PART 36

60.8K 2.9K 154
                                    

Beberapa minggu kemudian...

Pagi hari ini Alexa disibukkan dengan menyiapkan persiapan sekolah baby triplet pertama kalinya menginjak di bangku sekolah taman kanak-kanak. Mulai dari seragam, buku-buku, sarapan serta masih banyak perintilan lainnya. Alexa tentu saja sengaja terjun langsung meskipun masih dibantu Mita dan Meta, walaupun usianya baru 4 tahun tapi kemampuan otak Aidan dan Aiden melebihi usia 5-6 tahun.

Kejadian beberapa minggu lalu pun sudah dilupakan oleh Alexa, Mita dan Meta sudah meminta maaf secara langsung karena sudah lancang menyetujui prank yang dilakukan Leon, suaminya.

Alexa menciumi dahi suaminya beberapa kali membuat Leon menggeliat, ia menarik leher Alexa untuk ia peluk.

"Hei, wake up!" Ucap Alexa sambil mengecup bibir Leon.

"Enghh, mommy!" erang Leon dengan suara serak basahnya, tangannya menurunkan tali gaun tipis istrinya lalu melahap payudara besar Alexa.

Alexa memutar bola matanya malas "Nenen sebentar aja ya? abis itu mandi—"

"Mandi bareng!" Tungkas Leon disela hisapannya.

"No, daddy! Kita kan mau antar baby triplet sekolah tau."

Leon menganggukkan kepalanya mengerti, "Jangan bobo lagi daddy!"

"Hm."

Beberapa menit kemudian Leon menyudahi acara menyusunya karena perutnya sudah kenyang lalu mereka melanjutkan untuk mandi bersama dengan bercinta selama 1 jam saja, kurang cukup memang tapi lumayan bisa mengisi tenaga Leon.

***

Sekarang Alexa sedang berada di kamar baby triplet menekan tombol otomatis agar gorden terbuka, baby triplet masih tertidur diranjang dengan posisi baby Ola tengah dipeluk oleh abang dan kakaknya.

Memang baby triplet hingga sekarang masih tertidur bersama di kamar depan Leon dan Alexa, kamar semasa mereka kecil hanya diubah menjadi tempat bermain untuk mereka saja.

Sebelum membangunkan ketiga buah hatinya, Alexa menyempatkan mencium bibir baby triplet cepat karena takut suaminya datang kesini.

"Abang, kakak, dedek bangun sayang yuk! hari ini pertama kalian sekolah." Ucap Alexa sambil menepuk pelan pipi mereka satu persatu

Aidan yang pertama membuka matanya menatap wajah cantik mommynya yang tampak segar "Morning, mom!" Sapa Aidan sambil mengecup pipi mommynya

"Pagi juga abang! abis itu mandi ya sayang."

"Oke, mom!" Aidan berjalan pelan kearah walk in closed. Alexa menepuk pelan pipi baby Ola dan Aiden yang dari dulu memang sulit bangun pagi

"Kakak, dedek, bangun ih! Nanti kesiangan kalian sekolahnya."

Alexa menepuk jidatnya, ia berjalan kearah jendela sembari menunggu 5 menit untuk kembali membangunkan kedua anaknya.

Alexa menoleh matanya membulat "Kakak jangan geser-geser nanti adeknya jat—"

Gubrak!

"HUWAAA, MOMMY CAKIT!" Baby Ola menangis kencang karena punggungnya langsung menghantam lantai marmer, Aiden yang sedang tertidur langsung bangun dengan jantungnya yang berdegup kencang.

"Dedek! Aduh, mommy lupa tekan tombol penjaga pagarnya, maaf sayang. Cup, cup, princess jangan nangis." Alexa menimang-nimang gendongan baby Ola agar gadis kecil itu berhenti menangis.

Aidan menjitak kepala Aiden keras "Ck! Abang sakit!" Keluh Aiden sambil mengelus dahinya yang dijitak oleh abangnya.

"Dari tadi kan mommy udah bangunin lo! Kenapa gak bangun?"

"Iya maaf."

"Dedek berhenti nangisnya ya, lihat! Abang udah rapih." Alexa tersenyum kearah Aidan yang sudah berpakaian rapih tanpa bantuan dari dirinya.

Baby Ola tetap diam dengan wajahnya yang berada diketiak mommy nya "Abang panggilan daddy ya?"

"Oke, mommy."

Sebelum melangkahkan kakinya Aidan berbisik pada telinga Aiden "Mampus lo! Daddy is coming..."

Aiden merasakan jantungnya berdisko, dengan terburu-buru ia mengacir masuk ke dalam walk in closed meninggalkan Alexa yang menatapnya heran.

***

Leon menggendong baby Ola yang menangis di dekapannya, tangannya terus mengelus punggung baby Ola yang tadi terhandam lantai marmer.

Aidan dan Aiden sudah berangkat ke sekolah diantar William dan Steven, tadinya Alexa yang akan mengantar mereka berdua karena baby Ola yang menempel terus digendongan Leon membuat pria itu tidak bisa mengantar kedua putranya.

Aidan berkata jika dirinya dan Aiden diantar oleh William dan Steven saja, Aidan takut jika baby Ola membutuhkan mommynya.

Leon pun tidak jadi pergi ke kantor karena putrinya yang menempel sejak tadi di gendongannya, pakaian yang dikenakan Leon pun terbilang santai hanya memakai sweater hoddie abu dipadukan dengan celana hitam favoritnya.

Leon pun tidak jadi pergi ke kantor karena putrinya yang menempel sejak tadi di gendongannya, pakaian yang dikenakan Leon pun terbilang santai hanya memakai sweater hoddie abu dipadukan dengan celana hitam favoritnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Cakit, hiks..."

Alexa terus mencium pipi baby Ola yang bersandar di bahu suaminya. "Ke rumah sakit ya dedek?" Ajak Alexa tapi baby Ola terus saja menolak.

"Ucapin aja mommy..."

Leon memejamkan matanya menahan tawanya padahal sedari tadi tangan dirinya dan Alexa bergantian untuk mengelus punggung bayinya itu.

Padahal yang sebenarnya, baby Ola tidak begitu merasakan sakit dipunggungnya sekarang hanya tadi saat awal punggungnya terjun langsung kelantai. Baby Ola malas dan tidak mau sekolah karena takut.

Baby Ola merasa jika dirinya bodoh karena menghitung dan membaca saja belum bisa, padahal kedua kembarannya begitu hebat dalam bidang apapun tidak seperti dirinya yang lemah dalam semua hal.

Baby Ola sedikit iri dan insecure bersamaan padahal umurnya masih balita tapi bayi itu merasa gagal karena tidak bisa membuat daddy dan mommynya bangga.

"Sekarang mau apa hm? Bilang sama daddy dan mommy, dedek."

"Mo mamam ayam, mom!"

"Ayam cama cucu, stobeli dan anggul and yogut..."

"Waww, banyak sekali" bisiknya pada Leon membuat pria itu menahan kembali kekehannya.

"Oke sayang!"

"Mandi dulu tapi ya abis itu kita mamam"

Leon dan Alexa menatap baby Ola yang tengah mengeluarkan suara dengkuran halus, Alexa menepuk bokong semok bayinya yang memakai pampes "Ih dedek kok bobo sih!"

LEXA [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang