11

571 92 38
                                    

Keempat manusia itu terlihat duduk di meja makan dengan ekspresi wajah yang berbeda. Sang tetua yang terus menyantap sarapannya dengan santai, di sampingnya duduk seorang wanita paruh baya yang menampakkan wajah dinginnya.

Dan di depan mereka duduk dua orang yang merasa gelisah. Sedari tadi kedua insan itu terus saja makan sambil menundukkan kepala, menghindari tatapan dingin dari wanita di depannya. Ya, mereka kini bagaikan tersangka yang tengah gugup menghadapi vonis hukuman mati.

"Hei, kalian berdua kenapa? Biasanya sudah bertengkar." Kata Junki memecah keheningan.

"Ah.. Umm.. Ti-tidak apa-apa, appa." Jawab Minju gugup.

"Tsk! Wajah mereka aneh sekali yeobo. Seperti maling yang tertangkap basah sedang bercinta." Sindir Jieun membuat Yujin dan Minju menatapnya terkejut.

"Haha kau yang aneh Syaang. Dimana-mana maling itu tertangkap basah sedang mencuri, bukan bercinta. Memangnya maling itu pasangan mesum?!" Ucap Junki menggeleng-gelengkan kepala.

"Ah, baiklah kalau begitu aku ralat. Mereka berdua seperti—" Jieun menghentikan ucapannya dan menatap penuh arti ke wajah Minju dan Yujin secara bergantian.

"Pasangan mesum yang hampir ketahuan bercinta." Lanjutnya.

"Eomma~" Ujar Minju lirih.

"Sudahalah. Kalian ini bicara apa?" Kata Junki menengahi.

"Ahjusshi, boleh aku bicara?" Sela Yujin mengalihkan pembicaraan.

"Mau bicara apa, Yujin?" Tanya Junki seraya kembali mengunyah sarapannya.

"Aku rasa... Aku ingin menjalin hubungan ke tahap yang lebih serius dengan Minju." Kata Yujin mantap.

"Benarkah? Baguslah kalau memang seperti itu. Karena kalau kau mempermainkan putri kesayanganku, kau yang akan mati di tanganku, Tuan Muda Ahn." Ancam Junki sambil tersenyum.

"Ya, aku juga setuju. Lebih baik kalian menikah saja daripada Minju-ku harus hamil di luar nikah." Lagi-lagi Jieun menyindir pasangan itu.

"Eomma... Kenapa kau bicara seperti itu?" Lirih Minju.

"Jieun-ah, sudahlah! Jangan meledek anakmu terus." Kata Junki.

"Ah, jadi maksudmu kau ingin bertunangan dengan Minju atau kau ingin langsung menikahinya?" tanya Junki lagi.

"Appa~" Pipi Minju merona hebat. Apa-apaan ini? Minju tahu sejak awal Yujin memang serius dengan dirinya, tapi tidak kah ini terlalu cepat?

"Kalau kau menanyakan hal itu, ya tentu saja aku ingin langsung menikahi Minju." Namun sedetik kemudian Yujin merasa ragu, haruskah ia mengatakan hal ini pada kedua orang tua Minju sekarang?

"Tapi ahjusshi, eommaku tidak merestui hubunganku dengan Minju. Kemarin ia bahkan mencoba menjodohkanku dengan anak temannya, tapi aku menolak." Kata Yujin lirih, ia menundukkan kepalanya karena takut dengan reaksi kedua orang tua Minju.

"Boleh Ahjusshi tahu apa alasan ibumu tidak bisa menerima anakku?" Tanya Junki.

"Ya apalagi alasannya, yeobo. Pasti karena kita orang miskin. Harta kekayaan kita bahkan tidak ada apa-apanya dibanding kekayaan keluarga Ahn." Ucap Jieun dengan nada sinis.

TOSKAWhere stories live. Discover now