Keira menjadi salah tingkah, mukanya tiba-tiba memerah. "Eh anu, aku..." Daffin yang menyadari Keira salah tingkah, ia tertawa pelan. Keira kemudian memberanikan diri untuk mengobrol dengannya. "Mmm, aku sepertinya belum memperkenalkan diri. Namaku Arquella Keira." Jantung Keira berdegup cepat. Ia tidak pernah merasakan jantungnya berdegup secepat ini.
"Aku sudah tahu," jawab Daffin tidak mengalihkan pandangannya dari bukunya.
"Hah?" Keira mengangakan mulutnya tidak mengerti dengan perkataan Daffin.
"Iya aku sudah tahu. Kamu kan cukup terkenal di sekolah ini, mana mungkin aku tidak tahu." Daffin lalu menghadap Keira.
Keira tersipu malu lalu berdeham. Keira kemudian mengalihkan topik. "Apa kau selalu disini saat jam istirahat?"
"Tidak selalu."
"Tapi kenapa kau menyendiri disini? Apa kau tidak bersama teman-temanmu."
"Aku tidak punya teman," jawabnya singkat.
"Kalau begitu aku akan menjadi temanmu." Keira tersenyum manis ke arah Daffin.
Keira kembali menuju kelasnya. Baru saja masuk kelas Keira sudah mendapatkan teriakan dari Della.
"KEIRA DARI MANA SAJA KAU?" Keira menutup kedua telinganya.
"Aah berisik sekali sih kamu!"
"Emangnya kau habis dari mana sih, kok aku ditinggal?"
"Aku habis dari perpustakaan." Keira menyembunyikan senyumnya.
"Oh begitu. Anak rajin mah selalu ke perpustakaan."
Keira mengeluarkan buku sketsa yang selalu ia bawa, ia mulai menggambar sketsa seseorang. Keira menggambar wajah Daffin saat ia sedang duduk sambil membaca buku di perpustakaan tadi. Dia sangat keren. Della yang di sebelahnya penasaran dengan apa yang digambar Keira mengintip ke arah buku sketsanya itu. Keira yang menyadari Della hendak mengintip gambarnya, dengan sigap ia menutup kembali buku sketsanya dan memasukkannya ke dalam laci.
"Apa yang kau gambar tadi? Kenapa disembunyiin segala." Della lalu merogoh laci Keira hendak mengambil buku sketsa yang disembunyikan Keira tadi. Keira lalu menepis tangan Della. "Aww." Della memegangi tangannya.
"Ihh kepo banget sih kau."
"Pasti ada sesuatu, jangan-jangan...kau lagi naksir sama seseorang nih. Tidak biasanya kau aneh begini." Della melirik Keira penuh selidik.
"Jangan berpikir yang tidak-tidak. Ya enggak lah." Keira berkata bohong.
Tiba-tiba saja ketua kelas memanggil Keira. "Keira, kamu dipanggil Bu Rini di kantor."
"Ohh, baiklah." Keira lalu pergi ke kantor meninggalkan ruang kelas. Della langsung mengambil buku sketsa yang sempat Keira sembunyikan tadi.
"Keberuntunganku nih." Della membuka buku sketsa itu, ia melihat sketsa Daffin disana. "Sudah kuduga nih anak naksir sama Daffin." Della lalu mengembalikan buku itu ke tempat semula dan berpura-pura tidak tahu apa-apa.
Keira kembali dari ruang guru, ia lupa belum menyembunyikan buku sketsanya.
"Della, kau membukanya kan tadi?" Keira menyesali tadi tidak sempat menyembunyikannya.
"Tidak, jangan nuduh dong." Della berbicara tanpa menatap Keira, takut ketahuan berbohong.
"Aku tahu, kau pasti sudah membukanya tadi saat aku pergi. Ah sudahlah, nanti juga kau pasti akan tahu."
"Hei Keira jangan marah, maaf aku kepo sekali soalnya, sebenarnya sih aku sudah menduganya, aku cuma mau memastikan saja."
"Hah kau sudah tahu?" Keira langsung menoleh ke arah Della.
"Kau tidak bisa menyembunyikannya dariku, jelas sekali dari kelakuanmu. Akhir-akhir ini kamu aneh sekali, tiba-tiba menanyakan Daffin, saat jam istirahat saja kau langsung kabur entah kemana, tidak biasanya kau begitu." Della menjelaskan dengan santainya.
"Emangnya jelas sekali ya?" Keira menjadi malu sendiri.
"Iyalah. Tapi tenang saja aku akan merahasiakannya." Della mempraktekan mengunci mulutnya, kemudian membuang kunci khayalannya ke sembarang tempat.
"Bagus sekali, kau memang sahabat yang terbaik." Keira menepuk-nepuk pundak Della.
"Ya iya lah, Della dong." Della memasang ekspresi menyombongkan diri.
Keira melirik Della. "Kumat lagi sombongnya." Tetapi Keira bersyukur ia bisa memiliki sahabat yang bisa diandalkan seperti Della.
📕📗📘
Seperti biasa Keira berjalan beriringan bersama Della saat pulang sekolah sampai ke tempat parkiran. Ketika sedang asyik mengobrol dengan Della, tiba-tiba saja ada bola yang melayang tepat mengenai kepala Keira dengan keras. Keira terdiam sesaat. "Keira kau baik-baik saja?" Kemudian tubuh Keira merasa lemas dan terjatuh di tanah.
"KEI KEI, KEIRA BANGUN!" Della menggoyang-goyangkan tubuh Keira. Keira masih bisa mendengar seseorang memanggilnya, namun tubuhnya sudah tak kuasa menahannya. Kemudian ada seseorang yang datang menghampirinya. Keira sedikit melihat bayangan orang itu. Siapa dia? Kemudian keadaan sudah menjadi gelap gulita. Keira sudah benar-benar tidak sadarkan diri.
📕📗📘
"Tolong jaga Keira ya, dan setelah itu antar dia pulang. Soalnya aku harus segera pulang ada urusan yang harus kuselesaikan." Della mengarang alasan, ia meyakinkan orang yang ada di depannya agar menyetujui permohonanya.
"Mmm baiklah." Wajah Della langsung berseri-seri, ternyata tidak sesulit itu memintanya melakukan apa yang dikatakannya.
"Kalau begitu aku pulang dulu." Daffin hanya mengangguk. Della lalu pergi keluar ruangan itu. Keira kau harus berterimakasih kepadaku nantinya. Dalam hati Della senyum-senyum sendiri.
Daffin berjalan mendekati Keira yang masih terbaring di ranjang UKS. Daffin kemudian duduk di samping ranjang Keira, ia jadi merasa bersalah. Tak lama kemudian Keira mulai sadarkan diri, ia mendapati Daffin yang sudah ada di sampingnya.
"Keira kau sudah sadar." Daffin merasa lega Keira tidak sakit terlalu parah. Keira lalu mengubah posisinya menjadi duduk.
"Daffin? Kenapa kau ada di sini?" Dalam hati Keira merasa heran dan juga merasa senang dengan adanya Daffin yang tiba-tiba.
"Maafkan aku, tadi aku yang mengenai bola ke arahmu. Kau baik-baik saja kan?" Daffin cemas dengan apa yang telah ia lakukan. Keira menatap Daffin lekat. Apakah dia sedang mencemaskanku? Untung aku kena bola dia jadi mencemaskanku. Tapi sakit juga sih. Keira masih melamun memikirkan hal-hal yang baru saja terjadi. "Aah kau pasti tidak baik-baik saja, kau dari tadi hanya diam saja."
"Ah tidak, aku baik-baik saja. Kalau begitu aku mau pulang sekarang. Sampai jumpa." Keira turun dari ranjang dan mengambil tasnya, ia lalu berjalan keluar. Tetapi Daffin menahannya, sehingga membuat Keira membalikkan badannya.
"Biar aku saja yang membawakan tasmu." Daffin langsung melepaskan tas yang sedang digendong Keira. Keira hanya melongo dengan tingkah Daffin.
Saat sedang berjalan di pinggir lapangan, lagi-lagi ada bola yang melayang ke arah Keira. Daffin yang menyadari hal itu langsung menarik tangan Keira untuk menghindari Keira terhantam bola. Mereka berdua saling bertatapan dan hanya terdiam. Daffin masih memegang erat tangan Keira. Namun akhirnya Daffin tersadar dan langsung melepaskannya, ia langsung bergegas mendahului Keira.
Haii!! Semoga kalian suka dengan ceritanya^-^ beri pendapat kalian di komentar ya...dan juga jangan lupa untuk vote cerita ini. Cerita ini update setiap hari Selasa dan Jum'at ya^^
See you~
YOU ARE READING
Started in the Library [END]
Teen Fiction"Perasaanku dimulai ketika bertemu denganmu di perpustakaan." Sejak kepindahannya dua tahun lalu, Keira selalu diliputi perasaan tidak tenang. Ia merasa ada yang selalu mengikutinya setiap saat. Pada saat itu juga ia bertemu dengan Daffin, cowok tam...
![Started in the Library [END]](https://img.wattpad.com/cover/273669558-64-k314545.jpg)