Part 2

8 1 0
                                    

Upacara pembukaan masa orientasi pesdik baru telah selesai.

Kini giliran para senior untuk beraksi

Yang namanya saya sebutkan tolong untuk maju ke depan.

Galvin Dewandra, Yoga Pratama, Yogi Pratama, Regina Putri Manika, dan Bayu Yudistiro.

Mereka berlima maju ke depan

"Kalian harus mencontoh orang yang di depan ini, maaf saya ralat kalian harus mencontoh anak ini (sambil menunjuk Bayu) karena dia adalah murid terdisiplin hari ini." Kata salah satu Senior cewe

Semua siswa baru bertepuk tangan, dengan girangnya Bayu menyunggingkan senyuman kemudian selebrasi membungkukan badan sambil tangan diayunkan kedepan.

Heh lo girang amat cuman dapet gituan, norak lo (ucap Yoga asal ceplos)

Bayu hanya memandang pria yang baru saja berkata tak enak padanya kemudian iya menunduk takut.

"Dan kalian jangan contoh ke empat orang ini, ga punya sopan santun (menunjuk Galvin) masuk sekolah pertama telat (menunjuk si kembar) gabawa persyaratan (menunjuk Regina)." Ucap lagi senior dengan nada yang ditekan

Dengan spontan Galvin melirik ke arah Regina kayanya cewe yang tadi pikirnya, ah masa bodo gue mau ganti tuh makanan tadi malah nyelonong aja.

Dengan polosnya Bayu malah bertepuk tangan sendiri.

Lalu keempat orang yang di selebelahnya melirik ke arah orang yang sedang bertepuk tangan.

"Lo gila atau saraf lu udah putus, ini bukan pujian bego malah tepuk tangan sih." Hardik lagi Yoga dengan kesal

Dan akhirnya Bayu salah lagi, iya meminta maaf dengan isyarat.

"Sekarang kalian masuk ke ruangan kalian masing-masing gausah lari harus tertib tolong pembimbingnya untuk awasi anak buahnya" ucap senior yang sedang berada di podium.

...

"Bayu kamu boleh masuk kelas pertahankan ya gelar terdisiplinnya" Senior itu bersuara lembut
"Eh, baik kak, kalo gitu saya permisi masuk ruangan dulu" ucap sopan Bayu

"Kita juga permisi kak mau masuk ruangan, tar kakak pembimbing saya nyariin lagi, kasian kan" ucap Yogi dengan wajah tanpa dosa

"Gak ada yang nyuruh kalian masuk ruangan, sekarang kalian ikut saya" ucap senior tadi sinis lagi

Heran gue giliran ke si norak aja baek, giliran sama kita ketus amat, gue sumpain jatoh tuh senior. Kata Regina ngomong sendiri

Ih gabaik lo do'ain orang yang jelek" tar kalo jatuh beneran gimana? Ucap Yoga membalas celotehan Regina

Brug... aduh...
ternyata bener aja senior itu jatuh karena kesandung batu.

Cih beneran jatuh lagi anjrit, ucap Yoga
Regina dan si kembar menahan tawa yang aga keluar sedikit sedangkan Galvin masih aja lempeng hanya menggelengkan kepala.

"Kalian ngetawain saya?" Ngegas
"Eh ngga kak, kakak mau saya tolongin?" Yogi menawarkan bantuan
"Gausah saya bisa bangun sendiri (lalu berdirilah senior itu) ayo cepet jalannya saya banyak urusan" omelnya lagi mungkin karena malu

...

"Kalian beruntung hari ini, karena toilet di sekolah sudah bersih, kebun juga sudah bersih, makanya saya bawa kalian ke perpus, sekarang kalian susun buku-buku yang ada di meja itu ke lemari sesuai tempatnya sudah ada kode di buku dan raknya, kalian tinggal susun yang rapih" ucap senior itu memberi hukuman pada ke empat siswa baru yang melanggar aturan sekolah di hari pertama.

"Baik kak" kompak
"Dan waktunya hanya satu jam jadi kalo kalian belum beres satu jam kedepan nanti saya tambah hukumannya" dan senior itu pergi dari perpus

"Huh tega bener tuh orang" Yoga
"Bukan tega tapi sadis itu mah" Regina
"Gue rasa dia turunan nenek lampir deh, galak amat" tambah Yogi

"Oh ya sampe lupa, Kenalin gue Yoga ini adek kembaran gue Yogi"
"Gue Regina paling aja Re / Rere"
Dan satu orang lagi bukannya ngenalin diri malah nyelonong pergi buat langsung beresin buku tanpa mau basa-basi.

"Eh lo dari tadi diem mulu, sariawan lo, kenalin dulu kek, woyy dingin bgt lo kaya es batu" ucap Yoga

Galvin tak menghiraukan ucapan mereka, sambil membokongi mereka dia cuman bilang
"Gua Galvin"

"Anjrit kaga ada sopan-sopannya bet tu orang"
Yogi
"Emang lo punya?" Tanya Yoga
"Ngga lah" jawab Yogi (ketiganya terbahak)
"Udah buruan beresin bukunya ntar ga beres kena hukuman lagi sama si nenek lampir" ucap Regina menyudahi cekcokan perkenalan yang absurd itu.

...

"Gue masuk kelas dulu yap, lo kelas apa Re?" Tanya salah satu yang kembar
"Ruang Anggrek" Regina
"Oh gue Ruang Melati, yaudah gue masuk duluan noh ruangan gue di depan"
"Ah ya, eh bentar lo tahu gak ruang Anggrek dimana? Gue belom nemu ruangannya dari pas masuk gede banget soalnya ni sekolah."
"Ikut gue" suara yang jarang bersuara akhirnya keluar juga (Galvin)
"Ngapain gue ngikutin lo ntar gue kena sial lagi gegara lo gue kena hukuman hari ini"
"Gue juga ruang Anggrek" tanpa aba-aba Galvin nyelonong ninggalin Rere
"Dah lo ikutin tuh si es batu, seneng gue kenalan sama lo Re" ucap Yoga
"Bacot lo, yaudah gue cabs ya, bye"

Regina membuntuti langkah Galvin

Tuh org langkahnya kaya maling cepet amat, (gumam Regina) kemudian ia sedikit berlari agar tak ketinggalan langkah Galvin.

Brug...
Aw...

Tiba-tiba Galvin berhenti dari langkahnya dan Regina menabrak bagian belakang Galvin.

"Lo ngapain sih berenti tiba-tiba gue jadi nabrak lo kan, mana gue lagi yang jatuh" rengek Rere

Galvin menunjuk ruangan yang ada di sebelahnya, kemudian menunjuk papan kelas yang bertulisan Ruang Anggrek.

"Oh ini ruangannya, tapi lo ga perlu berenti mendadak kek tadi, awas minggir gue mau masuk" oceh Rere masih kesal

"Huffttt... suara helaan berat Galvin" kenapa hari pertama sekolah gue sangat ancur kek gini (merenung dalam hati).


To be continue...

Jangan lupa love dan komen, sorry untuk kata yang typo 🤗

GALVIN DEWANDRA (Hitam, Putih & Abu-Abu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang