Potrait ¦ Makayza Black

524 65 0
                                    

Aku mengenalinya ketika pertama kali melihat wajahnya, gadis itu tersenyum riang ketika menunggangi kuda poni gemuk milik seorang Ksatria yang bernama Sir Cardogan. dia memakai seragam Gryffindor lengkap dengan jubahnya.

"Mau sampai kapan memandanginya dari jauh, Mate?" tanya Scoripus Malfoy, sahabatku.

"Aku tak tahu bagaimana cara memulai percakapannya" jawabku jujur, apa yang harus aku katakan ketika berhadapan dengannya?

Aku benar benar terkejut ketika Scorpius menarikku nendekat ke arah lukisan itu, seorang wanita dengan surai hitam berhenti tertawa ketika melihatku dan Scorpius yang berdiri tepat di depan Potraitnya.

"Another Malfoy, eh?" ucapnya, melirik kesal ke arah Scorpius, jelas sekali wajahnya tak bersahabat. Scoripus yang dilirik seperti itu mendadak gugup salah tingkah, merasa menyesal dengan keputusannya yang membawaku kemari.

"Dan siapa kau? mau apa kemari?" tanyanya galak, aku menggaruk tengkukku yang mendadak gatal.

"Aku Albus, Albus Severus Potter." Ucapku, memperkenalkan diri, dia menatapku terkejut, mendekatkan diri ke arah Potrait berusaha melihatku dengan jelas.

"Wow, sebuah kejadian yang tak pernah terlintas di pikiranku bahkan ketika aku masih hidup" sahutnya, seolah baru saja melihat keajaiban dunia yang harus segera dia abadikan dan museum kan.

"Err, Kau Makayza Black kan?" tanyaku, bodoh, sudah jelas dia orangnya untuk apa aku bertanya lagi.

"Kau benar benar canggung seperti ayahmu, nak" ucpanya terkekeh pelan

"Well, yeah, ayahku selalu bercerita tentangmu, dia menyuruhku untuk membujukmu datang ke Potrait mu yang lainnya.. kau tahu kan?" ucapku, canggung sekali.

"Belum saatnya" ucap wanita itu, menyingkirkan helaian rambut yang menerpa wajah cantiknya itu "Nanti kalau ayahmu sudah ikhlas, aku akan mengunjunginya sebagai teman lama" ucapnya, tersenyum begitu tulus.

aku mengangguk mengerti.

║▌│█║▌│ █║▌│█│║▌║

Libur musim panas kali ini begitu ramai, Paman Ron dan Bibi Hermione datang mengunjugi kami, lalu tak lama disusul Paman Bill dan Tante Fleur, Paman Fred dan Tante Angelina bahkan Paman Percy dan istrinya turut hadir

"Bagaimana? kau sudah bicarakan pada lukisan George?" tanya Paman Bill pada Paman Fred, lelaki itu mengangguk mantap. mereka semua menatap harap pada lukisan kosong yang bergantung di atas perapian.

sudah jelas siapa yang mereka tunggu.

"Mereka menunggu siapa si?" tanya Kayla, adikku.

"Makayza Black" sahut James, Kayla kembali menatap Potrai itu penuh minat.

"Aku penasaran seperti apa rupanya, selama ini hanya mendengar cerita dari Mum dan Dad saja" jelasnya, aku ikut memandangi Potrait yang masih saja kosong itu.

"Cantik, benar benar definisi sempurna dengan wajah galak. tapi ketika diajak berbicara wajahnya tak segalak itu" jelas Lily, adikku yang lainnya.

sudah sekitar 2 jam, tapi Potrait itu takunjung berpenghuni.

"Aku merindukannya" racau Dad, semuanya menatap dia iba.

"Kami semua merindukannya, Harry. dia menyelamatkan banyak orang, tapi dia tak berhasil menyelamatkan dirinya sendiri" ucap Bibi Hermione, benar benar memandang putus asa pada lukisan kosong itu.

semua orang sudah pergi, pulang kerumah masing masing dengan perasaan hampa, Makayza Black tak kunjung menunjukan dirinya juga. aku masih terduduk diam di depan perapian yang mulai padam, memandangi Potrait itu.

sebuah kepala menyembul, dia menoleh sekeliling, lalu menghela nafas lega ketika melihatku sendirian.

"Yang lain sudah pulang dari 5 jam yang lalu dan kau baru tiba?" tanyaku, memandangnya sengit. dia terkekeh pelan, membetulkan rambutnya yang seperti habis di terpa badai.

"Kan sudah ku bilang, Nak, belum saatnya. aku akan muncul ketika mereka semua sudah ikhlas, bukan hanya salah satu saja."

lalu gadis itu kembali menghilang dari potrait, bertepatan dengan munculnya daddy yang terburu buru.

"Aku mendengar suaranya, apa dia baru saja tiba?" tanya nya dengan suara serak, aku mengangguk pelan, dia merosot di tempat.

"Kemana sekarang dia?" tanyanya, aku kembali melirik ke arah Potrait yang sudah kembali kosong itu.

"Sudah pergi lagi." sahutku pelan.

— Potrait

IM BLACKWhere stories live. Discover now