7. Aksi Heroik, Semua Terkejut

40 25 28
                                    

Langit nampak berubah warna menjadi hitam gelap, angin kencang terasa menerpa kulit laki-laki berbaju hitam yang dilapisi jaket berwarna senada. Tubuhnya yang tegap nenandakan dia adalah seseorang yang tegas.

Tama sedang berada di depan bangunan yang sudah tidak digunakan lagi. Lelaki itu mengepalkan kedua tangannya. Wajahnya merah menahan marah.

Dito Fauzan Ucup dan Adit yang berada tak jauh mencoba mendekatinya.

Dito menoleh, "Mereka yang buat lo kayak gini, Tam?"

Tama tak menggubrisnya.

Adit menepuk pundak Dito yang berada di sampingnya. "Gue kira dia udah tobat garangnya ternyata sama aja kayak dulu."

Dito menoleh tajam, "Bisa-bisanya lo ngomongin orangnya di situasi kayak gini, kena tikam tau rasa lo."

Adit cengir tak berdosa.

"Mereka tempat dimana kepercayaan itu ada, tapi mereka udah ngehianati itu semua." Tama menatap Dito Adit Fauzan dan Ucup.

"Tam." Ucup menyahut membuat sang empu menoleh.

Ucup meneguk ludahnya kasar merasa terintimidasi dengan tatapan tajam milik Tama. "Mau hujan, balik ajalah gue laper." Kata Ucup cengengesan.

*****

Tama menginjak dada seseorang yang baru saja dia habisi. Kemudian dia jongkok membuat orang itu mengerang kesakitan. "Kenapa lo lakuin itu, hah?"

"Jawab bego!?" Teriak Tama menarik kerah baju cowok itu.

"Bos!"

Tama menoleh.

Beberapa cowok  berdiri tak jauh dari Tama. Tama melompat dari atas cowok yang baru saja ia habisi membuat sang empu terbatuk-batuk.

"Berani lo pada manggil gue kayak gitu?" Tanya Tama dingin.

"Ngapain ke sini?" Tama menatap satu per satu wajah yang sangat familiar baginya.

"Kita bisa bicara baik-baik." Sahut seseorang di antara mereka yang berani menjawab pertanyaan Tama.

"Bicara baik-baik di saat gue gak percaya lagi sama lo pada." Nafasnya menggebu. "Apa bisa bicara baik-baik seperti yang lo maksud itu, HAH!?" Sentak Tama murka.

"Lo" Tama menunjuk satu persatu. "Ke sini mau bantuin dua kan?" Lalu Tama menunjuk lelaki yang sudah terkapar tak berdaya di sana.

"Ambil! Sebelum gue bunuh dia." Katanya berlalu begitu saja.

*****

Kelas 12 IPS 2 tampak lengan karena hari ini semua kelas sedang jam pelajaran kosong. Semua guru sedang rapat HUT SMA Nusa Bangsa ke 20 yang akan di adakan tak lama lagi.

"Kagak capek apa tuh guru manggil terus si Tara?" Kata Adit yang sedang berselonjoran ke atas meja.

"Harusnya adil." Sahut Fauzan memberikan spekulasinya. Cowok itu duduk di atas meja.

"Di sini bukan Tara yang salah, dia cuman membela apa yang harusnya dia bela, dia lawan ketika dia benar." Lanjut Fauzan bijak.

ADMIRED GIRLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang