[Awal mula] #1

1.3K 177 24
                                    

   (Name) Kirana Agatha adalah sahabat dari Nirmala Wijaya. Dia adalah anak yang sering dibully di sekolah nya. Pertemuan awal (name) dan Nirmala adalah ketika Nirmala membantu (name) saat (name) dibully. Pertemuan pertama yang sangat klise, namun berarti bagi 2 insan tersebut.

Semenjak itulah (name) memutuskan untuk membalas Budi kepada Nirmala. (Name) sering membantu Nirmala mempelajari resep resep masakan baru, membantu ibu Nirmala mempromosikan catering nya, dan membantu adik Nirmala yaitu Tiana untuk belajar.

(Name) dan Nirmala bisa dibilang sahabat baik, hingga suatu hari, Nirmala pergi berlibur ke suatu hotel. Perasaan (name) dari awal memang sudah tidak enak, jadi ia memutuskan untuk mengikuti Nirmala secara diam diam.

"Mustahil!" teriak Ayah Nirmala

"Tidak mungkin putri ku sudah mati!" Lanjutnya

"Ini." Petra menunjukkan sebuah buku yang berlumuran darah.

"Ini milik putri mu kan? Aku menemukan nya saat aku berjalan di hutan, kemungkinan besar dia sudah mati dimakan jin sekarang," lanjut Petra dengan nada datar

"Kenapa!? Kenapa kau tidak menyelamatkan nya!?" teriak ayah Nirmala.

"Jangan membentak ku!" Petra menutup wajah Ayah Nirmala dengan tangannya.

"Ayah!" Nirmala yang melihat itupun berteriak khawatir.

"Lagipula ini kesalahan mu kan? Jika kau menjaganya dengan baik, dia tidak akan berjalan di hutan sendirian," desis Petra.

Petra berbalik dan bergegas pergi meninggalkan keluarga Nirmala.

"Tiana... Ini kesalahan ku," lirih ayah Nirmala

"Bukan..." Nirmala merasa kasihan pada ayahnya yang terus terusan menyalahkan diri.

"Kata katamu jahat sekali! Gak punya perasaan!" bentak Nirmala. "Ayah dan ibuku baru saja kehilangan anak, paling tidak tunjukkan rasa simpati!"

"Simpati?" ulang Petra.

"Apa masih ada hal itu di jaman sekarang?" Petra menatap dingin Nirmala, perkataan nya setajam pisau yang langsung menusuk batin.

'Orang ini...' Nirmala sebisa mungkin menahan emosinya. Tapi perkataan Petra yang sarkas membuat emosinya kembali tersulut.

"Pikirkan perasaan orang lain sedikit saja!" teriak Nirmala

"Sudahlah Nirmala, dia tidak akan pernah mengerti" Ayah Nirmala mencoba menenangkan Nirmala yang naik pitam.

"Tapi yah..." Lirih Nirmala

"Ingatlah, dia itu seorang undead kemungkinan besar dia tidak memiliki perasaan," bisik Ayah Nirmala

~beberapa saat kemudian~

"Keluarlah, aku tau kau di sana," seru Petra

'Ternyata dia memang sudah tahu ya? Pasti undead lama,' batin (name)

Sebenarnya (name) sudah menguping pembicaraan Petra dan Nirmala tadi, namun dia tetap bersembunyi. Tangan (name) sudah gatal hendak menampar wajah Petra, namun apalah daya, nasi sudah menjadi bubur. Tiana sudah mati, tidak ada lagi yang bisa dilakukan selain mengikhlaskan nya.

(Name) pun keluar dari tempat persembunyian nya.

"Kata katamu keterlaluan tau," tukas (name)

"Apa urusan nya dengan mu?" tanya Petra dengan nada datar

"Nirmala itu sahabat ku! Kau memang undead, tapi aku yakin masih ada sedikit perasaan di hatimu. Setidaknya gunakanlah!jangan hanya kau pendam dan menjadikan perasaan itu hal yang tidak berguna." (Name) pun pergi meninggalkan Petra yang masih mencerna perkataan (name) barusan.

❄You're My Imagination❄Where stories live. Discover now