Teman-temannya yang lain masih setia memperhatikan pertunjukan drama mereka berempat.

"Habis si Sagas, habis," gumam Artan menatap iba temannya itu.

"Nih, cukup 'kan?" Sagas memberikan uang 400 ribu pada Juan.

"Cukup lah. Gue terima ya," ucapnya dan Sagas hanya mengangguk.

"Lain kali ilangin lagi aja. Nggak masalah gue." ucap Juan pada Meika.

"Iya, lain kali nyawa lo yang bakal gue ilangin. Mau?" ucapnya melotot.

"Udah udah. Ini urusannya udah selesai jadi jangan berantem lagi," ucap Sagas dan mereka hanya mengangguk.

Sagas tersenyum dan menepuk pelan puncak kepala Meika lalu kembali pada pekerjaan awalnya.

"Yeay! Makasih udah mau bantuin Juan! Sagas! Makasih loh uangnya!" teriak Meika berlari dengan Jihan pergi meninggalkan halaman belakang.

Sagas hanya terdiam ditempatnya. Mencerna kejadian barusan dimana ternyata dia sudah dikerjai.

"Uang gue ...," lirihnya sedih.

Melihat itu teman-temannya yang lain tertawa kencang menertawakan kesialan dan kepolosan Sagas yang bisa-bisanya tertipu.

"Juan kampret!" teriak Sagas kesal.

"Gue cuma bantuin mereka! Gue dipaksa Gas, sumpah!" teriak Juan yang berlari menghindari Sagas yang mengejarnya.

"Nggak terima penjelasan gue! Sini lo!" Sagas masih semangat mengejar Juan.

Sebuah hiburan di tengah lelahnya bekerja.

Dan mereka tidak tau ingin kasihan pada Juan atau Sagas saat ini.

***

Dua jam sudah berlalu, sekarang masih ada sisa 15 menit sebelum istirahat ke dua berbunyi.

Hasil pekerjaan mereka sudah tampak sekarang, secara keseluruhan masih 50% memang, tapi itu sudah bagus bukan? Besok pagi mereka bisa melanjutkannya lagi.

"Lama-lama bibir lo gue timpuk pake sepatu ya, Gas. Ngambek-ngambek gitu, nggak cocok, mana sok imut lagi," ucap Artan pada Sagas.

Sagas hanya berdecak kesal.

Mereka sedang bersantai sekarang. Duduk bersila membentuk lingkaran di atas rumput dengan berbagai macam makanan di depan mereka. Hasil mengelabui Sagas, di tambah uang Devin, Buk Ica dan yang lainnya. Tentunya mereka tidak menghabiskan semua uangnya.

"Tau nih, udah sih. Gue 'kan gunain uangnya buat kita sekelas. Buat beli makanan nih, lo juga makan tuh," timpal Meira.

"Iya Ka, iya. Lain kali minta langsung aja, nggak usah kayak tadi," ucapnya dengan nada lembut dan Meika hanya menyengir lebar.

Kadang Meika berpikir kalau Sagas salah menjadikanya pacar. Lihatlah, Sagas itu sangat loyal dan lembut padanya, Meika terlihat seperti pacar yang jahat di sini.

"Buk, kalau pas pelajaran Ibuk, kita belajar di sini aja. Kayaknya lebih enak, ya nggak?" ucap Devin memberi usulan.

"Nah, betul tuh. Gue setuju, gimana Buk?" tanya Arkan juga menyetujui.

"Boleh dicoba. Biar Ibuk juga enak ngasih materinya. Ibuk pasti bosen dong di kelas mulu. Mau ya Buk?" rayu Jihan diangguki yang lainnya.

Kalau soal meyakinkan dan merayu, warga X Ipa 4 memang juaranya.

"Perasaan kalian pinter banget ngerayu ya," cibir Buk Ica dan mereka hanya tertawa.

"Berarti Ibuk mau ya Buk?" tanya yang lain memastikan.

"Iya. Jangan terlalu santai tapi. Awas aja pas ulangan kalian nggak bisa jawab. Ibuk nggak ngizinin kalian ke sini lagi loh ya," ucap Buk Ica memperingati.

"Siap Bunda!" ucap mereka serentak memberi hormat.

Setelahnya mereka saling tatap satu sama lain. Dalam hati, kok bisa samaan gini?

Sedetik kemudian mereka tertawa. Lucu rasanya bisa samaan seperti itu tanpa di komando terlebih dahulu.

"Berarti bisa dong, kita manggil Ibuk dengan sebutan Bunda?" tanya siswi yang lainnya.

"Emangnya Ibuk setua itu dipangil Bunda?"

"Yee, ini mah panggilan khusus, Buk. Biar beda gitu dari yang lain," ucap Fauzan di angguki setuju oleh yang lain.

"Oke fix. Kita semua manggil Bunda sama Buk Ica!" ucap Artan lantang membuat Buk Ica yang ada di sampingnya terkejut.

Plak!

Pukulan itu mendarat di bahu Artan dan Artan hanya tertawa geli. Buk Ica bahkan belum memberi persetujuan.

"Kita pindah kelas yuk," ucap seorang siswi pada teman di sampingnya.

"Kalau bisa udah dari pertama gue ajuin. Kelas mereka asik banget, mana wali kelasnya mendukung lagi," jawab yang satunya.

"Tapi kayaknya gue nggak jadi deh, mereka itu good looking semua. Bisa mati kutu gue karna insecure," ucap gadis itu lagi.

Yaa, mereka berdua melihat kekompakan warga X Ipa 4, saat mereka tidak sengaja mendengar suara berisik dari arah sini.

***

Hadeuuhh nggak tau deh, ini gaje banget sih😪

Tapi author mah tergantung reaksi kalian aja, kalau suka author lanjut kalau enggak ya gitu.. hikseu🤧

So...
Jangan forget tekan bintang ya gaes..

Author tungguin 10 biji komen dari kalian huhu...

Papai❤️

Papai❤️

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Nov 23, 2022 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Ar|kan|tanWhere stories live. Discover now