12. masuk rumah sakit

16.2K 1.3K 32
                                    

Hari demi hari telah berlalu, dengan perlahan Varsha sudah bisa mulai menerima Candra. Es yang berada pada dirinya pun sudah mulai luluh dengan hangatnya kasih sayang yang Candra berikan. Perhatian dari Candra selalu menjadi alasan kenapa Varsha semakin nyaman berada didekatnya. Berulang kali Candra meminta Varsha untuk tinggal bersama keluarganya namun Varsha menolak, bagaimana pun juga ia merasa tak enak pada Pak Atmaja dan bu Rere jika harus merepotkannya.

Sekarang Varsha sudah duduk manis dikelas, sejak tadi gadis itu hanya diam. Karna hari ini Yana tak masuk karna sakit, jadilah seperti ini. Nyatanya Varsha hanya dekat dengan Yana dikelas ini.

"Anak baru aja sok-sokan pacaran sama Candra!"

"Palingan mau ngeruk harta pak Atmaja"

"Dasar Matre!"

"Woi apa-apaan si kalian?! Kalo iri tu bilang aja! Gausah fitnah dia kaya gitu!"

Lontaran kata yang membela Varsha itu berhasil membungkam semuanya. Tangan Varsha mengepal saat merasakan nyeri pada hatinya, Varsha tak mengerti kenapa dalam pikiran mereka semua ia seburuk itu. Varsha lalu berlari keluar untuk menangkan diri, ia tak mau jika nantinya kelepasan dan malah membuat masalah.

Dan sekarang kaki Varsha malah berhenti dikantin. Ia hendak melangkah pergi, namun ada sebuah kerumunan kecil yang sungguh menarik perhatian Varsha. Ia pun melangkah Mendekati kerumunan itu, menerobos mencoba melihat apa yang terjadi.

"Dila hikss.... Kembaliin kertas itu! Jangan disobek, itu berisi jawaban yang harus aku serahkan pada Guru hiks..." 

Varsha terkejut melihat Neta terisak dengan seragam yang sangat kotor. Pandangan Varsha beralih pada Dila yang hendak menyobek kertas itu, tapi dengan cepat Varsha menghentikannya dengan langsung mencengkram pergelangan tangan Dila. Tentu melihat itu semua merasa terkejut, baru kali ini ada yang berani menghentikan aksi gila yang Dila lakukan.

"Lo gak pernah tobat ya! Balikin kertas Neta sekarang" perintah Varsha tajam. Dila tersenyum sinis, ia pun menepis tangan Varsha kasar.

"Duhh ada pahlawan kesiangan nich" ucap Dila seakan mengejek. Semua yang sudah berkerumun dari tadi pun tertawa. Varsha menatap sekeliling, tatapannya kembali pada Dila.

"Gue bisa aja ya laporin ke pak Atmaja sekarang"

"Dan gue bisa aja sobek kertas ini sekara--"

"Jangan!" ucap Neta, beralih menatap Varsha "Jangan lapor sama pak Atmaja, aku gak mau Dila nyobek kertas aku"

Varsha menggeleng, ia mengusap pipi Neta yang basah "Lo gak usah takut sama dia, ada gue disini" Varsha beralih menatap Dila "Apa yang harus gue lakuin supaya lo kembaliin kertas Neta??"

Dila nampak berfikir, namun sesaat kemudian ia menyeringai jahat. Tangannya terulur untuk mendekatkan mangkuk berisi Bakso pada Varsha.

Varsha menatap bakso itu, ia tersenyum remeh "Cuma ini? Sial! Lo gak tau gue penggemar berat bakso!"

Dila kembali tersenyum smirk, ia mengambil mangkuk berisi sambal yang masih penuh lalu dengan santainya ia menuangkan semua sambal itu ke mangkuk berisi bakso. Sontak semua siswa yang berkerumun memekik melihat kelakuan Dila. Bahkan bakso itu cocok dinamai 'makan sambal dicampur bakso' daripada 'makan bakso dicampur sambal'

"Makan gih, ntar gue balikin kertas Neta tanpa lecet sedikit pun, dan kalau lo abisin bakso ini, gue janji bakal berhenti gangguin Neta" ucap Dila santai. Seketika Varsha membulatkan matanya, karna terkejut. Seluruh siswa yang berkerumun pun ikut terkejut, mereka semua mulai berbisik agar Varsha tak menerima tawaran itu.

"Cepetan, gue ga banyak waktu" ucap Dila seakan memaksa Varsha untuk memakan bakso penuh Cabe itu. Varsha meneguk ludahnya kasar melihat betapa mengerikannya penampakan bakso itu. Jika Varsha menghabiskan bakso itu maka sama saja Varsha sudah memberikan sebuah ketenangan hidup untuk Neta yang selalu menjadi korban bully. Mungkin Varsha akan melakukanya.

CANDRA [END] Donde viven las historias. Descúbrelo ahora