3| Heartbreak Tour

411 103 9
                                    

Bagian Tiga

"We said we wouldn't talk at all, but right now-all I wanna do is hear your voice. Pretend it doesn't hurt like hell."

Bandung, 2021Five day before meeting

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Bandung, 2021
Five day before meeting

Layar di hadapannya masih terlihat kosong.

Meski buku jurnalnya penuh coretan, meski kopi hitamnya tak lagi panas dan kepalanya sudah berdenyut. Dari waktu dimana hanya dirinya yang menjadi pelanggan pertama hingga setiap sudut cafe itu terisi oleh berbagai macam manusia. Lelaki yang kini tengah melepas kacamatanya itu mulai menyerah-memijit pangkal hidungnya pelan. Mulai merapatkan cardigan knit miliknya karena ternyata, T-shirt putih yang ia kenakan sebagai inner kurang menghalau dinginnya Jatinangor sore ini. Biasanya, sebagian wilayah Jatinangor terasa lumayan panas akhir-akhir ini. Tapi ia merasa cukup dingin-saat mengunjungi salah satu cafe rekomendasi Rendy Galen Saputra untuk mencari inspirasi.

Bahkan saat barista cafe mengantar pesanan seorang Juan Raka Narendra untuk yang ke-empat kali, lelaki itu khawatir. Bahwa pengunjung di hadapannya bisa saja keracunan karena overdosis kopi. Bayangkan, lambung mana yang tahan ketika pemiliknya seolah telah mengabsen hampir semua menu kopi milik Plumeria cafe-kedai kopi yang dikunjungi oleh Juan. Dimulai dari, V.60, Vietnam drip, Black Coffee, Kalita flat bottom, expresso dan yang lainnya.

Tapi untuk seseorang yang mengenal Juan Raka Narendra dan kegilaan bahkan kecintaannya pada kopi. Ia pasti akan mencebik sebal bahkan melotot kesal, kemudian menarik cangkir kopinya untuk diganti secangkir teh atau mungkin es krim. Ah, lagi-lagi Juan mengusap wajahnya kasar. Ia benci merasa seperti ini, di saat menyendiri membuatnya berharap mendapatkan inspirasi dan beberapa cangkir kopi ia harap dapat menjaga fokus dan kewarasannya. Nyatanya, bayangan dia-wanita yang pernah mengisi hari dan hatinya beberapa tahun silam masih saja menghinggapi isi kepalanya dengan tak tahu diri. Apakah hanya dirinya yang merasa sulitnya melupakan-bagaimana dengan dia selama ini.

Kadang Juan bertanya-tanya, apakah selama ini dirinya yang terlalu banyak mencintai. Apakah selama ini, dalam hubungan yang pernah ia jalani hanya dirinya yang berjuang sendiri. Jika mengingat hal itu lagi, kadang hatinya kembali nyeri. Juan tak mau lagi kembali ke malam-malam silam, di mana dirinya menangis dalam diam. Menyebut nama perempuan itu berkali-kali, berharap ia akan kembali.

Juan tersenyum miring, kemudian menggeleng pelan mencoba mengusir memori masa lalu yang masih sering datang silih berganti-seolah tamu yang tak tahu diri.

Juan tak lagi rindu gadis itu-ya, dirinya hanya rindu pada momen dan kenangan indah yang mereka bangun di masa lalu.

Ataukah itu yang ingin Juan yakini selama ini.

Cause I, I feel better when I'm lying to

Better when I'm lying to myself

I feel better when I'm lying to

NERVESWhere stories live. Discover now