delapanbelas

777 112 0
                                    

Sudah beberapa hari sejak kembalinya Voldemort, dan perang terjadi dimana mana, bahkan penculikan pun terjadi. sekolah untuk sementara waktu di tutup Albus Dumbledore, kepala sekolah Hogwarts bersusah payah menyembunyikan para kelahiran MuggleBorn dan keluarganya.

bahkan Hermione Granger harus menghapus ingatan kedua orangtuanya dan mengungsi ke Grimmauld Place yang kini merangkap jadi Markas Ordo yang baru. Grimmauld Place jadi ramai semenjak datangnya Hermione dan keluarga Weasley yang menetap, bahkan Madeye Moody asli kini tinggal disini dan oh, jangan lupakan beberapa Auror lainnya.

dia tengah terlentang diruang tamu, dengan si kembar yang asyik mencatat orderan Sihir Sakti Weasley.

"Yang benar saja kau akan tetap mengoperasikan toko dalam perang seperti ini?" Tanya Ron horor.

"Bisnis tetaplah bisnis" sahut Fred.

"Lagipula orang orang lebih butuh tertawa pada saat seperti ini" lanjut George

"Harusnya mereka membiarkan kami ikut berperang" celetuk Makayza, posisi nya sudah aneh sekerang, kepala yang berada di kaki kursi dan kakinya yang berada di kepala kursi

"Kau akan pusing jika bertahan pada posisi itu, Makayza" omel Hermione

"Siapa peduli" sahut gadis itu.

"Tapi Makayza betul, harusnya mereka mengizinkan kami turun ke lapangan perang" kata Harry Potter, yang baru saja selesai membuat seteko teh.

"Kalian masih terlalu kecil untuk ikut perang, lagi pula kalian belum menguasai banyak mantra. dan Miss Black, duduklah dengan benar!" ah, mereka lupa ada Madam Promfey disini.

Makayza menyengir bodoh sebelum akhirnya duduk dengan benar.

yang lainny nampak diam, sibuk dengan pikiran dan kegiatan masing masing.

"Harry, menurutmu apa sempat kita menikah?" tanya Makayza, Harry mendengus

"Tentu saja ,idiot. perang kan segera berakhir dan kita kembali pada aktifitas biasa" sahut Harry, kini giliran Makayza yang mendengus kasar.

"Bukan itu pertanyaanya!" dan ketika Harry hendak menyauti, seseorang datang tiba tiba dengan luka lumayan parah dan menatap harap anak anak yang tengah bersantai ria itu.

"Kami butuh pasukan, di medan perang butuh pasukan!" ucap Tonks, yang lainnya bangkit dengan bersemangat.

"TIDAK!" pekik Madam Promfey "mereka masih anak anak, bukan hal baik melibatkan mereka dalam perang Tonks!"

"Oh madam, sayang sekali, tapi ini perintah langsung dari Dumbledore. kalian semua ayo mendekat dan saling pegang satu sama lain!"

yang lainnya menurut, mendekati Tonks dan saling gandeng. Tonks sempat mengucapkan selamat tinggal sebelum akhirnya membawa Fred, George, Makayza, Harry, Ron, Hermione dan Ginny kemedan pertempuran.

"Wicked" ucap si kembar ketika sampai di medan pertempuran banyak mantra yang terlempar dimana mana.

Tonks menatap mereka tegas "saling jaga satu sama lain! jangan lengah, dan awasi sekitar, berpencar!" mereka menurut, dan mulai berpencar.

Makayza berlari ketika melihat ada Matthew yang nampaknya kesulitan dengan 2 Deatheaters yang mengerubunginya

"STUPEFY!" Teriak Makayza pada salah satu Deatheaters itu, Matthew menatap adiknya terkejut sebelum akhirnya menyerang musuh yang lainnya.

"Apa yang kau lakukan disini, Idiot?!" pekik Matthew, gadis itu terkikik senang.

"BERPERANG!" Balasnya, dan melangkah riang membantu siapapun yang perlu di tolong.

sampai akhirnya dia di hadapkan oleh Bellatrix Lestrange.

"Kau... Apakau Makayza?" tanyanya

"Darimana kau tahu namaku?" tanya Makayza bingung, perempuan itu terkikik nyaring.

"Tentu saja karena kau ponakanku, idiot" oke, jangan lupa suruh Makayza untuk menghitung berapa banyak kata idiot yang di lontarkan padanya.

"Curcio!" teriak Bellatrix pada salah satu deatheaters yang akan menyerang Makayza, gadis itu diam di tempat nampak bingung.

"Kau Idiot, jangan diam saja pergi darisini. pergilah cari tempat aman!" Pekik Bellatrix mendorong Makayza menjauh.

Makayza mendengus, namun menurut dia mencari tempat aman, ketika saja pandangannya mengelap.

dia melihat ayahnya yang baru saja di lempari kutukan tak termaafkan oleh.. Lucius Malfoy.

Makayza buru buru kembali dari alam bawah sadarnya, dia melirik sekitar mencari dimana keberadaan Sirius.

lalu pandangannya terkunci pada arah jarum jam ke 4, disama Sirius Black dan Lucius Malfoy tengah saling melempar mantra. Makayza buru buru lari menghampirinya, menyeret salah satu deatheaters dan menjadikannya perisai ketika Lucius Malfoy  melemparkan kutukan tak termaafkan, sedetik lamanya Makayza terbengong, menatap tubuh kaku di hadapannya.

"Pertificus Totalus!" dan tubuh Lucius Malfoy membeku

"KAY!" Pekik Sirius memeluk erat tubuh anaknya "Apa yang kau lakukan disini!" lanjutnya.

"Membantu!" balas Makayza

Pasukan Voldemort makin bertambah, Makayza sekuat tenaga berperang melawan orng yang lebih tua darinya dengan mantra pas pasan.

dia kini mencari sosok Harry yang entah kemana, Makayza khawatir, pasalnya dia adalah Horcrux terakhir Voldemort.

"MAKAYZA DI DEPANMU!" Teriak Hermione, Makayza menoleh, puluhan DeathEaters tengah menyeringai ke arahnya.

dan ketika salah satu deatheaters itu akan menyerang Makayza, suara yang sangat dibenci semua orang mengintrupsiya.

"HARRYPOTTER IS DEAD!"

terkejut setengah mati, Makayza mencari cari dimana keberadaan Harry, lalu pandangannya terjatuh pada Hagrid yang disandra dengan Harry di gendongannya.

"NO!!!" Pekiknya, Sirius menahan tubuh anak perempuannya itu yang mulai menangis.

"DIAM KAU BODOH!" Teriak Voldemort.
Makayza menutup matanya, merasakan hawa panas yang menjalar di seluruh tubuhnya.

"Sekali lagi ku katakan, bergabunglah denganku atau mati sia sia saat ini juga" ucapnya.

"Tom, ini belum berakhir" itu suara Albus Dumbledore.

"AVADA KED—

"REDUCTO!" Makayza mengancukan tongkatnya tinggi tinggi pada jembatan yang ada di atas kepala para Deatheaters, Harry Potter lompat dari gendongan Hagrid dan menarik Hagrid menjauh.

para reruntuhan itu menimpa beberapa tubuh deatheaters termasuk Voldemort, Makayza berlari cepat mengacungkan tongkatnya tinggi pada cowo botak itu.

"PERTIFICUS TOTALUS!"

"MAKAYZA!!"

"BOMBARDA!!"

Semuanya terdiam ditempat, menyaksikan tubuh Voldemort yang kini sudah hancur menjadi kepingan kecil. dan tanpa Makayza sadari rambutnya kini berwarna pirang seutuhnya.

—★ Makayza Black

IM BLACKWhere stories live. Discover now