010

928 118 8
                                    

“Masih ga ketemu?”

Jiho menghela nafas saat Deka dan Yuju menggelengkan kepalanya. Ini sudah hari ke-7 mereka mencari Rose. Sebenarnya kemana perempuan itu?

“Ji, minta contekan dong,” pinta Eunha. Tanpa basa basi karena sudah malas, Jiho menyerahkan buku tugasnya ke Eunha. Baginya ada sesuatu yang lebih penting sekarang.

Eunha melirik sekilas teman temannya yang nampak frustasi. “Tenang aja. Rose pasti balik kok,” tukasnya.

“Darimana lo tau?” tanya Yuju yang tak dibalas oleh Eunha karena gadis itu lebih memilih menyalin pekerjaan Jiho.

“Minghao?” gumam Deka saat melihat ke arah parkiran.

“Kenapa?” tanya Yuju yang mendengar gumaman Deka.

“Kaga papa sih. Tumbenan bawa mo--- ROSE!” Deka memekik saat ia melihat Rose keluar dari mobil Minghao.

“Apa sih ga jelas tau ga! Gue tau kita lagi nyari Rose tap--”

“Bukan! Itu- itu Rose.” Deka terus menunjuk ke arah parkiran dengan antusias. Karena penasaran, akhirnya Jiho dan Yuju melongokkan kepalanya ke jendela. Tapi tak ada yang mereka lihat kecuali jajaran motor dan beberapa mobil yang terparkir rapi.

“Lo ngibul ya,” tuduh Yuju.

“Kaga anjir, gua kaga ngibul. Tadi emang Rose bar-- ROSE”

“Sekali lagi lo teriak Rose Rose, gue tendang perut lo!” ancam Jiho.

“Tapi gua ser--”

Duaghhh

Mata Jiho membelalak, begitupun yang lainnya saat kaki Jiho yang tadinya mau menendang Deka ditangkap oleh seseorang. Bahkan Deka sekarang masih shock. Kalau saja tidak dihentikan pasti sekarang Deka sudah berguling guling di lantai.

Calm down, Ji! Calm down!”

Jiho masih diam. Ia berpikir apa ia tengah berhalusinasi sekarang? Tapi setelah melihat Eunha yang dengan riang memeluk Rose, dirinya sadar bahwa sekarang bukanlah halusinasinya.

Buaghhh

Minghao menangkap kepalan tangan Jiho yang dilayangkan ke arah Rose. Ya gimana ya, Rose baru sembuh masa udah mau dipukul lagi. Gila apa.

“Jiho, jangan main tangan dulu bisa ga?”

“Minggir lo. Gue ada urusan sama Rose!”

“Gua tau, tapi jangan main tangan.” Minghao menarik Rose ke belakang punggungnya. Ia hanya bermaksud untuk melindungi Rose dari Jiho.

Jiho tak mendengarkan Minghao, ia tetap melayangkan pukulan bertubi-tubi ke arah Minghao.

Minghao kesusahan, bertahan tanpa menyerang itu susah. Apalagi tangan kanannya ia gunakan untuk menggenggam tangan Rose di belakangnya. Makin kesusahan bertahanlah dia.

“REN”

Minghao bernafas lega saat Ren yang tak sengaja lewat dengan cepat mendekap Jiho agar kekasihnya itu tak memukul orang lagi.

“ROSE”

Minghao menghela nafas frustasi, masalah satu belum kelar kenapa yang lain datang lagi?

Minghao menatap datar Jaehyun yang berlarian ke arah dirinya. Bukan, lebih tepatnya ke arah Rose. Dan tentu saja Minghao akan menghalangi Jaehyun.

“Minghao, minggir!”

Minghao diam. Dirinya hanya menatap malas ke arah Jaehyun. Minghao memang tak berniat minggir seinchi pun atau menjawab Jaehyun sekalipun.

“Rose, kamu kemana aja? Aku nyariin kamu”

“Oh”

“Rose, kenapa kamu ngga ngabarin aku?”

“Mls”

“Rose, kamu ngga papa kan? Aku- aku”

“Y”

“MINGHAO DIEM BANGSAT! GUA BICARA SAMA ROSE BUKAN SAMA LO”

“Oh iya ta? Lo ngadep gua sih, jadinya gua pikir lo bicara sama gua”

“Tapi gua kan manggil Rose. Emang nama lo Rose?”

“Iya”

“Bangsat, minggir lo!”

“Sapa lo.” Minghao tetap tak bergerak satu inchi pun saat Jaehyun mendorongnya ke samping. Jaehyun kesal tentu saja. Kenapa laki laki di depannya ini menghalanginya terus coba?

“Hao, biar gue aj--”

“Diem, Rose! Ntar kalo gua biarin lo, lo pasti maafin dia kan?”

“Ng--”

“Sekali kaga tetep kaga!”

“Hao, lo . . . takut?”

“. . . Iya. Gua ga mau lagi ngliat lo nangis nahan sakit tiap malam. Lagian luka di tubuh lo belum sembuh, jadi jangan macam macam”

“Hei, tunggu . . . Maksudnya gimana? Luka apa?” tanya Yuju menyela.

“Ayo!” Minghao yang menggandeng Rose berhenti saat ia merasakan tarikan tangan daro arah seberangnya.

Minghao menatap tajam tangan Jaehyun yang bertengger rapi di tangan Rose.

“Lepas!”

Jaehyun balas menatap tajam Minghao, “Lo yang lepas!”

Minghao terkekeh geli saat Jaehyun keukeuh tak mau melepas tangan Rose. Maka hanya dengan satu tarikan Minghao, tangan Rose lepas dari genggaman Jaehyun.

Dengan cepat, Minghao melayangkan pukulan ke arah Jaehyun saat Jaehyun lengah. Suasana kelas berubah saat Jaehyun tersungkur ke lantai.

“HAO!” pekik Rose. Rose dengan cepat melepaskan genggaman tangan Minghao dan berlari ke arah Jaehyun.

“Jae, gapapa?” tanya Rose saat sudah berada di depan Jaehyun.

Minghao tertawa sinis saat Rose membantu Jaehyun berdiri. Laki laki itu dengan cepat berbalik dan melangkahkan kakinya pergi saat melihat Jaehyun tersenyum miring ke arahnya.

Rose menatap punggung Minghao yang mulai menjauh dengan tatapan mata yang tak dapat diartikan.













Wednesday, 07 July 2021

[✓] HurtWhere stories live. Discover now