☘️Delapan☘️

426 42 25
                                    

☘️𝕳𝖆𝖕𝖕𝖞 𝕽𝖊𝖆𝖉𝖎𝖓𝖌☘️
.
.
.
.

Alina berjalan dengan langkah gontai melewati lorong sekolah. Entah kenapa rasa semangat nya tiba-tiba hilang pagi ini. Badannya terbungkus oleh jaket dengan kepala yang ia tutupi sekalian.

Tak heran juga banyak pasang mata menatap kesukaan mereka pada Alina. Karena Alina disini juga merupakan salah satu primadona di SMA tersebut.

"Pagi Lina," sapa seorang cowok yang diketahui bernama Putra, cowok cupu dengan kacamata yang bertengger manis di kedua matanya, baju yang dimasukkan ke celana dengan celana yang dinaikkan agak tinggi, membuat dirinya dinilai sebagai satu-satunya cowo cupu di sekolah ini.

"Pagi," jawab singkat Alina lalu melenggang pergi, begitupun ketika yang lain menyapanya hanya dibalas oleh senyuman kecil. Entah kenapa rasa semangatnya hilang dengan sendirinya.

Sesampainya di kelas, dapat Alina lihat suasana sudah tampak ramai, karena memang sekarang sudah menujukan pukul 06.30 WIB.

Alina langsung menuju bangkunya, mendudukan badannya dengan kepala ia masukan ke dalam lipatan tangannya.

"Woilah kanjeng ratu! Dateng-dateng udah mleyot aja," sapa Seina heboh yang kini duduk di samping Alina diikuti Aca dan Eca yang duduk di bangku depan Alina.

"Semangat 45 nya mana oii," Seina menggoyang-goyangkan badan Alina.

"Hmmm," sahut Alina yang masih setia pada posisinya.

"Wehh sekarang cosplay jadi Nisa Sya'ban nehh," ujar Seina berusaha untuk mengajak Alina bicara.

"Hmmm," sahut Alina kembali.

"Kita harus ekstra sabar, ngadepin Alina yang kaya setan," ejek Seina ikut-ikutan menenggelamkan kepalanya seperti Alina.

Lalu tiba-tiba Alina mendongak, menapa intens Aca dan juga Eca.

"Eh Ca, gue mau tanya dong. Tapi lo jangan marah yaa," ujar Alina serius. Kini mereka bertiga dengan tiba-tiba juga menatap Alina dengan serius. Bahkan Seina pun ikut-ikutan.

Aca memutar bola matanya. "Ca Ca Ca Ca. Ca nya ada dua Lin, siapa yang lo panggil," tanya Aca.

"Lo berdua lah, gue mau ngomong serius. Eh tapi bertiga deng. Disini juga ada makhluk yang sangat sangat kepo," sindir Alina pada Seina yang kini menatap mereka tanpa dosa.

"Nasib gue emang dinistain teross," ujar Seina. Sementara Aca dan Eca sudah menunggu kelanjutan Alina.

"Syuttttt... lo mending diem aja deh Na, banyak bacot mending pergi sono!" kesal Eca sembari melempar pulpen.

"Oke diem semua, Putri cantik jelita Alina mau ngomong."

"Pertama gue mau tanya sama lo berdua Ca." Alina beralih mengambil foto yang sempat ditunjukan Riska kemarin.

"Salah satu dari kalian ada yang kenal orang ini? Please ngaku tolong," pinta Alina yang kini tiba-tiba mengubah suasana di antara mereka bertiga menjadi diam tanpa suara.

"Kalau kalian nggak ngaku, gue malah bakal cari info dengan cara gue sendiri," ancam Alina pada mereka berdua. Sementara Seina tetap diam mendengarkan seksama.

𝐀𝐥𝐨𝐧𝐞 (END) Onde histórias criam vida. Descubra agora