3

1K 159 2
                                    

Setelah kepulangan Mino dan Mark. Mereka bersembilan akhirnya mengerjakan pekerjaan mereka masing-masing.

Jennie pergi ke gudang untuk membuat berbagai senjata yang diperlukan. Sedangkan Joy sekarang berada di ruang kerja miliknya, ia berniat membuat pakaian yang Irene minta saat rapat tadi. Begitu pula dengan Wendy yang sekarang berada di ruangan yang penuh komputer. Ruangan ini adalah tempat dimana semua informasi yang dibutuhkan terkumpul jadi satu. Dan semua itu berkat Hacker andalan Blackvelvet.

"Lisa sama Seulgi kemana?" Tanya Irene dari balik pintu. Ia baru selesai membuat jus untuk dia dan Jisoo yang kini tengah membaca file yang dikirim oleh Wendy.

" Lagi battle mungkin. Lo kayak gak tau mereka aja. Tiap ada misi selalu battle siapa yang menang bakalan dapet tugas lebih sedikit." Jawab Jisoo.

Mereka berdua tengah duduk di ruang santai. Ya hanya berdua. Rose dan Yeri tadi juga bersama mereka, tapi kemudian pergi dengan alasan ingin meneliti beberapa hal.

"Kak wendy udah ngirim lokasi party nya. Letak cctv, banyaknya tamu undangan, sama penempatan  bodyguard."

Irene ikut melihat daftar tamu undangan. Lumayan sedikit untuk ukuran orang terpandang di negara ini. Tapi tunggu, kenapa ada foto tetangga mereka disini.

"Ini Mimi yang tadi dateng kan?"

"Mino kak Rene bukan Mimi. Mimi peri kali ah."

Irene tidak mengindahkan perkataan Jisoo, mau Mino, Mimi bahkan Mumun sekalipun. Ia tidak peduli dengan namanya. Yang paling penting kenapa orang aneh sepertinya bisa datang ke acara JYP . Irene segera mengabari Wendy untuk mengungkap siapa lelaki tersebut.

"Dia detektif senior di kepolisian Seoul kak Rene. Dan besok bakalan ada satu detektif lagi yang datang tapi dari kepolisian di Daegu. Kayaknya mereka kerja sama " Wendy memberi tahukan kepada Irene apa yang tertulis di komputernya. Biodata lengkap seorang yang bernama Song Mino.

Irene sedikit terkejut mendengarnya. Lelaki urakan yang seperti gelandang itu seorang detektif?. Sekarang Irene percaya pada kalimat pepatah yang mengatakan don't judge by its cover

"Kita harus hati-hati kak Rene, bisa aja dia disewa JYP untuk nangkap mata-mata kayak kita. Ada bagusnya kalau sebisa mungkin kita menghindari interaksi sama dia."

Irene mengangguk setuju. Ia sedikit menyesal telah beramah tamah padanya tadi. Jika tau lelaki itu akan menghambat pekerjaannya, mungkin  Irene akan mencampurkan racun kedalam minuman Mino tadi.

______________________________________

Sehabis menyelesaikan penelitian bersama Yeri. Rose merasa perlu asupan makanan karena terlalu lama berpikir.

Dia dan makanan adalah hal yang tidak bisa dipisahkan. Setelah pamit pada Irene, ia bergegas keluar mencari makanan. Wendy sempat menegurnya karena baru tadi siang ia membeli banyak cemilan. Tapi Rose hanya menjawab

" Kak Wen, itu cemilan khusus untuk santai-santai. Kalau untuk habis kerja itu beda lagi. Gue pengen makan Tteokbokki."

Wendy hanya menggeleng kan kepalanya. Tidak paham dengan pemikiran seorang medic yang selalu makan makanan luar.

"Bibi, saya mau tteobokki 5 ya."

Setelah menerima bungkusan makanan pesanannya. Ia segera membayar dan meninggalkan tempat tersebut tak lupa mengucapkan terimakasih kepada bibi penjual.

Tak tahan dengan baunya, dengan cepat Rose mencari tempat duduk untuk memakan sebungkus tteobokkinya. Rose tidak memperhatikan jika tempat duduknya telah diduduki orang lain. Akibat terlalu menikmati, Rose sampai tersedak dan sialnya ia lupa membawa minum.

Untungnya ada orang baik di sampingnya yang tidak segan memberinya sebotol air mineral. Rose pun meraihnya dan meminum air itu sampai tandas.

"Huh lega, makasih ya minu..." Rose terdiam melihat orang yang memberinya minum. Sungguh tampan. Bahkan ketampanannya mengalahkan idol korea bernama Jaehyun Nct, seorang idol yang dipuja-puja oleh Joy.

"Ih kok ganteng" ucap Rose tanpa sadar. Dengan cepat ia menutup mulutnya. Sial.

Lelaki itu hanya tersenyum kecil melihat kelakuan gadis didepannya. Yah, memang tidak sedikit yang bilang seperti itu. Bahkan bisa dibilang ia lumayan terkenal di daerah sini. Sebagai pria tampan tentunya.

Tak tahan dengan rasa malu yang menjalar ke seluruh tubuh, Rose akhirnya pergi dari sana. Meninggalkan lelaki yang makin terkekeh akan tingkahnya yang menggemaskan.

Di jalan, Rose merutuki kebodohannya. Kenapa kepolosannya selalu datang disaat yang tidak tepat.
Dengan kalut ia menambah kecepatan mobilnya, berharap cepat sampai di rumah dan melupakan semuanya.

Brakk

Pintu depan didobrak kasar oleh gadis yang tak lain adalah Roseanne.

"Eh eh santai melati." Ucap Joy yang kini sedikit terbangun dari tidur santainya. Joy dan Jennie kini tengah berada di ruang keluarga, sedang menunggu agar masker wajah yang melekat di wajah mereka mengering.

"Ih gue malu sumpah. Kak Jen bantuin." Rose menghampiri Jennie dan memeluknya sambil merengek manja. Ah Jennie tau, ini pasti gara-gara kepolosannya. Sudah tidak heran untuk seorang Rose. Jennie hanya menepuk-nepuk pelan kepala Rose tanpa berniat bertanya kenapa.

Tanpa diminta siapapun, Rose akhirnya menceritakan semua yang terjadi, dan itu sukses membuat Joy tertawa terbahak-bahak. Setelah sadar, Joy malah memarahi Rose karena membuat maskernya retak.

"Tenang aja, lo gak akan pernah ketemu dia lagi." Ucap Jennie dengan nada malas.

Yah, Rose juga berharap begitu. Dunia ini luas dan satu hal yang pasti, ia tidak akan bertemu dengan lelaki itu untuk yang kedua kalinya.




PRETTY LIARS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang