14 | Kembali (EXTRA PART)

41K 7.9K 1.2K
                                    



✨Playing song 'Bunyi Sunyi - Vanesha Prescilla'✨
—LOSE—














Para pemberontak mulai berani masuk ke lingkup warga. Disetiap sudut, daerah, bahkan wilayah. Satu negara seperti sedang di rana kehancuran.

"Tutup semua pintu, ganjal jendela. Pak Arif, anterin saya ke rumah anak - anak." titah Farah, gelisah.

Fara pergi menghampiri telfon rumah, lalu mencoba untuk menghubungi seseorang.

"Ayo diangkat anak - anak." ucap Fara berulang kali.

"Halo Ibu ..." terdengar suara perempuan dari dalam telefon.

"El ... Dimas, kalian gapapa kan? Ibu kesana sekarang."

"Hiks ... El gapapa Bu, tapi Dimas..."

"Dimas kenapa?!,"

"Dimas terkena lemparan batu sewaktu mau menutup pintu."

"Tunggu Ibu disitu, Ibu segera datang."

Sejak satu cerita kala pertemuan di dalam toilet Rumah Sakit. Fara tidak tega, membiarkan dua anak ini terlepas dari pengawasan wali. Ia dengan sukarela merawat keduanya dengan belas kasih seorang Ibu. Lagi pula, ini seperti impian dia selama ini, yaitu mempunyai seorang anak. Meski sampai kapan pun, ia tidak bisa merubah posisi sang Ayah dalam kehidupan El dan Dimas. Setidaknya, Fara ingin memberi kesan bagaimana roda berputar dan mereka tidak sendirian di dunia ini.

Ia tahu, luka kehilangan suaminya belum kunjung reda. Namun hadirnya El dan Dimas, seolah menutup luka sayat yang kian lama tersembuhkan.

Telfon ditutup dan Fara bergegas pergi mengambil kardigan kuning di dalam kamarnya.

Pak Arif membuntuti Fara hingga ke kamar, "Ibu, apa ngga saya aja yang jemput anak - anak? Ibu disini aja, khawatir terjadi apa - apa nanti Ibu juga kena" pintanya.

Fara berbalik menatap Pak Arif sinis, "kalau anak - anak terluka, saya juga harus terluka" tegas Fara.

Pak Arif tersingkap, lalu memanggut sebagai jawaban. "baik, bu" jawabnya, lalu terpalang pergi keluar.

Usai menggunakan kardigan, Fara menyusuli Pak Arif di luar rumah. Tak lupa ia memberi pesan kepada para pekerja dirumah ini, sebelum meninggalkan rumah.

"Jangan buka pintu untuk siapa pun, hati - hati kalau ada apa - apa langsung hubungi polisi" peringat Fara.

"Baik, bu. Ibu juga hati - hati dijalan" kata Bi Ati.

Fara tersenyum seulas, "iya... saya pergi dulu ya?."

"Iya, bu."

Fara beranjak dari tempat-nya berdiri menuju luar. Dengan sangat hati - hati ia melintas keluar pintu, menghampiri Pak Arif yang sudah sedia di depan gerbang dengan mobil Toyota great corolla.

Ia buru - buru masuk ke kursi penumpang di belakang. Sesudah itu, Pak Arif menancap gas pergi menuju rumah kediaman El dan Dimas di Jakarta Barat.






































1| LOSE [END]जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें