19. Ice Cream

5.4K 713 66
                                    

Pagi ini Dey udah siap dengan semua barang yang dia perlukan untuk memulai terapi di Jakarta, cewek ini juga bakal stay di Jakarta selama beberapa hari. Alasan Dey di bawa terapi ke Jakarta karena di Bandung nggak cukup baik dengan perawatannya, jadi Diana bersepakat membawa anaknya ke Jakarta, supaya lebih dapat perawatan intens dan menjalankan terapinya dengan baik.

Dey sebenarnya nggak ingin menjalankan ini, karena sebelumnya dia benar-benar pasrah akan hidupnya, tapi karena banyak dukungan atasnya yang menginginkan cewek ini untuk berjuang, jadi Dey punya semangat kembali. Kelumpuhan Dey memang dinyatakan lumpuh total, tapi dia diharuskan untuk tetap terapi rutin agar otot-otot di kakinya kuat.

Ada satu penyebab mengapa Dey bisa mengalami lumpuh, waktu kejadian dimana Dey mengendarai mobil dengan lalai, hantaman mobil yang berhasil Dey tabrak membuat kepala cewek itu terbentur sangat keras dengan stir mobil, yang menyebabkan Dey mengalami cedera otak parah karena itu lah memengaruhi dengan kelumpuhannya Dey saat ini.

.
.
.

Cewek yang duduk dikursi roda itu lagi mencoba mengingat barang apa lagi yang harus dibawa, sambil melihat sekeliling kamarnya.

Diana memanggil Dey dari luar kamarnya. "Dey, semuanya udah siap?" Sambil sedikit teriak agar Dey bisa mendengar suara dari Ibunya itu.

"Udah mah" Kemudian Dey kembali bawaannya itu setelahnya dia keluar dari kamarnya dengan hati-hati, karena Dey menggunakan kursi rodanya.

Diana memanggil supirnya dan memerintahkan untuk segera mengambil barang bawaan Dey yang ada di kamarnya itu.

"Pak, barang-barang Dey dikamar tolong dibawa ya" Ucap Diana yang kemudian dia menaruh bawaan miliknya ke mobil.

"Siap Bu" Supirnya itu langsung melaksanakan tugasnya yang disuruh oleh Diana.

Setelah semuanya siap, akhirnya Dey dan Diana berjalan menuju Jakarta menggunakan mobil pribadi milik Diana itu, bersama dengan supir.

Diperjalanan Dey menanyakan kepada Diana, kenapa dia bisa dibawa ke Jakarta, karena menurut Dey di Bandung pun nggak ada kendala buat dia menjalankan terapinya.

Dey memalingkan wajahnya ke arah Diana yang ada disampingnya. "Mah, Gracia yang nyuruh aku buat terapi di Jakarta ya?" Tanya Dey.

Diana menggelengkan kepalanya. "Bukan, Mamah yang nyuruh, tadinya Gracia nggak mau, tapi mama bilang ke dia, di Bandung nggak cukup bagus buat jalanin perawatan kamu, dan akhirnya Gracia mau dan kasih tempat rumah sakit yang bagus buat kamu" Jelas Diana panjang lebar, dan dijawab anggukan oleh Dey.

"Memangnya kenapa Nak?" Tanya Diana.

"Nggak mah, nanya aja" kemudian Dey langsung menatap ke arah luar jendela mobil.

Dey jadi kepikiran omongan Gracia kemarin, yang berniat untuk menjauh dari dirinya, itu cukup sulit bagi Dey kalo sampai Gracia benar-benar pergi meninggalkannya, semenjak cewek itu selalu baik kepada Dey, dia semakin ingin memiliki Gracia, cuma ini terlalu bodoh baginya karena Gracia sudah memiliki seorang pacar dan mustahil bagi Dey untuk bersama dengan Gracia.

.
.
.
.
.

Di kantin seperti biasanya, Ara, Mira dan Olla lagi menikmati jam istirahat mereka sambil menyantai, dan mengobrol abstrak.

Ara melirik sekitar kantin, mencari keberadaan Chika, tapi cewek itu belum keliatan batang hidungnya, padahal dia di kantin udah cukup lama, Ara jadi mikir kalo cewek itu pasti lagi bersama dengan Vivi, makanya Ara selalu nggak bisa bareng Chika karena setiap istirahat Vivi selalu bersamanya. Tapi kenapa mereka tumben ya nggak nongol di kantin?

ColdWater • ChikaraWhere stories live. Discover now