05

139 31 3
                                    

"Anjing!" Gavin melayangkan sebuah tinjuan tepat dipipi Asa. Rahang Asa mengeras. Merasakan sakit yang luar biasa. Sebuah darah segar mengalir dari sudut bibir Asa.

"Lo kenapa, Anjing?" Tanya Asa emosi. Tak terima dengan pukulan yang Gavin layangkan padanya. Asa merasa jika ia tak memiliki salah apapun kali ini. Namun tiba-tiba saja Gavin memukulnya. Cukup keras. Tidak bahkan lebih keras dari pukulannya terakhir kali didepan warung. Asa bisa merasakan bahwa kali ini Gavin benar-benar marah pada dirinya, namun apa salahnya?

"Lo pikir gue gak tau apa yang lo lakuin sama Chacha?" Tanya Gavin masih dengan emosi.

"Lo ngapain sama Chacha diteras balkon Chacha semalem, Anjing?" lagi, Gavin melayangkan tinjuan dipipi Asa. Membuat Asa terhuyung mundur karena pukulan Gavin. Mata Asa membulat. Bagaimana mungkin Gavin tau? Apa ia melihatnya?

"Kenapa diem, Hah? Gue liat tangan lo anjing. Tangan lo hampir buka baju Chacha kalo aja gue gak nelpon lo, TOLOL" Gavin penuh penekanan mengucapkan kata kasarnya pada Asa. Tak lagi bisa menahan emosinya.

"Lo suka sama Chacha?" Sekian kalinya Gavin memberikan Asa pertanyaan.

"Iya, gue suka sama Chacha" jawab Asa. Tak berminat menyangkal. Toh, Asa sudah menyukai Chacha sejak lama. Bahkan sebelum Gavin mengenal Chacha.

"Anjing lo, Sa! Lo sengaja mau ngerusak Chacha biar dia jadi milik lo?" Gavin menatap Asa tajam. "Lo hampir perkosa Chacha, Jing! Lo sengaja kan ngelakuin itu?" tak ada jawaban dari Asa. Toh, semua yang diucapkan Gavin benar. Ya, dirinya hampir saja memperkosa gadis yang dicintainya.

"Kenapa lo diem? Urusin tuh temen lo berdua!" Pekik Gavin meninggalkan Asa, Gema dan Indra.

"SA? JING LO SUKA CHACHA? LO BENERAN?" Tanya Indra mgacak-acak rambutnya frustasi. Sedetik kemudian dapat Indra pastikan Asa mengangguk mengiyakan.

"Anjing! Lo ngaku sama gue. Lo udah sampe mana sama Chacha?" Gema menatap Asa tak percaya.

"Maksud lo?" Asa menatap Gema tajam.

"Lo ngapain aja nyet sama Chacha? Anjing, Sa. Jangan bilang lo berdua kebablasan?" Indra tak kalah heboh.

Asa menatap Gema dan Indra tajam. Ia memang hampir melakukan kesalahan yang fatal. Tapi dia juga tak berniat bodoh. Malam itu ia hanya hilang kendali. "sialan" pekik Asa dalam hati.

"Gue masih waras buat gak ngerusak cewek yang gue cinta" Asa meninggalkan Gema dan Indra. Ada rasa kecewa pada kedua sahabatnya itu. Bagaimana mungkin sahabatnya itu menganggapnya lelaki brengsek hanya karena mencium gadis yang ia cintai? Oke baiklah. Ia memang salah dan hampir menjadi bajingan malam itu. Asa marah. Tapi bukan lagi pada kedua sahabatnya. Namun pada dirinya sendiri. Bagaimana mungkin ia bisa terpikirkan untuk melakukan hal tersebut pada wanita yang dicintainya.

Asa memilih pergi meninggalkan Indra dan Gema yang masih menatapnya dengan tatapan marah atauh bahkan seperti jijik pada dirinya. Entahlah melihat kedua sahabatnya memperlakukannya seperti itu membuatnya sesak. Ia hanya butuh waktu sendiri.

Mengendarai motornya tanpa tujuan, mematikan handphonenya adalah jurus ninjanya melarikan diri. Caranya merenungi semua yang salah. Caranya menghukum dirinya sendiri. Dari jauh terdengar sayup suara adzan Ashar. Menjadikan masjid tujuan akhirnya. Sudah lama rasanya ia tak pergi ke masjid. Asa hanyalah lelaki biasa. Bukan lelaki yang kau sebut alim atau juga lelaki yang kau sebut malas. Solat limat waktu masih ia kerjakan hanya sesekali saja ia tinggalkan jika dirasa tugasnya tak bisa ditunda.

Nyaman dan tenang. Itu yang Asa rasakan saat keluar dari mesjid setelah selesai berjamaah Ashar. Kakinya ia langkahkan pada sebuah tempat duduk kecil dipinggiran Alun-alun yang memang bersebrangan dengan Masjid. Hatinya terasa hangat. Melihat anak-anak kecil berlarian. Saling mengejar. Beberapa datang bersama orang tuanya. Sejenak, penatnya hilang.

"Sa? Angkasa kan?" sebuah tangan menepuk bahu Asa.

"Kang Yuda?" Asa bangkit dari duduknya memeluk lelaki yang ia kenal sebagai Yuda. Tetangganya yang sudah mengenalnya dan Yogi sang kakak bahkan sejak mereka masih kecil.

"Sehat maneh Sa?" tanya Yuda masih dengan logat Sunda yang tak hilang.

"Alhamdulillah Kang." jawab Asa kembali mendudukan badannya yang juga diikutin Yuda disampingnya.

"Sendirian wae ieu teh?" Asa hanya menjawabnya dengan anggukan.

"Aya naon? Wajah maneh pusing kitu" tanya Yuda cukup hafal jika sedang terjadi sesuatu Asa akan menghilang kemudian menyendiri.

"Kang Yuda tau aja" Asa terkekeh.

"Urang teh udah kenal maneh sama si Yogi dari kecil. Jadi aya naon, Sa?"

"Asa abis ngelakuin kesalahan kang" jawab Asa tersenyum kecut.

"Sa, namanya juga manusia. Tempat salah jeung dosa. Sekarang mah tinggal kumaha kita merenungi kesalahan kita sendiri biar engga terjadi lagi." Yuda menepuk bahu Asa. "Awewe?" dengan ragu Asa menganggukan kepalanya.

"Apapun kesalahan maneh, sekarang mah sok renungi sama maneh. Pikirin yang bener gimana cara memperbaikinya. Jadiin ini pelajaran. Biar kedepannya gak diulangi lagi." nasihat Yuda cukup membuat Asa sedikit bernafas lega.

"Nuhun, ya Kang. Asa pamit dulu kang. Kang Yuda kapan-kapan main lah ke kafe nya bang Yogi" Asa tersenyum tulus.

"Anjay, si Yogi kacumponan oge boga Kafe teh? Insha Allah kapan-kapan akang kaditulah, Sa"

Sore itu seucap syukur terucap dari bibir Asa. Bagaimana ia selalu dipertemukan dengan orang baik. Mungkin Tuhan memberinya kesempatan untuk memperbaikinya. Tuhan masih dengan baik menjaganya dan gadis yang dicintainya.

Gema Pradipta

Studio kosong malem ini.

Lo gak usah balik dulu.

Tidur di studio gue aja.

Kunci studio gue simpen di pot

Angkasa Kalandra

Thank you, Gem

Gema Pradipta

Santai Sa

Sekali lagi Asa mengucap syukur tentang bagaimana sahabatnya tetap memperhatikannya sekalipun ia berbuat salah. Sungguh, Tuhan maha baik jika kita selalu bersyukur.

 Sungguh, Tuhan maha baik jika kita selalu bersyukur

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Kang Yuda (Nakamoto Yuta)


HELLO GUYS!

lagi rajin nih hehe, jadi bisa up lumayan cepet

semoga suka!

makasih banyak udah menyempatkan mampir, membaca dan memberi Vote!

stay safe, stay healty everyone! xoxo

CANDU [✔]Where stories live. Discover now