02

97 71 44
                                    

Saat ini Aksara tengah berjalan menuju kelasnya, setelah kejadian dengan Samuel dan kawan kawannya, Aksara tetap tersenyum dengan cerah.

Dan tibalah dia dikelasnya, kelas XI Ipa 1. Dibukanya pintu kelas dengan perlahan dan mengucap..

"Assalamualaikum."

Suasana hening, seisikelas menengok tepat ke pintu masuk.

Dengan santai dan luesnya, Aksara masuk lalu berjalan menuju mejanya yang tepat berhadapan dengan meja guru. Yang pastinya, senyum ramah dan cerahpun masih terpasang dimuka.

"Baru nyampe?" Ketika hendak duduk, salah satu teman Aksara, lebih tepatnya teman sebangku nya bertanya.

Dia Nino, salah satu siswa pintar dikelas itu, dengan wajah yang lumayan namun badan kurus kerempeng dan muka yang dihiasi oleh kacamata dia menjadi satu satunya teman kelas, Aksara.

"Iya e, No. Tadi aku telat, mangkanya aku bersihin wc dulu biar uangku ga dipotong buat denda." Jawab Aksara cengengesan.

"Ooo, gitu? Yauda, ini tadi ada tugas lanjutan dari Pak Bambang, ngelanjutin yang kemarin. Besok pagi, dikumpulkan ke ketua kelas, sekalian sama tugas yang kemarin." Nino menggeledah isi tasnya, mengambil sebuah buku tulis dan memberikannya pada Aksara.

"Oh, iya, makasih ya." Aksara buru buru menerimanya, dengan tersenyum dia mengucapkan terimakasih pada Nino.

"Halah, gapapa, lo kan temen gue, apa lagi kita sebangku jadi wajar aja kaya gitu. Btw..." Nino mengamati tampilan Aksara, matanya naik dari atas kebawah, meneliti dengan seksama.

"Ini lo kenapa? Baju kusut, muka juga rada kotor, kusam gitu? Terus sepatu lo juga basah?" Nino bertanya dengan curiga, matanya dengan lamat memandang Aksara.

Nino memang tau kalau Aksara sering kali di bully oleh teman sekelas yang lain, seperti Samuel dan kawan kawan misal dan sudah sering kali Nino menyarankan untuk lapor saja kepada pihak yang  berwajib namun Aksara selalu menolak dan berkata "Gausa, gapapa kok, wes biasa aku gini."

[Wes : Sudah dalam bahasa jawa.]

"Ahahaha.." Dengan tertawa canggung Aksara menjawab.

"Ndak papa kok, biasa, Samuel sama yang lain lagi nyari hiburan."

[Ndak : Bisa diartikan sebagai ngga.]

"Gapapa, gapapa, bapak lo itu gapapa." Nino menggelengkan kepalanya. Haduh anak ini, bisa bisanya bilang gitu sambil terus senyum? Apa dia ngga capek di gitu kan terus? Pikir Nino.

"Yasudah terserah, nanti pulang sekolah gue mau mampir kerumah lo bentar."

"Lho, buat opo to, No? Bukannya ga ada tugas apa apa?"

[Opo : Apa dalam bahasa Jawa.
Opo to : Bisa dianggap apa sih dalam bahasa Indonesia.]

"Lah ni anak, gue kesana ya buat main lah, masa mampir cuma buat nugas? Sekalian gue bawain komik tadi, kemarin abis beli komik baru." Nino dengan senyum pd nya menepuk nepuk tasnya selama beberapa kali.

"Lho masa?! Iya iya, nanti main aja kerumahku! Tapi lek dirumah ku gada suguhan, paling cuma Air putih aja." Aksara bertanya, dengan matanya yang cerah berkilauan.

[Lek : Kalau.]

"Halah, santai aja, ngapain juga pake suguh suguh an, gue kesana bukan numpang makan, dasar!" Dengan ringan, Nino menepok kepala Aksara yang dihiasi oleh blangkon itu.

"Iya deh, iya, tapi yo ndak usah mukul! Sakit tau!" Aksara mengelus ngelus kepalanya, dengan ekspresi muka soalah olah orang paling tersakiti didunia.

Bully : Cerita Perihal Pembunuh Tanpa TanganWhere stories live. Discover now