PART 41

52.1K 2.8K 243
                                    

Baby Ola menghembuskan nafasnya ia melirik kanan dan kiri, hanya dirinya saja yang belum punya teman. Kedua kembarannya sedang berlatih basket sedari tadi, baby Ola menunduk merasa sedih karena tidak ada satupun yang mau berteman dengannya hanya tatapan kasihan saja yang orang perlihatkan untuknya.

"Aurora, kamu bawa bekal apa?" Tanya salah satu murid disana bernama Sasha, anak kecil itu bergeser duduknya agar dekat dengan baby OlaOla kamu bawa bekal apa?" Tanya Sasha

Baby Ola dengan segera mengambil kotak bekal yang sudah disiapkan mommynya, ada 4 buah roti dan satu susu botol ASI "Ada loti cama nenen."

"Kamu mau?" Tanya baby Ola sambil menyodorkan satu buah roti.

Sasha menggelengkan kepalanya "Kamu masih nenen? Roti kamu pasti murah nanti perut Sasha sakit."

"Iya, Ola masih nenen cama mommy. Ini loti buatan mommy kok gak bakal sakit."

"Kok udah besar masih nenen sih?!" Teriak Sasha.

"Kamu gak malu?" Lanjutnya.

"Teman-teman kesini deh, masa Aurora masih nenen haha."

Mereka semua mulai menertawakan baby Ola karena masih menyusu pada mommynya padahal usianya sudah 4 tahun.

"Ih masa udah gede masih nenen? Malu tau."

"Manja, dasar anak manja!"

"Jangan dekat-dekat sama Aurora, dia anak manja sama cengeng."

Baby Ola menunduk sambil mengusap air matanya kasar saat beberapa temannya mengejek dirinya "Daddy... mommy... dedek takut."

Shasa maju kedepan mendorong bahu baby Ola kasar membuat baby Ola terjungkal ke belakang "Dasar anak cengeng! Ngomong aja masih belum benar."

"Sorakin Aurora!"

"Huuuuuuuu"

Sasha membuang kotak bekal baby Ola beserta botol susu ASI nya yang sudah tumpah ke lantai "Jangan! Itu dali mommy hiks..."

"Bodoh!"

***

Di lain tempat Aidan dan Aiden berlari dengan cepat, mereka berdua baru saja berlatih basket. Entah kenapa keduanya merasakan sakit di dadanya yang luar biasa, mungkin ikatan batin saat salah satu diantara mereka tersakiti pasti keduanya akan juga ikut merasakan.

"Bang, dada Aiden sakit."

"Cepat larinya! Abang juga sakit dadanya."

Mereka terpaku melihat adik kecilnya yang duduk dilantai sambil terisak, baby Ola memegang kotak bekalnya yang terjatuh. Aidan dan Aiden memeluk tubuh adiknya yang bergetar hebat.

"Abang, kakak hiks..."

"Adek takut..."

"Mereka jahat hiks..."

Aiden dan Aidan mengepalkan kedua tangannya, matanya mengedarkan pandangannya pada murid-murid yang ada dikelas ini. Mereka semua menatap takut kearah Aidan dan Aiden.

"Pulang! Dedek mau pulang..."

"Daddy! Hiks..."

Aidan dan Aiden merasa gagal telah lengah menjaga adik kembarnya, hati keduanya ikut sakit saat baby Ola menangis sesegukan. Tanpa menunggu lama, Aidan menggendong tubuh mungil adiknya, banyak pasang mata yang memperhatikan ketiga bocah kembar itu. Teriakan dari beberapa guru tidak didengarkan oleh mereka.

"Tuan muda? Apa yang terjadi dengan nona?" Tanya Steven pada Aidan dan Aiden.

"Kita pulang om!"

"Baik, tuan muda."

LEXA [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang