Chapter 2: We aren't so different

611 42 0
                                    

Untuk penyebutan karakter:

Akashi Tetsuya : Tetsuya

Kuroko Tetsuya : Kuroko



Duduk saling berlawanan—bersandar satu sama lain adalah dua orang pemuda dengan wajah yang sama.

Di sisi kiri, Akashi Tetsuya meluruskan kakinya sementara wajahnya menatap langit-langit yang kosong. Sementara di sisi kanan, Kuroko Tetsuya—duduk sambil memeluk kedua lututnya.

"Hei, bagaimana aku memanggilmu? Bukankah pada dasarnya kita ini 'sama'?" Akashi Tetsuya memulai pembicaraan. 'Sama' disini maksudnya dalam artian mereka adalah orang yang sama, hanya dunia mereka saja yang berbeda.

"Panggil saja aku Kuroko, kemudian aku akan memanggilmu Tetsuya. Bagaimana?"

"Baiklah."

Hening menyelimuti. Keduanya merasa tak nyaman akan suasana ini. Canggung. Masih tak terbiasa.

Pada akhirnya, yang lebih tua diantara mereka mengambil inisiatif.

"Apa kau tahu, kenapa kita berada di sini?" Tetsuya bertanya kembali.

"Menurutmu kenapa?"

Tetsuya menggeleng. Sungguh, ia memang tidak tau. Setahunya, setelah mati kita akan dikirim menuju surga atau neraka? Kenapa dia masih di sini?

Kuroko menghela napas, Tetsuya memerhatikan. "Ini hanya perkiraanku saja sih,"

"Tapi sebelumnya aku ingin bertanya, 'bagaimana kau mati?'"

Pertanyaan yang sedikit menyinggung.

"Bunuh diri," jawabnya singkat.

"Tch. Bodoh. Hanya orang tolol dan putus asa yang melakukan hal itu."

"Terserah kau mau mengatakan apa. Memang aku bodoh dan putus asa."

Kuroko menggelengkan kepalanya, heran dengan 'kembarannya' yang duduk disampingnya ini. Bisa-bisanya ia berkata seperti itu, sementara di luar sana masih banyak yang ingin hidup. Seperti dirinya.

"Kalau aku, mati tertabrak mobil," kata Kuroko pelan. Tetsuya menyadari ada nada kesedihan yang tersirat di dalamnya. Buru-buru Kuroko mengalihkan pembicaraan, "Kemudian biar aku jelaskan hipotesisku. Aku dan kau-kita mati diwaktu yang sama. Perbedaannya kau—Akashi Tetsuya, memutuskan bunuh diri dan mati, singkatnya kau belum saatnya mati tapi kau malah bunuh diri. Kau seharusnya kembali ke tubuhmu dan duniamu, tapi mungkin keadaan tubuhmu tidak memungkinkan. Tahu kan yang aku maksud?"

Tetsuya mengangguk.

Lompat dari gedung lantai sepuluh... Tetsuya bahkan tidak ingin membayangkan bagaimana kondisi tubuhnya.

Kuroko melanjutkan, "Lalu, aku—Kuroko Tetsuya, mati tertabrak mobil. Tubuhku masih utuh, mungkin hanya mendapat luka dalam yang serius. Tapi aku mati, mungkin karena waktuku di duniaku telah berakhir. Aku tidak bisa kembali ke sana lagi. Ada sesuatu yang belum aku selesaikan. Satu urusan yang benar-benar harus aku selesaikan. Mungkin itu yang membuatku tertahan di sini. Hal yang sama berlaku padamu, kau tertahan disini karena kau tidak memiliki tubuh untuk kembali."

"Makanya..." Kuroko menatap Tetsuya disampingnya. Manik biru muda mereka bertemu,

"Maukah kau menggunakan tubuhku dan menyelesaikan urusanku di dunia itu? Aku tahu ini ide gila. Tapi setidaknya... setidaknya, mungkin bila urusanku selesai. Kita berdua bisa kembali ke tempat kita yang seharusnya."

Tetsuya menunduk, wajahnya tertutupi oleh poni panjangnya, "Itu... gila." ia bergumam pelan.

"Tapi aku akan mencobanya. Hanya aku yang bisa melakukannya kan? Jika kita tidak melakukan apa-apa, kita mungkin akan terjebak di sini selamanya. Dan aku bunuh diri tidak untuk tinggal di dunia yang hampa seperti ini."

From You to YouWhere stories live. Discover now