14

70 26 9
                                    

"Jungkook-ahh.. "

"Ada apa sir? " Ucap Jungkook bertanya di saat mendapat panggilan frustasi dari sang atasan.

Malam ini mereka berdua masih berada di kantor karena harus lembur.

Mereka juga tengah disibukan oleh pencarian si penipu yang kini syukurnya sudah mendapatkan titik terang.

"Hoseok bilang... Yoongi, dia dan Taehyung.. " Namjoon menghentikan ucapannya di saat memikirkan kemungkinan terburuk yang akan terjadi.

Lelaki september itu takut sang mantan kekasih akan benar benar terjebak oleh permainan Taehyung.

Ia takut di saat sudah mendapatkan waktu yang pas, Yoongi enggan membuka hatinya lagi untuk Namjoon dan memilih menetap pada si pria licik berwajah bak'pangeran itu.

Jungkook yang mengerti akan suasana hati sang sahabat akhirnya memilih menghentikan kegiatannya mengecek berkas berkas kerja.

Berdiri dari posisi duduknya diatas sofa yang ada di ruang kantor milik Namjoon dan melangkahkan kakinya menuju yang lebih tua.

Berjalan kebelakang kursi kerja Namjoon dan mengangkat lengannya ke arah surai hitam sang sahabat.

Mengusapnya perlahan lalu memberikan pijitan lembut, bermaksud untuk membuat yang lebih tua merasa lebih rileks.

"It's okay hyung... Aku yakin seandainya jika kini mereka berdua benar benar kembali bersatu, Yoongi hyung pastia tidak akan sebegitu mudah menerima Taehyung kembali.

Dan jangan lupakan satu hal bahwa selama beberapa tahun terakhir kaulah yang selalu ada dan menemani dirinya selalu.

Yoongi hyung pasti tidak akan melupakan perjuanganmu begitu saja. Seiring berjalannya waktu semua kebenarannya pasti akan terbongkar. " Ujar Jungkook lalu melepas tangannya dari surai Namjoon setelah menyelesaikan ucapannya tadi.

Mendengar penuturannya membuat yang lebih tua merasa lebih tenang. Semua beban pikirannya saat ini terasa mulai mengambang secara perlahan.

"Gomawo Jungkook-iie~ kau memang sahabat terbaikku. " Ucap Namjoon sembari tersenyum ke arah sang sahabat yang dibalas dengan anggukan singkat.

------
Taehyung pov'

Aku kini tengah berdiam diri di halaman tempat parkir apartement yang ditinggali Yoongi hyung.

Malam ini aku mengajaknya dinner ke salah satu restoran terkenal di kota ini, sekaligus membahas ajakkanku mengenai kelanjutan hubungan kami untuk kedepannya.

Aku sangat gugup, berharap bahwa kabar baiklah yang akan lelaki manis itu sampaikan kepadaku.

Setelah hampir 10 menit menunggu, sebuah ketukan pada kaca mobilpun aku dapati. Dengan cepat aku turun dari kursi kemudi dan menghampiri Yoongi yang berdiri disamping mobilku.

Sekejap aku terpesona oleh penampilan dirinya malam ini, begitu tampan dan bersinar dibawah sinar rembulan di malam hari.

"Kau cantik hyung.. " Ucapku spontan yang dibalas decakan sebal olehnya.

"Ya! Aku ini tampan bukan cantik! " Balas Yoongi sembari mengerucutkan bibirnya kesal, membuat aku terkekeh melihat tingkahnya.

"Iya, kau tampan hyung.. Namun, dalam satu waktu kau juga terlihat cantik dan manis. " Aku berucap dengan sedikit nada jail bermaksud untuk menggodanya.

"Terserahlah, ayo cepat kita pergi sebelum hari semakin larut. " Ujar lelaki itu dengan kesal namun tidak bisa menyembunyikan rona merah tipis pada wajahnya.

Sedikit lagi aku menang Kim Namjoon.

"Ya sudah kalau begitu, gaja! "

Setelah itu aku pun melajukan mobil menjauhi area kawasan apartement dan membawanya ke arah perkotaan yang cukup ramai malam ini.

Setelah menempuh waktu sekitar 20 menit kami pun sampai di tempat tujuan.

Aku menuruni mobilku kemudian disusul oleh Yoongi. Tanganku terulur untuk menggenggam jemari kecil lelaki bermarga Min itu.

Dan senangnya, tidak ada penolakkan. Kami pun masuk ke dalam restoran dan duduk di meja yang sudah aku pesan sebelumnya.

Tak lama makanan pun tersaji setelah kami memesan beberapa saat yang lalu. Kemudian menyantap makanan kami masing masing dengan tenang tanpa obrolan.

"Aku sudah mengambil keputusan. " Ucap Yoongi tiba tiba setelah menyelesaikan acara makannya.

Aku yang mendengar itu merasa gugup seketika, belum siap mendengar kata kata yang mungkin tidak sejalan dengan pikiranku saat ini.

Alhasil hanya anggukkan singkatlah yang aku beri sebagai jawaban.

"Jujur sulit rasanya membuat keputusan krisis seperti ini. Tapi setelah bertengkar dengan pikiran dan perasaanku, hatiku mengambil kesimpulan. " Ucapnya lagi yang membuatku semakin gugup setengah mati.

"Aku memberimu kesempatan kedua Kim. "

Oh God, are you seriously?!

"K-kau serius hyung? " Tanyaku memastikan. Dan ia balas dengan anggukan.

"Ya aku serius.. Tapi aku menerimamu kembali bukan sebagai kekasih. " Setelah mendengar penuturannya yang satu ini membuat hatiku mencelos seketika.

"Maksudnya? A-aku tidak mengerti. "

"Aku tidak ingin terburu buru Tae, aku juga masih membutuhkan banyak waktu untuk beradaptasi. Jadi mulai saja hubungan kita secara perlahan dengan status teman.

Buat aku sampai benar benar yakin kepadamu bahwa kau tidak akan pernah berkhianat lagi. Soal hubunganku denganmu nanti biar waktu saja yang berbicara. " Jelas Yoongi yang membuatku sedikit bisa bernapas dengan lega.

Aku pun tersenyum dengan menampilkan box smile andalanku, menggenggam lembut tangannya yang menganggur diatas meja.

Berkata dengan mataku bahwa aku benar benar yakin tentang perasaanku kali ini.

"Tentu hyung, untukmu aku akan melakukan apapun asalkan kau bahagia. " Ujarku yang membuat rona merah tipis itu kembali muncul di wajahnya.

Hatiku bersorak menang, dan mulai detik ini aku tidak akan pernah melepaskan lelaki manis dihadapanku.

Ada saja yang berani menyentuh bahkan terang terangan menyatakan rasa suka kepadanya, akan aku tebas kepala mereka.

Min Yoongi adalah milik Kim Taehyung seorang.

Hanya milikku.

See you.

Chance with You ✓Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz