14

1.2K 222 9
                                    

Malem ini Bumi lagi nemenin Langit dikamarnya, Langit lagi bingung pilih baju buat dateng kenikahan sepupunya dan Bumi ada sebagai penentu keindahan sang kekasih diacara penting itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Malem ini Bumi lagi nemenin Langit dikamarnya, Langit lagi bingung pilih baju buat dateng kenikahan sepupunya dan Bumi ada sebagai penentu keindahan sang kekasih diacara penting itu. Sejak tadi Langit bolak-balik dari lemari menuju cerminnya untuk melihat dirinya dipantulan cermin, sedangkan Bumi hanya rebahan dikasur sang kekasih dan menatap kekasihnya dari samping.

Bumi merubah posisi rebahannya menjadi tengkurap, menatap sang kekasih yang masih memadu madankan baju yang ingin digunakan, karena kata kedua orang tua Langit keluarga mereka akan memakai nuansa biru muda, membuat Langit harus membongkar semua bajunya yang memiliki warna sama dan mencocokkannya.

"Kak Bumi, aku pake tuxedo ini aja kali ya yang langsung sepasang sama celananya?" tanya Langit saat dirinya sudah memegang satu set tuxedo dan celananya yang berwarna biru muda dengan sebuah kemeja putih yang sudah ada didalamnya. Bumi mengangguk sebagai jawaban karena Langit dapat melihatnya dari pantulan dicermin.

"Cocok tuh sama sepatu warna putih yang pernah Bumi kasih buat Langit." jawab Bumi sambil memandangi kekasihnya dari pantulan cermin. Langit tersenyum dan menganguk, menggantungkan tuxedo setnya didepan pintu lemarinya dan bergegas mengambil satu kotak berisi sepatu putih yang Bumi pernah berikan untuknya.

"Bumi pingin jadi cermin." ucap Bumi tiba-tiba yang membuat Langit memutar arah duduknya dilantai menatap Bumi, meninggalkan satu box sepatu putihnya terbuka.

"Ha?? Kok tiba-tiba kenapa??" tanya Langit dengan nada sedikit terkejut dengan tatapan menggemaskan yang membuat senyum di bibir Bumi merekah.

"Soalnya enak ngelihatin kamu tiap hari." jawab Bumi yang berhasil membuat sebuah rona samar nampak di kedua pipi Langit dan senyum lucu mengembang di bibir Langit. Langit mendekat dan menatap Bumi memuja, membuat Bumi memberikan satu kecupan ringan dikening Langit.

"Jangan jadi cermin kalo mau lihat Langit tiap hari kak Bumi." balas Langit yang membuat Bumi menatapnya bertanya.

"Terus??" tanya Bumi masih dengan posisi tengkurapnya dan menopang wajahnya dengan kedua tangannya.

"Jadiin Langit pendamping hidup kak Bumi, jadi kak Bumi bisa lihat tiap hari deh~" jawab Langit santai sambil menyunggingkan senyumnya. Bumi mendekat dan menelusupkan wajahnya diperpotongan leher Langit, menyembunyikan wajahnya yang memerah malu, sedangkan Langit tertawa pelan dengan semburat merah samar dikedua pipinya.

Selesai.

Selesai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Gulali. | Markno✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang