02. Love and Hate

363 50 0
                                    

Kediaman keluarga Aldinata...

Sebuah mobil Nissan Serena berhenti tepat didepan rumah mewah itu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sebuah mobil Nissan Serena berhenti tepat didepan rumah mewah itu. Sang supir melihat ke belakang melihat ke arah seorang pemuda tampan yang tidak langsung turun dari mobil.

"Tn. Muda. Kita sudah sampai." Kata Supir kepada anak majikannya.

Aace mengangkat kepalanya melihat kearah rumah yang nampak bercahaya itu. "Apa di dalam banyak orang?" Tanyanya.

"Tentu saja, Tn. Muda. Semuanya sedang menunggumu di ruang makan."

Aace kembali memalingkan mukanya dari rumah itu. "Aku tidak ingin masuk kesana."

Benedict, supir pribadi Aace yang umurnya dua kali lipat lebih tua dari Aace, menghela nafas panjang. "Jangan takut, Tn. Muda. Saya akan melindungi kamu di dalam sana."

Aace terdiam.

"Lagipun tidak akan ada yang berani melukaimu di dalam sana, karena ada Nyonya Rainey, nenekmu yang tidak akan membiarkanmu dilukai oleh kedua orang tuamu."

Ya. Aace akui ucapan Benedict memang benar. Tapi... Aace sungguh sedang tidak ingin melihat wajah kedua orang tuanya.

"Aace!"

Teriakan seseorang di luar mobil terdengar. Setelah dilihatnya siapa, rupanya nenek yang memanggil Aace. Beliau sedang menuruni setiap anak tangga seperti hendak menghampiri Aace.

Hhh. Baiklah. Tidak ada pilihan lain. Aace keluar dari mobil untuk menemui neneknya. Senyuman manis dia berikan untuk beliau.

Benedict juga ikut keluar mobil dan menyapa Nyonya Rainey. Biasanya Benedict akan pergi memarkir mobilnya setelah memastikan Aace sudah benar-benar masuk ke dalam rumah.

"Cucu kesayanganku." Nyonya Rainey memeluk hangat cucunya sekejap sebelum beliau menangkup wajah Aace. "Kenapa tidak langsung keluar dari mobil, Sayang? Hhm? Kami sudah menunggumu lama di ruang makan. Apa kau tidak lapar setelah seharian belajar?"

"Maaf, Nek. Aku tidak bermaksud membuat kalian menunggu lama."

"Uh?" Nyonya Rainey mengerutkan keningnya menatap heran Aace. "Sepertinya ada yang sedang mengganggu cucu tampanku ini."

Aace terkejut. "Ti-tidak, Nek. Sepenuhnya... Aku baik-baik saja."

"Bagaimana bisa kamu baik-baik saja jika raut wajahmu seperti ini, Aace?"

Aace terdiam. Sial! Dia gagal menyembunyikan raut wajah sedihnya dari nenek.

"Bilang padaku. Siapa yang berani mengganggumu? Ahh. Apa kamu ingin berhenti belajar karena ingin istirahat? Karena selama ini aku tau, yang kamu lakukan hanyalah belajar, tidak bermain bersama teman-temanmu ataupun melakukan hal yang kau inginkan. Benar begitu?"

THE WITCH'S HEART  ||  HEERINAWhere stories live. Discover now