6

698 94 54
                                    

Hening




Hanya itu yang bisa dirasakan kedua insan yang masih berada di dalam mobil mewah Yujin.

Pasca ciuman bertubi-tubi yang dilakukan, ditambah dengan pernyataan cinta mendadak dari seorang Ahn Yujin cukup membuat Kim Minju ingin menerjunkan dirinya dari menara paling tinggi saat ini.

Bagaimana tidak? Belum ada sepuluh jam dua manusia ini bertemu tapi Yujin sudah dengan lancangnya mencuri ciuman pertama Minju, dan apa lagi ini? Ia memaksa Minju untuk memberi jawaban atas pernyataan cintanya saat ini juga.

"Aku tahu kau pasti terkejut. Tapi demi Tuhan Kim Minju, aku juga tidak tahu kenapa rasa ini muncul. Aku... Aku..."

Yujin menggantungkan kalimatnya mencoba menatap ke arah depan, matanya kosong menerawang akan tindakannya barusan.

"Aku takut kehilanganmu karena aku rasa aku mulai jatuh cinta padamu, Minju-ya." Lanjut Yujin dengan mantap.

"Tapi bagaimana bisa? Bahkan kita belum satu hari berkenalan." Tanya Minju seraya menengokan kepalanya ke arah Yujin di sampingnya.

"Cinta tidak butuh alasan, bukan? Yang aku tahu hatiku bergetar saat di dekatmu." Jawab Yujin.

"Bagaimana aku bisa yakin kalau perasaan berdebarmu itu adalah cinta?"

"Kau meragukanku?" Yujin menoleh ke arah Minju, mencoba meyakinkan dirinya atas maksud perkataan Minju.

"Entahlah." Minju mengendikan kedua bahunya.

"Minimal beri aku kesempatan untuk membuktikan kalau perasaanku ini memang tulus."

"Caranya?" Tanya Minju mengernyitkan dahinya. Kedua mata itu kembali bertemu. Bohong kalau Minju tidak merasakan hal yang sama, perasaan berdebar yang Yujin rasakan juga tengah menggelayuti hatinya saat ini.

"Cukup izinkan aku untuk tetap bersamamu. Biarkan aku meyakinkanmu dengan caraku sendiri."Ucap Yujin lirih, ia menundukan kepalanya seakan takut Minju menolaknya.

Minju hanya bisa tersenyum melihat keadaan Yujin sekarang. Bagaimana tidak? Seorang pemimpin perusahaan besar yang biasanya tampil dengan sikap kelewat percaya diri, kini harus tampak mengenaskan di depan Minju. '

'Apa memang dia akan begini kalau sedang jatuh cinta?.' Pikirnya.

"Kau melupakan satu hal, Yujin. Kau tidak bisa dan tidak boleh jatuh cinta padaku." Ucap Minju datar.

"Kenapa?" Yujin mengernyitkan dahinya saat tidak mengerti maksud ucapan Minju.

"Aku hanya seorang caddy. Bahkan aku bukan orang kaya yang punya banyak perusahaan sepertimu. Aku hanya anak dari seorang karyawan biasa, ibuku hanya pemilik toko bunga dan kami tidak—"

"Ssstt... Jangan pernah mengatakan hal itu." Sela Yujin.

"Tapi memang begitu kenyataannya." Ucap Minju frustasi.

"Kita bagai langit dan bumi, bahkan dalam mimpi sekalipun seorang Cinderella tidak pantas berdampingan dengan seorang Pangeran."

"Lalu apa?" Nada suara Yujin sudah meninggi membuat Minju sedikit terkejut.

"Sejak kapan ada peraturan yang melarang anak orang kaya tidak boleh jatuh cinta pada gadis biasa?"

TOSKAOnde histórias criam vida. Descubra agora