"Iya, iya, kita namain Hameez. Tapi manggilnya yang lengkap aja, jangan setengah-setengah, bikin galfok."

"Eh jangan," Asa tiba-tiba murung.

"Kenapa, Sa?"

"Asa baru inget itu nama dari Elvan."

"Hyah, ganti lah. Males, gamau. Rey benci yang namanya Hameez, siapapun itu."

Rey memunggungi Asa, lalu Asa akan terkikik sambil merayu pria itu. "Yaudah, Rey. Galan aja gimana? Bagus tau."

"Hah? Galon? Galon Aqua? Le mineral?"

"Ih, Reeeey."

"Iya, iya. Galan aja, Galan." Rey berpikir sejenak. "Kalau kita punya anak cewek, jadi siapa dong?"

"Oh?" Asa membulatkan matanya, otaknya malah terbayang adegan anu bersama Rey. Pipinya mendadak memerah, Asa salah tingkah sendiri.

"Heh, heeeeehh Asa mikirin apaan?"

"Eng-enggak! Eng-nggak mikir apa-apa, Asa lagi cari nama buat Mbak Debay nanti."

"Hahaaa, Mbak Debay." Rey gemas sendiri. "ReySa gimana?"

"Raisa? Raisa Andriana?" Asa mengarah para penyanyi asal Indonesia yang melantunkan lagu Mantan Terindah.

"Ya ga itu jugaaaa. Asa duh, eh, Asaa--del?"

"Asadel? Bagus, Rey. Adel."

"Don't you remember...," senandung Rey membawakan lagu Don't You Remember milik Adele meskipun terdengar sangat flat.

"Itu Adeleeee."

"Hehee, udah yu bobo yu, nanti insom loh." Rey kembali memeluk Asanya.

Mereka pun tertidur dalam posisi tubuh saling memeluk satu sama lain, springbed king size milik Rey sisi samping tidak terpakai, mereka malah berhimpitan di ujung sisi kiri, terlihat sangat hangat.

***

"Udah! Lupain semuanya!" ucap Rey di depan wastafel kamar mandi sambil menepuk-nepuk pipinya.

"Lupain semua tentang Clara, lupain tentang semua masa lalu itu, dan kamu cuma perlu bahagia, Rey! Hargai seseorang yang masih ada di sisi kamu!"

Rey membasuh wajahnya, mengambil sabun di botol foam yang berada di dekat kran wastafel, kemudian mulai mencuci mukanya.

Kok kerasa aneh? Dalam posisi mata terpejam, Rey kembali mengambil dua pump sabun dan mengusapnya di wajah. Semakin terasa aneh!

Rey buru-buru membasuh wajahnya setengah bersih, lalu melihat botol sabun yang sebelumnya ia gunakan.

AISHAVCARE PEMBERSIH KEWANITAAN PERAWATAN ALAMI 100ML

"Allahu, Bunaaaaaaaaa!" Rey membasuh wajahnya berkali-kali hingga bersih total, kemudian keluar sambil membawa botol tadi.

"Buna, kenapa botolnya Buna ada di kamar Rey?"

"Botol apaan Rey, pagi-pagi udah ribut?" Nisha datang dari arah balkon, sedang menjemur pakaian dalam bersama Asa.

"Ini, kenapa ada di kamar mandinya Rey?" Rey menunjukkan botol foam berwarna putih yang terlihat masih baru.

"Itu bukan punya Bunda," Nisha kebingungan.

"Loh, kalau bukan punya Buna berarti--" Ucapan Rey menggantung. "Punya Asa?"

Asa berhenti bergerak, dia terlihat malu. Gadis itu mengerjap dua kali, tampak salah tingkah sendiri. Rey menipiskan bibirnya ikut-ikutan malu, dia baru saja mencuci muka menggunakan sambun kewanitaan Asa.

"Ya-yaudah," Rey mengangguk-angguk, lalu kembali memasuki kamarnya.

Pria itu melotot setelah melihat sisa sabun di pelipis, Rey langsung menepuk keningnya. "Duh, malu-maluin."

***

Tiin! Klakson yang berasal darimana mobil hitam berukuran besar itu terdengar. Liam sudah datang tepat saat Rey, Asa, dan Nisha selesai persiapan.

Hari ini, mereka ingin menghabiskan moment bersama. Liam lah yang memintanya, sudah lama sekali ia tidak quality time bersama Asa. Terakhir kali berjalan-jalan mungkin saat Asa masuk TK, saat Ayah Tiara masih ada.

Tiin! Tiiiinn!

"Iyaaaa, tidak sabaran sekali ya Anda." Nisha keluar dengan tas besar di kedua tangannya.

Di belakangnya, Rey mengekori bersama beberapa kotak bekel berukuran jumbo dan tikar di tangannya.

Lalu Asa ikut hadir tanpa membawa apa-apa.

Rey dan Nisha meletakkan barang-barang bawaan mereka di bagasi. Rey membukakan pintu belakang untuk Asa, lalu dia ikut masuk dan duduk di jok belakang. Sementara Nisha duduk di samping Liam.

"Mau kemana dulu kita?" tanya Liam bingung dengan tujuan liburan mereka.

"Ke kebun binatang?" usul Asa polos.

"Asa, please. Kita mau piknik loh ini."

"Iya gapapa kan? Kayaknya Mas Galan pengen liat jerapah sama ikan besar." Asa mengulum senyum sambil mengelus perutnya yang buncit.

"Mas Galan?" tanya Liam dan Nisha serempak, mereka otomatis menatap ke belakang tempat Asa duduk.

"Hehee, iya udah Asa namain." Asa nyengir kuda.

"Oke, ayo kita meluncur buat jagoan Papa." Mobil fortuner itu pun berjalan keluar area perumahan.

TBC.

Pemanasan dulu ya sebelum konflik lagi.

Vote dulu jangan lupa, dan ramein kolom komentar ya biar update setiap hari. ♥

Ada yang nunggu next?

Share cerita ini ke temen-temen/ sosmed kalau kalian suka dan layak dibaca ya.

Jangan lupa follow akunku juga, karena tiap update akan selalu aku umumin di wall.

7K komen ya, nanti aku update lagi. ♥

Spam apa aja boleh »

Makasih banyak yang udah baca dan aktif komentar di lapak ini.
ILYSM Dash ✨

DASA (END)Where stories live. Discover now