura jadi tunangan Jisoo kan?. Jadi lo harus serius memerankannya sampai misi ini selesai." Perkataan Wendy membuat Jisoo mendengus kesal, ia bahkan tertawa nyaring sekarang. Anggota Blackvelvet tau jika Jisoo sudah seperti ini tandanya dia sedang di fase frustasi. Dan biasanya ia melampiaskannya dengan bertarung. Entah itu melawan Seulgi ataupun Lisa.

Rose yang berada disampingnya hanya bisa menepuk pelan punggung si gadis. Ia merasa sedikit prihatin dengan keadaannya sekarang.

Seperti yang direncanakan, saat ini Lisa dan Jennie sudah berada didalam hotel. Mereka menyamar sebagai detektif dan reporter yang dikirim kepolisian. Dengan identitas palsu yang dibuat Wendy, mereka dapat masuk dengan mudah. Mereka mencoba melihat keseluruhan ruangan tersebut. Terlalu banyak celah untuk melakukan tindak kejahatan.

"Yang reservasi hotelnya siapa sih. Milih tempat kok sembarangan gini." Omel Lisa, ia sedikit kesal karena kejadian ini pekerjaannya sedikit berantakan.

"Apa mungkin mereka sengaja?" Tanya Jennie. Jika dipikiran lebih lama sebenarnya hal ini bisa terjadi karena pemilihan gedung yang kurang pantas untuk dijadikan acara orang besar. Jennie berpikir jika pihak JYP lah yang sengaja memilih gedung ini untuk merusak acara.

"Kemungkinan gitu. Terlebih si calon mantu yang jadi korbannya. Kayak disengaja gitu gak sih?"

Saat mereka sedang sibuk mencari bukti, tiba-tiba punggung Lisa ditepuk pelan oleh seseorang. Dengan reflek Lisa mencengkram tangan yang saat ini berada tepat di bahunya. Saat berbalik ia sedikit terkejut, ternyata orang yang berada dibelakang ini tak lain adalah teman lamanya. Jeon Jungkook.

Lelaki yang bernama Jungkook tadi memasang ekspresi terkejut juga. Ia tak menyangka teman yang lama tak ia temui sejak bertahun-tahun yang lalu berada didepannya sekarang.

"Lisa?"

Sedih,senang dan rindu. Ketiga perasaan itu sekarang sedang membuncah dihati sang gadis. Melihat lelaki ini membuat kenangan pahit mulai terngiang lagi di otaknya. Bahkan mata Lisa sudah mulai memerah ingin mengeluarkan liquid bening yang selama beberapa tahun ini ditahannya.

"Jung"

"Udah lama ya Lis."

Lisa tertunduk dan sedikit mengangguk. Ia tak boleh menunjukkan ekspresi menyedihkan didepan lelaki ini. Dengan cepat Lisa tersenyum dan menjabat tangan Jungkook.

"Hmm, lo ngapain disini?"

"Ah, gue mau ketemu sama anak bos gue ada yang mau gue urus."

"Dari pakaian lo kayaknya lo berhasil mewujudkan keinginan om." Lisa memperhatikan Jungkook dari atas sampai bawah. Setelan hitam dengan sebuah pistol di balik jasnya dan juga headset yang terpasang ditelinga.

"Ya, sekarang gue jadi bodyguard JYP."

Deg

Apa?

Lisa terkejut dengan penuturan Jungkook. Kenapa ia tak mengetahuinya. Kenapa disaat misi penting seperti ini ia malah dipertemukan dengan salah satu pecahan memori menyakitkan yang sudah lama ia buang.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 01, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

PRETTY LIARS Where stories live. Discover now