11

949 139 2
                                    

Jimin telah menyelesaikan beberapa pemotretan untuk busana nya, sekarang ia sedang duduk menghapus make up di ruang make up.

"Jimin-ssi... Terimakasih sudah bersedia menggantikan posisi ini... Saya punya tawaran untuk anda... " Ucap laki laki berwajah seperti dewa anime itu.

"Ah... Tidak usah sungkan  sungkan mr. Lee... Saya juga berterima kasih karena anda mempercayakan proyek ini kepada saya yang hanya seorang siswa magang. Tawaran?? " Jimin sempat membungkuk sopan menyahut mr. Lee, ceo dari perusahaan nya.

"Iya tawaran... Kebetulan teman saya ceo dari agensi Citizen entertainment, kemarin saya  di beri pesan kalau kamu bisa masuk jadi salah satu model disana, dia melihat potensi dan bakat kamu ... " Ucap mr. Lee sambil menyodorkan kartu nama yang tertulis " Ten chittaphon " Ceo dari citizen entertainment, beserta nomor telfon dan alamat kantor nya.

"Aaah... Terimakasih... Saya akan memikirkannya terlebih dahulu... " Senyum jimin mengembang.

"Tidak baik juga terus menunda, karena kamu juga sekarang sudah jadi independen artist... Saya menyarankan mengambil tawaran mr. Ten tadi..  Karena mulai sekarang akan banyak agensi yang bakal memperebutkan mu.. " Mr. Lee menepuk bahu jimin.

Jimin menatap kartu nama itu, seperti nya nasib dewi Fortuna sedang memeihak dirinya, impiannya memang ingin jadi model ternama dan sekaligus perancang busana.

Drrttt... Drtttt... Drtttt....

Ponselnya berbunyi, menampilkan nama seorang yang dia kenal, siapa lagi kalau bukan minjeong.

"Ya hallo?? " Ucap karina kini mengemas barang barangnya, dirinya sudah berganti pakaian seperti tadi pagi, kemeja biru navy yang membalut badannya di padukan celana longgar dan  ikat pinggang berwarna hitam melingkari pinggang nya, kaki di balut dengan sepatu sneaker putih, oke sekarang jangan lupakan jam tangan yang melingjati tangannya dan tas selempang yang kini ia tenteng  dengan tangan kirinya.

Banyak staff pemotretan yang menatap kagum dan berdecak, sungguh yoo jimin kini terlihat maskulin meskipun mereka tahu kalau yoo jimin adalah perempuan, hanya satu orang yang tidak tahu akan status gendernya siapa lagi kalau bukan orang yang sedang berbicara di seberang telepon nya jimin.

"Saya sudah berada di perpustakaan pusat.. Apa pemotretan nya masih lama? Saya lihat kamu juga belum baca pesan saya... " Ucap minjeong, langsung membuat jimin mengecek notifikasi chat dari gadis itu yang mengirimi foto selfie yang ada di perpustakaan.

"Ooh... Saya akan kesana... Saya sudah selesai kok..." Jimin langsung bergegas menuju tempat parkir mobilnya, ia memasang headset di telinganya, sambungan ponselnya masih terhubung.

"Eumm?? Ya sudah di matiin aja..  Nanti saya nyari buku buku aja.. " Ucap minjeong saat ia dengar suara pintu mobil di tutup.

"Ga papa kok sunbae... Kita ngobrol aja... Saya tahu anda pasti bosen nunggu disana... " Minjeong yang mendengar kata kata jimin di buat tersipu.

"Ah... Kalau itu sih... Sebenarnya iya... Kkk" Senyum minjeong sambil mencoret coret buku TTS yang dia beli tadi.

"Ah iya sunbae... Mau pesen apa? Biar saya beliin?? " Ucap jimin sambil menjalan kan mobilnya.

"Tidak usah... Kamu kerepotan nanti.. "
"Enggak kok sunbae... Ah gimana kalau saya beliin kopi Startrucks? Kopinya enak... " Jimin menatap plang  cafe di depan.

"Ga papa emang? " Minjeong mengkerut kan dahinya.

" Saya tahu sunbae lagi haus sekarang.. " Tebak jimin, di angguki oleh minjeong sambil tersenyum.

"Oke..  Saya matiin dulu ya... Saya mampir beli minuman.. "


Jimin mengedarkan pandangannya, tangan kirinya menenteng dua paper bag yang berisi kopi. Ia melihat gadis  bersurai blonde itu kin tengah menelungkupkan kepalanya di atas meja perpustakaan, salahnya jimin jimin harusnya tidak bikin minjeong menunggu lama dan mampir ke cafe, tapi tetap saja jimin punya kemauan keras jadi sulit di tolak oleh minjeong yang sebenarnya sudah bosan karena TTS yang dia beli juga sudah terisi semua.

SHE's HANDSOME || jiminjeong/winrinaWhere stories live. Discover now