35. Pergi ke Hua Hin

335 26 0
                                    

Co-translator DinonyAl 🧸🍝

Dan itu peris seperti yang aku bayangkan, tidak salah lagi perjalanan menggunakan kereta api adalah perjalanan yang sangat menyiksa. Dimana itu dimulai pagi tadi, tas dan pakaian kami sudah tertata sejak tadi malam, Nong bangun lebih awal dariku karena bersamangat untuk pergi ke provinsi lain untuk pertama kalinya. Aku dan Nong tiba di Hua Lamphong pada pukul 8.45 dan naik kereta pada pukul 9.30. Sambil menunggu kereta, Nong yang ada di sebelahku memegang kamera sambil mengambil beberapa foto, bahkan sekarang di atas kereta dia masih belum berhenti menggambil foto.

Mick terlihat menyukai suasana angin kereta api. Dia duduk di seberangku dan tersenyum sepanjang waktu, bagaimana aku bisa marah padanya walaupun aku lelah sekalipun? Tapi ternyata ini menyenangkan juga seperti yang dikatakan Nong. Ditambah hari ini orang sedikit, jadi kami tidak perlu berdesakan dengan orang lain

"Babi kemangi, telur goreng, nasi gorang dengan daging babi, bawang putih, air, minuman ringan" sebuah suara terdengar, lalu N'Mick menoleh kearahku dan bertanya.

"P'Night mau makan apa?" Aku dan Nong belum sarapan jadi pilihan terbaik adalah sarapan di kereta.

"Apa saja, aku akan memakannya" Nong mengganguk lalu memanggil penjual yang berada di sisi lain kereta, lalu Nong memesan 2 kotak kemangi babi dengan telur goreng, satu botol air, dan 2 coke. Kami makan dengan tenang sambil mengomentari rasa makanan ini. Tapi kebanyakan dari kami lebih fokus makan daripada nasi kotak yang kita makan, rasanya lumayan. Cukup untuk mengunyah tenggorokanmu dalam bentuk lapar dan tidak ada makanan. Nong protes tentang nasi yang tidak matang tapi dia tetap saja menghabiskan seluruh nasinya.

"P'Night, berikan sampahmu" Aku memberikan sampahku padnya untuk dimasukkan kedalam plastik. Nong mengikat plastik itu dengan ketat, lalu meletakkannya di lantai. Aku tidak bisa berhenti tersenyum melihatnya melakukan ini dan itu. Dia adalah tipe orang yag suka backpacking. Aku suka dia berada di sini, entah itu mudah untuk makan, untuk hidup tanpa hal-hal ini menjadi daya tariknya di sisi lain. Aku menjentikkan wajahku ke depan dan ke belakang dan dengan lebut memijat dahi ku dengan lembut, mengira aku sakit kereta.

"P'Night kenapa?"

"Pusing duduk di sisi ini, bertanya-tanya apakah aku mabuk kereta?" aku duduk menghadap ke arah belakang. Kalau ada yang jarang naik kereta, mereka mungkin juga pusing sepertiku.

"P'Night pindahlah duduk di sebelahku." Nong mengatakannya sambil menepuk kursi yang berada di sebelahnya, aku mengikuti katanya, lalu menatap pemandangan rumput dan gunung di luar sedangkan Nong masih sibuk dengan kameranya, akhirnya aku hanya bermain ponsel untuk membuang waktu. Kami mungkin akan sampai di Hua Hin pada pukul 2 siang karena kecepatan kereta yang juga berhenti di setiap stasiun seperti ini cukup untuk menghabiskan waktu sebanyak mengendarai mobil.

"Dalam perjalanan pulang, aku sebaiknya kita naik van atau bus wisata Mick."

"Kita belum sampai kurang dari 3 jam. Sudah mengeluh, Phi Night." Mick berbalik dan mencium pipiku pelan sambil tersenyum licik. Dia berbalik untuk meletakkan kameranya sebelum mengeluarkan ponselnya untuk mendengar musik dengan lubang kecil.

"Aku juga ingin mendengarkannya"

"Oh, aku mendengarkannya dengan Headphone P'Night."

"Yah, aku juga ingin mendengarkan bersama mu."

"Kamu punya barang-barangku sendiri."

[END] My Shipper [Terjemahan Indonesia]Where stories live. Discover now