Chapter 21: Memori

389 24 9
                                    

"Halo, Ryouta-nii...?"

"Ah? Tetsuyacchi? Ada apa menelepon kakak, Sayang? Jarang-jarang Tetsuyacchi meneleponku. Kangen dengan kakak ya?"

"...ya."

"Eh?"

"Aku kangen... Ryouta-nii."

"Tetsuyacchi... kau tau betapa senangnya aku mendengar itu... ah sial, kenapa aku tidak merekamnya?! Aku juga merindukanmu, Tetsuyacchi! Tunggu, kakak akan mengambil cuti yang agak lama beberapa minggu lagi dan kita akan menghabiskan waktu berdua, okay?"

"OI, KISE, JALAN YANG CEPAT, BODOH! SALAH SIAPA KITA TELAT? SEBENTAR LAGI WAKTUNYA TAKE-OFF!"

"...kak, aku ingin bertanya sesuatu padamu."

"Tunggu, Kasamatsu-senpai! Aku sedang berbicara dengan adikku! Ah, halo? Tetsuyacchi bilang apa tadi? Aw! Sakit, senpai! Tetsuyacchi, ngomongnya nanti lagi ya? Teman kakak sudah tidak sabaran."

"...baik."

"Daaah~ Ryouta-niichan mencintaimu."

Pip.

.

.

.

.

Hanya Ryouta dan Tuhan...

Hanya Ryouta dan Tuhan yang tahu, tiga hari sebelum tragedi itu terjadi, Tetsuya sempat menghubunginya.

Saat itu, Ryouta tidak tahu kalau adiknya itu sedang terpuruk, atau benar-benar membutuhkannya. Jika ia sadar, ia akan langsung meninggalkan pekerjaannya saat itu dan terbang menemui adiknya. Persetan ia akan ditendang sampai babak belur oleh senpainya, persetan ia akan kehilangan pekerjaan yang merupakan cita-citanya sedari kecil, Tetsuyacchinya lebih penting ketimbang itu semua. Adiknya adalah mataharinya—yang membuat Ryouta tetap kuat hingga detik ini tak peduli beban yang ia tanggung di pundaknya hampir menghancurkannya. Berkatnyalah, Ryouta masih berdiri di sini.

Ingin sekali ia memeluknya dan mengatakan "Tidak ada yang perlu ditakutkan karena ada Ryouta-nii di sini!" Selama Ryouta masih bernapas, ia tidak akan membiarkan apapun, siapapun, menyakiti adik kesayangannya.

Mungkin kalau Ryouta peka sedikit saja, adiknya masih ada sekarang. Tetsuya tidak akan melakukan bunuh diri di hari itu.

Tidak berguna.

Semua kemungkinan yang ia pikirkan benar-benar percuma, Tetsuya sudah pergi, dan pengandaiannya itu hanya membuatnya semakin kesal dan frustrasi juga kecewa pada dirinya sendiri.

Bukan sekali kejadian buruk terjadi pada adiknya. Sudah berkali-kali, dan Akashi Ryouta bersumpah hal yang sama untuk melindungi Tetsuyacchi-nya tersayang, berkali-kali pula ia berakhir mengingkari—melupakan—janjinya itu.

Jadi wajar bukan, kalau ia merasa yang paling bersalah? Wajar ia tidak ingin meninggalkan makam adiknya di hari itu? Seingatnya, Tetsuyacchi kecilnya adalah anak yang penakut, adiknya itu tidak akan berani jika ditinggal sendirian—apalagi di tempat gelap seperti di bawah sana.

Saat tangan Ryouta ditarik untuk pulang, ia seakan bisa melihat adiknya—mengapa ia melihat sosok adiknya yang berumur delapan tahun?—menangis di sana, mengatakan—

"Jangan... jangan tinggalkan Tetsuya lagi, Nii-chan, aku takut..."

Nii-chan tidak akan meninggalkan Tetsuyacchi seperti yang lain. Ryouta-nii akan menemani Tetsuyacchi. Jadi jangan menangis, Sayang...

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 03, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

From You to YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang