Kompak

4 0 0
                                    

Seperti konsep awal, mereka semua_warga X Ipa 4_benar-benar bersenang-senang. Bagaimana tidak, Buk Ica membebaskan mereka 'berkreasi' seperti apa saja. Dan jangan terkejut kalau ternyata Buk Ica sudah mempersiapkan semuanya.

Mulai dari cat tembok, cat semprot, kuas, alat tukang, semuanya. Sekali lagi, mereka benar-benar bersenang-senang.

Ah, satu lagi, kata markas yang tadi Buk Ica katakan, mereka manfaatkan dengan baik. Tidak tanggung-tanggung, beberapa dari mereka ada yang membeli bibit bunga untuk di tanam, ada yang membeli lampu, tikar lengkap dengan kasur kecil beserta bantalnya karena mereka berencana membuat pondok untuk bersantai.

Kira-kira apa julukan yang cocok untuk kelas ini?

"Buk, kita bikin nama kita semua di dinding ini, keren kali ya?" ucap Sagas pada Buk Ica.

Sagas, Wales, Anggun dan 4 orang temannya yang lain bertugas membuat doodle art di dinding gudang lama yang ada di sana.

"Yang keren tapi ya?"

"Pasti, of course, tentu, Buk," jawab Wales mengacungkan dua jempolnya.

Anggukan Buk Ica membuat mereka ber-tos ria dan kembali bertempur dengan cat-cat yang ada di sana.

"Buk, gimana kalau kita pasang lampu tumblr?" tanya Ayana.

"Mau di pasang di mana?" tanya Buk Ica.

"Nah rencananya mau kita pasang di pohon-pohon itu Buk, sama nanti di pondoknya juga. Gimana, Buk?" Lagi Ayana meminta persetujuan.

Yaa, meski sudah diizinkan berbuat semaunya mereka juga tidak ingin membuat Buk Ica merasa tidak dihargai di sana. Mereka tetap bertanya dan meminta pendapat pada Buk ica untuk merealisasikan ide mereka.

"Pake uang siapa sekarang?"

"Uang si kembar banyak, Buk. Tenang aja." jawabnya enteng.

Buk Ica terkekeh mendengarnya. Saking dekatnya dan percayanya dengan Buk Ica, Ayana bahkan memberitahukan pada wali kelasnya itu kalau dia dan Arkan sudah bertunangan. Jujur lebih baik, itu katanya.

"Ya udah sana. Nggak perlu terlalu rame, ntar keliatan nggak bagus," ucap Buk Ica dan Ayana hanya memberi hormat lalu pergi menghampiri si kembar yang sedang sibuk membuat pondok beserta anak-anak cowok yang lainnya.

Wajah Ayana tiba-tiba panas liat Arkan yang hanya memakai kaus putih polos, dengan badan Arkan yang dibanjiri keringat. Terlihat err..

"Sagas! Cewek lo ngilangin sepatu gue!" teriak Juan yang sedang membersihkan semak belukar di sana.

Lantas semuanya menoleh ke arahnya, ada Meika dan Jihan juga di sana.

"Ganti rugi nggak mau tau pokoknya gue!!" teriaknya lebih lantang kali ini.

Sagas langsung saja berlari ke arah mereka sebelum Meika mencakar-cakar wajah Juan.

"Kok bisa ilang?" tanyanya.

"Masa sepatu gue dibuang sampai ke sana, nggak ketemu sampai sekarang! Ganti rugi lo!" ucapnya kesal.

"Yee, salah siapa nakut-nakutin gue pake cacing," balas Meika santai.

"Beneran ilang emangnya?" tanya Sagas sekali lagi.

"Ya lo pikir? Sepatu gue pergi bentar trus ntar balik sendiri gitu?" jawab Juan tidak santai.

Sagas menghembuskan nafasnya panjang. Mau bagaimana lagi, dia sayang Meika dan beruntungnya memegang banyak uang sekarang.

"Untung gue udah gajian kemarin," gumamnya mengeluarkan dompetnya.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Nov 23, 2022 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Ar|kan|tanWhere stories live. Discover now