Chapter 1: Prolog

822 52 1
                                    

Apakah kalian percaya kalau Dunia Paralel itu ada? Dunia dimana 'dirimu yang lain' hidup dan menjalani kehidupan yang berkebalikan dengan apa yang kau jalani di dunia tempatmu tinggal saat ini?

Akashi Tetsuya tidak percaya, sebelum ia memutuskan bunuh diri kemudian bertemu dengan 'dirinya yang lain', Kuroko Tetsuya- yang memintanya untuk mewujudkan keinginannya lantaran waktunya di dunianya telah habis.



Ironis. Hidup yang Tuhan berikan padanya indah dan kejam di waktu yang bersamaan. Setidaknya, hanya satu kata itu yang bisa ia definisikan dari hidupnya ini.

Namanya Akashi Tetsuya, mahasiswa Jurusan Sastra Jepang tingkat pertama yang sedang menuntut ilmu di Universitas Tokyo.

Dilihat dari luar, mungkin orang-orang akan berpikir kalau hidupnya 'sempurna'. Yah.. itu hanya pandangan orang, tidak untuknya.

Akashi Tetsuya, sembilan belas tahun, putra bungsu dari enam bersaudara. Anak kandung dari pasangan Akashi Masaomi dan Akashi Yuzuki, pemilik perusahaan besar yang kini usahanya sudah sukses dan diakui sampai taraf Internasional. Keluarganya super kaya. Mempunyai lima kakak laki-laki yang tampan juga sukses. Sempurna.

Yang pertama, Akashi Seijuurou. Dua puluh sembilan tahun. Pernah memenangkan pertandingan shogi tingkat nasional saat remaja dulu. Sekarang, menjadi CEO Akashi corp, menggantikan ayahnya (karna suatu alasan).

Kedua, Akashi Shintarou. Sarjana muda jenius yang mendapat gelar dokter di usianya yang ke-dua puluh tahun. Sekarang, ia berusia dua puluh delapan tahun dan sudah memiliki rumah sakit sendiri yang cabangnya tersebar di beberapa distrik di Jepang.

Ketiga, Akashi Ryouta. Model terkenal yang memiliki wajah rupawan dan bercita-cita menjadi pilot. Beruntungnya, impiannya tercapai di usianya yang ke dua puluh tujuh tahun sekarang ini.

Ke-empat, Akashi Atsushi. Berusia dua puluh enam tahun dengan tinggi badan yang tidak normal. Sangat suka dan pintar memasak. Mempunyai toko pettisire yang terkenal karna rasanya. Cabangnya sudah tersebar seantero Jepang.

Terakhir, Akashi Daiki. Usia dua puluh tiga tahun. Sangat jenius di bidang olahraga terutama Basket. Sekarang menjadi pelatih pro Tim Basket Jepang.

Lihat? Dibandingkan kelima kakaknya, Tetsuya bukanlah apa-apa. Fisiknya lemah, keberadaannya sulit dideteksi, perawakannya mungil dan manis, prestasi di bidang akademik cukup memuaskan tapi tidak untuk olahraga (mengingat fisiknya yang lemah).

Di universitasnya, ia banyak ditaksir para gadis (tentu untuk yang me-notice keberadaannya) karna perawakannya yang lucu dan imut juga sopan. Momoi Satsuki salah satunya, gadis cantik dengan payudara berukuran F-cup ini sangat tergila-gila pada Tetsuya. Ketika ditanya apa alasannya, ia akan menjawab dengan malu-malu. "Karna Tetsu-kun baik, sopan pada perempuan, manis. Dan yang terpenting, karna dia telah memberiku stik es krim!"

Mungkin sekilas kehidupannya terlihat sempurna dan menyenangkan. Memang benar sih, Tetsuya juga mengakuinya. Tapi itu dulu, dulu sekali sebelum kedua orangtuanya meninggal. Kehidupan Tetsuya sangatlah menyenangkan, dikelilingi oleh kelima kakaknya yang sangat perhatian dan overprotektif padanya, juga kedua orangtuanya yang sangat menyayangi dan memanjakan mereka—khusunya dirinya.

Setidaknya, itu sebelum kecelakaan pesawat yang merenggut nyawa kedua orangtuanya terjadi saat usianya delapan tahun.

Kematian kedua orangtuanya membuat kehidupan seorang Akashi Tetsuya berbalik seratus delapan puluh derajat.

Dimulai dari kakak sulungnya, Seijuurou, yang dipaksa meneruskan perusahaan Akashi Corp diusia 17 tahun lantaran CEO Utama, Ayahnya, meninggal tiba-tiba. Tentu ini menjadi tekanan batin tersendiri bagi Seijuurou, mengingat usianya yang masih muda, masa remajanya terampas begitu saja. Pun begitu dengan keempat kakaknya yang lain. Perlahan sikap mereka mulai berubah dingin dan tidak peduli, hingga tanpa sadar tumbuh jarak diantara mereka.

From You to YouWhere stories live. Discover now