I

1.5K 184 8
                                    

Antisosial adalah salah satu jenis gangguan kejiwaan yang ditandai dengan rendahnya kemampuan seseorang dalam menilai baik-buruknya suatu hal. Mereka bilang seperti itu, dan aku telah di fonis sejak usia 13 tahun.

Hal ini bermula ketika tidak sengaja teman sekelas menghantam dahiku dengan bola baseball sampai benjol dan berdenyut sangat sakit. Jelas dia salah atas keteledorannya dan aku menghukumnya.

Aku melemparkan bola yang sama, berbeda jarak dan berbeda kecepatan bola. Dia pemain yang buruk dan aku lebih pandai dalam memukul.

Dahinya robek sehingga harus mendapatkan tiga jahitan. Aku menyesalinya, seharusnya aku bisa meretakkan tengkoraknya bukan hanya menimbulkan luka saja. Mungkin lain kali aku bisa mencoba kembali sampai tengkoraknya retak.

Aku selalu melakukan apa yang aku inginkan, dan aku sungguh membuat kepalanya retak.

Saat itu di waktu istirahat makan siang. Aku memanggilnya ke gedung olahraga, menghajarnya kembali dengan bola yang sama dan pemukul baseball. Pukulan pertama hanya membuka kembali jahitannya, pukulan kedua membuatnya pingsan, pukulan ketiga aku mendengar bunyi retakkan itu.

Sialan, seharusnya satu pukulan saja cukup kenapa rasanya sulit menggerakkan tangan kala itu. Aku memang harus lebih berlatih kembali.

Sangat konyol, orang yang bahkan tidak aku ingat namanya malah bisa membuat dunia ku berubah.

Aku dikeluarkan dari sekolah dan sejak itu aku harus menemui Mrs. Baek setiap akhir pekan untuk mengobrol santai. Mrs. Baek sangat ramah, aku mengerti ia mencoba menanamkan moral-moral kehidupan yang sejatinya hanya membuat orang hilang semangat. Tapi aku mendengarkannya, karena aku tahu ini adalah salah satu cara untuk membut orang tuaku tidak khawatir dan agar aku bisa kembali ke sekolah.

Kemudian ketika aku berhasil kembali ke sekolah, seorang perempuan membuat ku muak. Ia terus mengikutiku, mengatakan bahwa ia mencintaiku. Ia berkata ingin bersama dengan ku selamanya, menikah dan memiliki anak.

Kemudian aku membantunya, mewujudkan keinginannya untuk memiliki anak dengaku hanya agar ia berhenti mengikutiku. Disatu sisi aku juga ingin mengekspor dunia sex.

Salah satu titik balik yang sangat aneh untukku. Mereka mengatakan aku pemerkosa. Apa bisa dikatakan seperti itu jika kau bahkan menyukaiku?

Kemudian ia menggugurkan bayi kami dan aku terpaksa kembali dikeluarkan dari sekolah.

Sejak itu orangtuaku memberikan pendidikan private kepadaku dirumah sampai aku lulus sekolah. Saat harus menghadapi perguruan tinggi, mereka sudah tidak bisa menyembunyikanku lagi. Mereka akan melepas anak emas mereka kembali ke masyarakat.

Soal Mrs. Baek, aku terus menemuinya. Orang tuaku memaksa, aku tidak ingin membantah juga. Sedikit terbantu karena aku harus terlihat normal untuk bisa merasakan kebebasan kembali.

Sepanjang hidupku, tidak ada kata cinta. Cinta seperti hal tabu yang begitu memalukan untuk aku lakukan.

Mereka biasanya terlalu cantik namun tidak berotak, dan aku benci orang tidak berotak. Walau mereka cenderum mudah di atur. Sedangkan mereka yang berotak terlihat sangat tidak enak dipandang, aku lebih membenci orang seperti ini.

Setidaknya itu pikiranku, sampai aku bisa merasakan getaran cinta itu.

Dentingan bel yang nyaring terdengar ketika aku menatap wajahnya yang tertawa ceria di tengah taman. Wajah yang sungguh bersinar seperti karunia surga yang jatuh ke bumi.

Saat itu kunjungan ke Seoul National University dan saat itu juga aku memutuskan akan melanjutkan pendidikan disana. Bertemu dengan cinta pertamaku dan menjalani kisah percintaan romantis ala anak kuliah.

Semua terlihat indah, semua akan berjalan indah juga tentunya. Tidak ada tangan tuhan, karna aku akan bisa mewujudkan segalanya. Aku si anak emas—golden baby—Jeon Jungkook.

MINE | KOOKVWhere stories live. Discover now